Happy Reading Guys,
Ayo vote dan komen yokk
.
.
*******
Libra di dalam kamar mandi apartemen korban membuka kloset, barang kali ada bukti yang disembunyikan di situ. Tapi kosong! Menutup kloset kembali dan duduk diatasnya. Mendongakkan kepala, mengedarkan pandangan seraya berpikir dimana pelaku menyembunyikan barang bukti atau setidaknya ada sesuatu yang janggal dari TKP ini.
Sedangkan Abil kini meraba-raba kasur. Tidak ada apa-apa! Mengangkat kasur. Kosong! Tidak ada barang apapun! Abil menghela napas kasar, melihat segala ruangan apartemen.
"Gak ada yang masuk, selain pihak berwajib sama keluarganya." Ucap Elvano, setelah melihat rekaman CCTV di apartemen itu.
"Lo yakin?" Tanya Abil.
"Ya." Ucap Elvano tegas.
"Hasil otopsinya gimana?" Tanya Libra.
"Pihak keluarga gak mengajukan otopsi." Jawab Elvano.
"Hah? Udah ada kejanggalan, kenapa gak diotopsi sekalian?" Tanya Abil.
"Pihak keluarga waktu itu udah cukup yakin dengan adanya bekas luka di tubuh korban. Tapi ternyata gak cukup kuat sebagai bukti." Jelas Elvano.
"Coba kirimin rekaman CCTV-nya." Perintah Libra berdiri keluar dari kamar mandi mendekati Abil yang duduk di atas ranjang.
Elvano menyalin rekaman CCTV lalu mengirimkan file berupa video ke Libra. "Udah."
Libra membuka handphone, mengaktifkan data seluler. Memutar video yang dikirimkan oleh Elvano.
Benar saja. Tidak ada orang lain selain keluarga dan pihak berwajib yang datang memasuki kamar apartemen ini. Bahkan, Robert Fernando tersangka pelaku korban tidak pernah menjajakan apartemen ini, setelah kejadian pada hari itu.
Menghela napas pelan, dengan asal Libra membuka nutup sistem dan aplikasi yang dibuka asal oleh Libra.
Kenapa ini begitu sulit? Mereka sudah tau siapa pelakunya, namun tidak ada barang bukti yang bisa digunakan untuk menjerat pelaku.
*******
Di depan Apartemen Cendana Indah, tepatnya pos satpam. Dakka sedang duduk bersama salah satu satpam di sana. Dia ingin mencari informasi dari orang-orang di sekitar apartement ini.
"Berita-beritanya ada yang bunuh diri di sini ya, Pak?" Tanya Dakka.
"Iya, di lantai 8 atau berapa gitu." Ucap Pak Satpam sambil mengupas kulit kacang lalu memakannya.
Dakka mengangguk-anggukkan kepala seraya melihat gedung Apartement Cendana Indah.
"Ini dek, dimakan kacangnya." Ucap Pak Satpam itu menyodorkan bungkusan kacang kepada Dakka.
Dakka mengangguk. "Terima kasih, Pak."
Pak satpam mengangguk, lalu berjalan ke dalam pos satpam meninggalkan Dakka yang memakan kacang sendirian.
Tak lama, pak satpam membawa secangkir kopi dan memberikan ke Dakka. "Ini minumnya."
Dakka tersenyum. "Eh, gak usah, Pak. Kok malah ngerepotin."
"Sok-sokan nolak, padahal senang kan lo penyelidikan kek ngeronda. Dikasih apa lo?" Cibir Levin masi di dalam mobil depan RS. Cakrawala.
"Kopi tuh pasti." Jawab Abil.
![](https://img.wattpad.com/cover/276253772-288-k827825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE 19.00
Подростковая литератураSekumpulan anak terpilih yang bekerja sama dengan seorang jaksa penuntut umum untuk menyelidiki kasus. Namun, sesuatu yang janggal terlihat ketika mereka menyelidiki satu kasus dimana itu mengungkap kebenaran yang telah terkubur lama. ******* "Se-te...