51 | lift

2.1K 260 34
                                        

Alo readers!

Masih ada yang nungguin I'm not chef?

Maaf ya update nya lama banget.

Terimakasih sudah menunggu! (Kalau ada yang Masih nunggu sih hahaha)

Happy weekend, and happy reading!


☕☕☕

Saat Siska masuk kedalam salah satu
kedai di pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta selatan matanya dengan mudah menangkap Sita yang tengah duduk di pojok ruangan, tempat Favorite nya sejak dulu.

Dengan langkah santai Siska berjalan menghampiri nya, "halo, maaf banget ya aku telat," Siska menarik kursi Dan duduk tepat di hadapan Sita.

Sita mengangguk, "enggak apa-apa, aku belum lama kok," ucapnya diiringi seulas senyum.

Siska mengangguk, "aku kaget kamu Tiba Tiba ngajak ketemuan, enggak biasanya," Tanya nya penasaran.

Tadi siang saat ia tengah meeting bersama supplier kopi, sita menghubungi nya secara tiba tiba Dan langsung mengajaknya bertemu di sini, Siska sempat heran, Setelah lulus kuliah Tak biasanya Sita mengajaknya bertemu secara mendadak, apalagi di jam Dan Hari kerja seperti saat ini.

Sita menghela nafas, ia menarik tas warna putih dari pangkuannya ke atas meja, merogoh nya Dan mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.

"Bisa kamu jelasin soal ini?," Tanyanya sambil menyodorkan amplop berwarna biru muda.

Siska mengerinyitkan dahi, perlahan lengannya bergerak mengambil amplop tersebut dari lengan Sita, "ini, apa?," Tanyanya, namun Sita Tak menjawabnya, perempuan di depannya itu hanya diam dengan tangan yang saling bertaut.

Siska semakin penasaran, lengannya dengan cekatan membuka amplop tersebut, Dan menarik sesuatu di dalamnya, siska terdiam Kaku, saat ia tahu isi amplop tersebut adalah beberapa lembar fotonya dengan Sakka yang mereka ambil sebelum keberangkatan Sakka ke jepang.

"Aku nemuin foto foto ini di dalam lemari mas Sakka, saat aku di suruh ambil kemeja dia, beberapa Hari yang lalu, aku fikir ini wajar, foto itu hanya menggambarkan kalian sebatas teman, mengingat kamu dekat sama mas Sakka. Tapi firasat aku enggak mengatakan demikian, pose kalian terlalu romatis untuk di sebut sebagai teman, ditambah dibalik fotonya banyak tulisan romatis yang bikin aku semakin yakin ada hubungan lain di antara kalian," rambut Siska bergerak gerak ketika ia berbicara.

Siska terdiam sejenak, ia menganggukan kepalanya, membuat Sita mengusap wajahnya frustasi.

"Kenapa kamu enggak pernah bilang Siska?,"

"Udah terlalu lama untuk Bahas ini lagi, lagi pula terlalu banyak perbedaan diantara aku Dan Sakka, dan aku enggak mau bikin hubungan pertemanan kita jadi canggung nantinya" jelas Siska tenang.

Sita menghela nafas Frustasi.

"kamu baik baik aja selama ini?"

"Apa kita bisa baik baik saja setelah orang yang kita cintai bersama orang lain? Dan meninggalkan kita begitu aja?," Tanya Siska dengan pandangan nanar.

"Aku hancur, sangat hancur, ketika dia menghilang begitu saja, aku hancur ketika tahu yang di ucapkannya selama ini bualan, aku hancur ketika dia datang setelah menghilang cukup lama sambil memberikan Undangan pernikahan nya seolah tidak pernah ada sesuatu diantara kami, tapi itu membuat aku sadar siapa diri aku yang sebenarnya,"

"Apa kamu Masih mencintai mas Sakka?," Tanya sita pelan.

Siska terdiam, ia menggeleng, "Sakka sudah bahagia, aku harap aku pun turut bisa bahagia,"

I'm Not ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang