10). Libra dan Abil?

955 180 93
                                        

Happy Reading Guys,

Jangan lupa vote dan komen yaa

.

.

*******

Libra menyetir mobil dengan Abil berada di sampingnya, Dakka dan Geffie berada di belakang kursi penumpang. Semakin kesini, Libra melajukan mobil dengan sangat pelan.

Dakka melihat-lihat ke sekelilingnya dari dalam mobil, menerka-nerka pikirannya yang mulai bercabang. Dakka yang sudah tidak ingin menampung beban pertanyaan di dalam otaknya, lalu berkata, "Ini kita gak salah tempat, kan?"

Libra mengecek maps. Melihat ke arah depan sambil mencocokan nama tempat yang tercantum dalam maps itu. Benar! Nama-nama tempat yang dilihat, sama dengan yang ada di maps. Itu artinya, tempat yang mereka tuju memang sudah benar. Libra memberhentikan mobil dan berkata, "Gak. Emang ini tempatnya."

Dakka melihat papan nama yang jauh dari tempatnya, namun tulisan papan nama itu yang memenuhi pikirannya. Lantas Dakka berkata, "Jangan bilang kalau Panti Asuhan Hati Mulia tempatnya?"

"Gue rasa emang itu." Jawab Libra.

Abil dan Geffie membelalakan mata mendengar hal itu.

Geffie menggeleng-gelengkan kepala. "Sulit dipercaya. Panti itu selalu dapat penghargaan sebagai panti terbaik di setiap tahunnya."

"Kita akan tau sebentar lagi." Ucap Abil.

Abil becermin di kaca mobil, membenarkan rambut yang sedikit berantakan dan merapikan baju yang dipakainya. Menyemprotkan parfum yang diambil dari dalam sling bag miliknya.

"Oke. Saatnya bekerja, Abil." Ucap Abil kepada dirinya sendiri. Lalu membuka pintu mobil, saat kakinya akan melangkah keluar, Abil terdiam di tempat.

Libra memasangkan sebuah kalung di lehernya. Jarak mereka sangat dekat bahkan bisa dibilang berpelukan. Mengangkat rambut Abil untuk memasukkan kalung dan berbisik di telinga Abil. "Cantik. Lo tambah cantik. Jadi, jangan sampai dilepas!"

Deheman bersahut-sahutan menyadarkan keduanya, kalau mereka teman-temannya juga mendengar dan melihat hal tersebut.

"Kalau ada yang mau ngomong pribadi bilang ya, guys. Nanti kan kita-kita bisa ngehide headset ht-nya dulu." Ucap Beryl tertawa menggoda Libra dan Abil. Yang sekarang berada di Café Sky sedang membuat menu pesanan customer.

Mereka semua tertawa mendengar ucapan Beryl.

"Lanjutin-lanjutin! Kita gak lihat kok. Tutup mata, Gef." Ucap Dakka menutup mata Geffie dengan tertawa meledek.

Geffie tertawa. "Gelap-gelap! Udah belum?" Lalu mengintip Libra dan Abil yang sekarang sedang canggung.

Libra kembali ke kursi kemudi tanpa ada rasa malu. Sedangkan Abil menggosok kupingnya yang memerah karena malu, lalu keluar mobil dengan cepat.

"Yahh, kok langsung pergi, sih?" Tanya Dakka pura-pura.

"Cantik banget Abil ya, Lib?" Tanya Levin yang kini sedang berkutat dengan laptop di ruang live nineteen bersama Elvano yang juga berkutat dengan layar monitor di depannya.

Dakka dengan menggebu-gebu menjawab, "Banget, dong. Lo tau gak? Apa yang dikasih ke Abil tadi?"

"Apa-apa?" Tanya Beryl dan Levin bersamaan karena rasa penasaran.

"Kalung, woi. Yang limited edition itu. Dan kalian tau? Dipakaiin dong tadi, peluk-pelukan gitu kayak di drama-drama romance." Jawab Dakka menggebu-gebu.

LIVE 19.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang