27). Terjadi Kesalahan

719 132 46
                                    

Happy Reading Guys,

Ayo vote dan komen yokk,

.

.

*******

Abil, Libra, Dakka, Beryl, Levin dan Geffie berdiri mengerumuni Elvano yang duduk di depan layar komputer. Melihat kedua jari tangan Elvano bergerak di atas keyboard, menampilkan tayangan kamera CCTV di jalan dekat rumah Robert.

"Kalau di rumahnya tetap gak ada barang bukti, gimana?"

"Belum juga dicari, piyik satu ini udah pesimis." Ucap Dakka.

Abil hanya melirik tajam Dakka.

"Kita gak bisa tinggal masuk ke rumahnya. Warga di sekitar terlalu ramai berlalu lalang." Ucap Geffie.

Beryl mengangguk. "Daerah sana emang selalu ramai. Apalagi kalau malam, banyak ibu-ibu ngerumpi di warung deket situ."

"Orang tua Robert juga selalu ada di rumah." Ucap Levin.

"Adain syukuran di rumah lo!" Perintah Libra.

Beryl sudah mengerti arah pembicaraan Libra, mulai cengengesan. Jari telunjuk digerakan menujuk Libra. "Jangan aneh-aneh," Kepalanya dimiringkan, kedua mata menyipit menatap Libra. "Jangan bilang lo mau—"

Libra mengangguk.

Beryl menggeleng. "Gak! Gue gak mau,"

"Lagian, syukuran apaan di rumah gue?"

"Sunatan." Sahut Levin cepat.

"Lo yang disunat mau?!" Sewot Beryl.

Dakka, Geffie dan Abil tertawa mendengar hal itu.

"Lo lah, lo kan yang punya rumah." Jawab Levin.

"Gak melulu yang punya rumah. Lo kalau mau sunat kedua kalinya di rumah gue juga gak apa-apa." Ucap Beryl.

"Abil aja tuh, syukuran 4 bulanan." Celetuk Levin.

Abil yang namanya dibawa-bawa, lantas membelalakan mata. "Gak! Apa-apaan lo bawa-bawa gue?!"

"Udah tuh paling mantep Abil pura-pura hamil. Terus syukuran di rumah Beryl." Ucap Dakka.

"Gak! Gak! Punya suami aja gak." Umpat Abil.

"Nah, itu. Suami lo si tuan rumah Beryl." Sahut Dakka.

Libra yang mendengar itu menatap tajam Dakka. Kenapa malah gini? batin Libra.

"Apa?!" Kaget Abil dan Beryl bersamaan.

"Gak! Pakai cara lain!" Tolak Abil.

Beryl mengangguk. "Tetangga gue bisa nyinyir sana sini."

"Siap-siap. Kita gak punya waktu banyak." Ucap Geffie. Setelah itu, menepuk bahu Libra yang berada disebelahnya. Berbisik, "Santai, cuma bagian dari misi. Itu juga awalnya rencana lo kok." Lalu terkekeh pelan, berjalan menjauh untuk bersiap-siap menjalankan misi.

Libra menatap tajam Geffie yang mulai menjauh. Lalu, bergantian menatap Abil dan Beryl yang kini berdiri bersebelahan. Sialan, cocok lagi, batin Libra kesal.

"Woi, yang benar aja?!" Protes Beryl melihat Geffie.

"Gara-gara lo!" Tunjuk Abil dengan kedua mata menajam menatap Libra.

Libra yang juga sama pusingnya dan tak punya cara lain. Tanpa menanggapi ucapan Abil, dia melangkahkan kaki begitu saja, menyusul Geffie yang sudah lebih dulu bersiap.

LIVE 19.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang