7. Tom and Jerry

15.6K 756 41
                                        

"Heh ngapain Lo?"

Felix berdiri di belakang Anin dengan handphone ditangannya. Anin terkejut bukan main, ia langsung berdiri dari duduknya.

"Gue tanya malah diem aja, punya mulut gak Lo?" sentak Felix membuat Anin ketakutan. Anin menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Ngapain Lo malem-malem malah duduk di tangga bukannya tidur?" tanya Felix lagi.

"Anin enggak bisa tidur" jawab Anin dengan kepala tertunduk serta suara yang sangat pelan.

"Gak ada duit dibawah kagak usah ngeliat kebawah mulu" ujar Felix namun tak dihiraukan oleh Anin.

"Takut Lo sama gue hah?" tanya Felix.

Anin diam tak menjawab membuat Felix mendengus. Felix mengangkat dagu Anin menggunakan telunjuknya, dapat ia lihat kedua mata gadis itu berkaca-kaca dan siap mengeluarkan cairan bening. "Cengeng Lo" ejek Felix.

Felix berlalu menuju dapur meninggalkan Anin, lalu balik lagi menghampiri Anin dengan membawa cemilan dan kaleng soda ditangannya.

"Sini duduk" Felix mendudukkan dirinya di tangga. Dengan kesal Felix menarik tangan Anin agar duduk disebelahnya. "Sini aja temenin gue main game" ujar Felix. Alhasil mereka duduk bersebelahan di tangga.

"Nih makan" Felix menyodorkan beberapa cemilan kepada Anin. Anin menggeleng.

Felix mengangkat bahunya acuh, ia mulai memainkan game nya tanpa menghiraukan Anin. Beberapa menit kemudian Felix selesai bermain gamenya, ia melirik Anin yang sedari tadi diam dengan kepala menunduk.

Felix mencolek tangan Anin. "Heh!"

"Diem diem bae Lo" ujar Felix seraya meminum minuman kalengnya. "Kenapa?" tanya Felix pada gadis itu.

"Kenapa apa?" tanya balik Anin tak mengerti.

"Kenapa enggak bisa tidur?"

"Enggak tau" Anin menggelengkan kepalanya. "Anin mau pulang" pinta Anin.

"Sono pulang aja sendiri, ngapain bilang sama gue"ujar Felix dengan tampang tengilnya.

"Anin enggak tau jalannya" ujar Anin dengan wajah sedih.

"Bodo amat, itu urusan Lo"

Air mata Anin meluruh membasahi kedua pipinya. "Anin mau Ayah, Anin enggak mau disini" ujarnya.

Felix hanya menatap Anin malas. "Ayah Lo itu udah mati Anin, dia enggak akan bangun lagi" ujarnya.

Tangisan Anin tambah kencang membuat Felix kelimpungan. "Stttt, udah dong nangisnya" ujarnya membujuk Anin.

Felix membekap mulut Anin menggunakan sebelah tangannya, sementara satu tangannya lagi ia tempelkan pada mulutnya sendiri mengisyaratkan Anin agar berhenti menangis.

"Sttt, heh bisa diem enggak sih?!" ujar Felix galak. Namun bukannya berhenti tangisan Anin malah tambah kencang.

Felix celingak-celinguk takut ada orang yang mendengar tangisan Anin lebih tepatnya ia takut ketahuan kedua orang tuanya. Akhirnya Felix memutuskan untuk membawa Anin ke kamarnya. "Berhenti gak atau mau gue kasih makan Lo ke hantu hah?" ancam Felix. "Mau?" tanya Felix lagi.

Anin menggelengkan kepalanya. "Ya udah berhenti nangisnya"

Anin memberhentikan tangisannya namun masih sesegukan. Felix mengambil gelas berisi air putih di atas nakas sebelah tempat tidurnya. "Nih minum" ujarnya seraya menyodorkan gelas itu.

Anin menerima gelas itu lalu menegaknya hingga tandas, lalu memberikan kembali gelasnya pada Felix. Felix merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia memperhatikan Anin yang masih berdiri. "Ngapain Lo masih disini sana ke kamar Lo" usir lelaki itu.

Anin hanya diam seperti patung. Felix bangkit dari rebahan nya lalu menghampiri Anin. "Sana keluar, gue mau tidur" usir nya seraya mendorong tubuh Anin agar keluar dari kamarnya.

"Tidur Lo" ujar Felix sebelum kembali menutup pintu kamarnya.

Felix kembali merebahkan tubuhnya namun matanya tak sengaja melirik gelas miliknya kosong karena air nya tadi telah diminum oleh Anin. Dengan malas Felix bangkit kembali lalu meraih gelas kosong itu berniat untuk mengisinya.

Felix membuka pintu kamarnya, ia terkejut ketika melihat Anin yang masih berdiri didepan pintu kamarnya. "Lo ngapain masih disini?"tanya Felix heran.

"Takut" jawab Anin pelan.

"Takut apa anjir, orang kagak ada apa-apa juga" Felix melangkahkan kakinya berniat menuju dapur, ia mendelik kesal karena Anin malah mengikuti nya dari belakang.

"Nanti ada hantu" ujar Anin pelan.

"Ga ada hantu di sini" ujar Felix."Ga usah takut" sambung nya.

"Abang mau kemana?" tanya Anin.

'Aneh banget anjir' ujar Felix dalam hati, ia merasa aneh ketika dirinya di panggil Abang oleh Anin. 'Kenapa engga bubub aja sih manggilnya?' ujar Felix dalam hari seraya cekikikan.

"Dapur, ngapa mau ikut Lo?" Anin menganggukkan kepalanya.

"Tidur aja sana" ujar Felix seraya mendorong bahu Anin.

"Enggak mau" ujar Anin menahan tubuhnya agar tidak terdorong. "Anin mau ikut Abang" lanjutnya.

"Ogah! Sana Lo masuk kamar!" suruh Felix. "Gak usah ngintilin gue" ujarnya. Anin hanya diam memandang Felix dengan mata berkaca-kaca nya.

"Awas Lo ngintilin gue!" ujar Felix dengan tatapan tajamnya. "Gue kasih Lo ke hantu!!" ancamnya. Anin mulai menangis ketakutan.

"Nangis terus sampe mampus!" ujar Felix seraya berlalu meninggalkan Anin.

Anin melangkahkan kakinya memasuki kamar nya seraya menangis, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu membungkus dirinya di menggunakan selimut.

🌻🌻🌻

Bersambung......

Felix password nya apa : "Nangis terus sampe mampus!!"

Jahat emang bubub Felix nih 😭

FELIX RAJENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang