Aroma kue menguar ke segala penjuru dapur, Siska baru saja mengeluarkan kue buatannya dari dalam oven lalu menyimpannya di meja, perempuan itu mengaduk whip cream warna warni yang sudah di siapkan ya dan memasukannya kedalam Piping bag.
Tangan wanita itu dengan lihai menghias cup cake buatannya dengan cream cream warna warni yang memberikan kesan lucu bagi yang melihatnya.
Setelah selesai Siska menyimpan cup cake buatannya kedalam nampan dan membawanya ke kafe, ia akan meminta Ryan dan Meta menilai cup cake buatannya.
Cafe kebetulan sedang sepi, hanya ada beberapa anak muda yang sedang mengobrol.
"Wah mbak buat apa nih?," Ryan bertanya ketika matanya melihat siska membawa nampan berisi kue kue di tangannya
Siska tersenyum, "saya bikin cup cake di cobain ya," ucap Siska
Ryan langsung menghampiri Siska begitu juga dengan Meta, mereka mengambil cup cake buatan Siska.
"Wah enak mbak," ucap Ryan membuat Siska bernafas lega.
Namun sedetik kemudian wajahnya menyelidik "beneran enak?," Tanya Siska tak percaya.
Ryan mengangguk "serius kamu?,", Tanya Siska lagi
Ryan tertawa "saya baru Nemu lho mbak orang yang mau di bilang makanannya gak enak,"
Siska mengerucutkan bibirnya "tuh kan bener gak enak," ucap Siska sebal.
"Enak mbak serius deh, bisa nih mbak kita jual di kafe, " ucap meta menengahi.
"Kan kita udah punya cup cake buatan kamu met," ucap Siska
"Ya kan yang saya itu cupcake coklat doang mbak, kalau yang mbak buat kan warna warni jadi cocok buat yang suka imut imut," ucap meta memberi saran.
Siska mengangguk nganggukan kepalanya "boleh deh nanti saya bikin ya,".
"Lagi ada apa nih keliatan ya seru banget," Pradikta datang menghampiri lalu duduk di sebelah Siska.
"Makan mas!," Tawar Ryan yang masih makan cup cake nya.
Mata Pradikta melihat cup cake berwarna warni diatas meja, "wah buatan siapa nih?," Tanya Pradikta Lalu mengambil cup cake nya.
"Buatan gue dong, enak kan?," Tanya Siska membuat Pradikta terkekeh.
"Enak banget, wah udah Pinter ya," ucap Pradikta lalu mengacak ngacak rambut Siska.
Membuat Siska kesal karna rambutnya berantakan.
Meta berdeham, "ngeri Friendzone ah" ucapnya Lalu pergi berlalu membuat Siska heran.
Ryan, Siska dan Pradikta mengabaikan sikap meta yang aneh mereka memilih membicarakan menu babychinno yang akan launching di cafe.
--
"Kenapa Bhi?," Suara Pradikta menggantung ketika melihat seorang wanita yang duduk di apartmen milik Abhi.
Abhi menghembuskan nafas berat, lalu menatap Pradikta Tak enak.
Wanita itu berdiri menghampiri Pradikta yang masih berdiri, ia tersenyum- senyum yang dulu selalu Pradikta bilang sebagai senyuman paling indah, tapi kini lelaki itu bahkan Tak membalas senyumannya.
Mata Pradikta menatap tajam, Abhi, Pradikta buru buru berbalik untuk pergi, namun tangannya di cekal oleh wanita itu.
"Ada apa?," Tanya Pradikta dengan suara dingin sambil bersedekap.
Wanita itu terkesiap, Lalu kembali tersenyum.
"Apa kabar?," Tanya nya.
"Sangat baik, "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Chef
Chick-LitSiska yang seumur-umur tidak memiliki kemampuan memasak memutuskan membuka kafe di Jakarta untuk menunggu sang pacar. Sayangnya, suatu insiden tak menyenangkan terjadi di hari pertama kafenya di buka, yang membuat Siska pada akhirnya menengenal Prad...