Happy Reading Guys,
Vote dan komen yaa
.
.
*******
Di ruangan kamar bercat abu-abu, terlihat Robert duduk di atas kasur dengan bersandar pada pilar tempat tidur, sesekali tertawa menatap handphone yang digenggam di tangan kanan.
Suara decitan pintu yang terbuka, terdengar ditelinga Robert, lantas Robert mengalihkan pandangan ke arah pintu. Terlihat sosok wanita paruh baya, Robert meletakkan handphone di sebelah kiri.
Mama Robert tersenyum manis. Menutup pintu kembali, lalu berjalan mendekati Robert dengan tangan yang membawa kotak P3K. Mendudukan diri tepat di sebelah Robert.
Mama Robert membuka kotak P3K tersebut. "Perawat kok gak ngurusin diri sendiri." Menuangkan Nacl 0,9 % sedikit demi sedikit ke kapas, lalu menyapu luka-luka Robert yang ada di wajah dengan pelan.
"Biar dirawat mama." Jawab Robert tersenyum.
Mama Robert tertawa pelan. "Sayang banget ya calon istri kamu meninggal, kalau aja dia gak bunuh diri. Mungkin sekarang dia yang ngerawat kamu."
"Masih ada mama yang bisa ngerawat aku."
"Kamu kalah lho sama anak tetangga. Dia udah mau jadi ayah, kemarin mama syukuran 4 bulanan ke rumahnya."
Robert tertawa. "Nanti Robert cari cewe lagi."
"Kamu gak trauma? Tiap punya pasangan pasti ada-ada aja kejadian aneh." Menatap wajah Robert sebentar, lalu menyisihkan kapas yang telah dipakai untuk nanti dibuang ke tempat sampah.
"Enggak juga." Jawab Robert santai.
Mama Robert mengambil salep di dalam kotak P3K. "Kalau bisa, kali ini jangan cepat-cepat nyari pasangan."
Robert menyeritkan dahi. "Kenapa?"
"Mama khawatir sama kesehatan mental kamu." Mama Robert menatap kedua mata Robert dengan pandangan yang tidak seperti biasanya, lalu mengoleskan salep neosporin ke bagian luka wajah Robert.
Robert terkekeh. "Perhatian banget sama anaknya."
Mama Robert tertawa. "Anak ganteng mama satu-satunya." Menutup salep dan memasukkannya ke dalam kotak P3K.
Setelah selesai mengobati, mama Robert menatap lekat Robert. "Gimana proses hukum anak yang buat kamu begini?"
"Masih diurus pihak kepolisian." Jawab Robert.
Mama Robert mengangguk-anggukan kepala. "Kamu ngapain ada di TKP itu?"
"Oh, ngambil barang yang ketinggalan."
"Pakai seragam kebersihan?" curiga mama Robert.
Robert terdiam. Ingatannya kembali pada malam itu,
Dimana Robert mengganti pakaian seragam kebersihan dengan baju biasa di kamar mandi apartement cendana indah, lalu keluar dari apartement dan langsung pulang ke rumah.
Bukannya gue balik ke rumah udah pakai pakaian biasa? Kenapa mama tau gue ke sana pakai seragam kebersihan? batin Robert.
Robert menatap mama sangat dalam. Seolah membaca pikiran mamanya.
Mama Robert menghela napas pelan. Satu tangan menyambar kotak P3K. "Mama percaya sama kamu." Menepuk bahu Robert pelan dan berjalan keluar kamar.
Sebelum menutup pintu kamar, mama Robert berkata. "Ambil cuti! Gak usah kemana-mana dulu!" Lalu menutup pintu kamar Robert dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE 19.00
Teen FictionSekumpulan anak terpilih yang bekerja sama dengan seorang jaksa penuntut umum untuk menyelidiki kasus. Namun, sesuatu yang janggal terlihat ketika mereka menyelidiki satu kasus dimana itu mengungkap kebenaran yang telah terkubur lama. ******* "Se-te...