Jam menunjukkan pukul tujuh malam, itu artinya sudah waktunya untuk makan malam.
Ratna memasuki kamar Anin berniat untuk mengajaknya makan malam bersama. Ia kira Anin sudah bangun dari tidurnya. Namun, yang ia lihat Anin sedang tidur dengan wajah dipenuhi keringat serta air mata, Anin juga terlihat sangat gelisah dalam tidurnya. Mungkin gadis itu mimpi buruk, pikir Ratna. Ratna duduk di ranjang. "Anin" panggilnya.
"Sayang bangun yuk" Ratna mengusap peluh yang membasahi kening Anin.
Cklek
Pintu kamar Anin terbuka menampakkan Bakri yang datang dengan segelas air putih ditangannya. "Nih mah buat Anin" ujar Bakri seraya menyimpan air itu di atas nakas sebelah ranjang. "Anin kenapa ini?" tanya Bakri ketika melihat Anin dengan kondisinya yang seperti itu.
"Mama gak tau pah" Bakri mendekati Anin. "Anin bangun yuk" ujar Bakri seraya menggoyangkan lengan Anin pelan.
"Pah ini Anin enggak bakal kenapa-kenapa kan?" tanya Ratna panik.
"Engga kamu tenang dulu, jangan panik sayang" ujar Bakri menenangkan Ratna yang terlihat sangat takut Anin kenapa-kenapa.
"Kayaknya Anin mimpi buruk deh mah" ujar Bakri.
"Sayang" panggil Bakri seraya mengusap pipi Anin yang basah oleh air mata.
"Ayah jangan tinggalin Anin" racau Anin dalam tidurnya. Bakri dan Ratna saling memandang satu sama lain.
"Anin mau ikut ayah"
"Anin bangun yuk" Ratna menggoyangkan lengan Anin. Anin mulai terusik dalam tidurnya.
"AYAHHH" teriak Anin dengan nafas yang tidak teratur. Anin duduk dengan napas ngos-ngosan lalu menatap Bakri dan Ratna.
"Nih minum dulu sayang" ujar Ratna seraya menyodorkan gelas ke hadapan Anin. Anin meneguknya hingga tersisa setengah.
"Kamu mimpiin ayah yah?" tanya Ratna mengusap tangan Anin.
"Iya, Anin mimpi ketemu ayah" ujar Anin dengan suara parau. Anin mulai menangis.
Ratna menarik Anin kedalam pelukannya, ia mengusap-ngusap punggung Anin, bermaksud untuk menenangkannya.
"Tadi Anin ketemu ayah, ayah peluk anin, ayah juga cium Anin" Anin menceritakan mimpinya kepada mereka berdua. Ratna dan Bakri membiarkan Anin nangis sepuasnya dulu.
Setelah merasa Anin cukup tenang Ratna mengajaknya untuk makan bersama mereka. "Sttttt, udah dong jangan nangis terus nanti mata kamu bengkak" ujar Ratna seraya mengusap pelan kedua mata gadis itu. "Udah ya nangis nya" ujar ratna. Anin mengangguk.
"Sayang, kamu belum makan, kita makan bareng ya" ujar Ratna. "Iya kamu cuman makan tadi siang waktu di mall itu juga cuman sedikit" timpal Bakri.
Anin memang sedang tidak enak untuk makan, jangankan makan, gadis itu bahkan sedang tidak ingin melakukan apapun selain mengurung diri didalam kamarnya seraya menangisi sang ayah tersayang.
"Yuk cuci muka dulu" ajak Ratna.
"Anin mau mandi dulu" ujar Anin.
"Ini udah malem loh, besok aja ya mandinya?" ujar Bakri. Anin menggelengkan kepalanya. "Ya udah tapi pake air anget ya" ujar Bakri.
Anin menganggukkan kepalanya.
Bakri menyuruh Ratna menyiapkan air hangat dan perlengkapan untuk Anin mandi sementara Bakri menemani Anin dan mencoba menghibur nya.🌻🌻🌻
Felix menuruni tangga rumahnya ia melangkahkan kakinya menuju meja makan. Felix menarik kursi kosong lalu mendudukkan dirinya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELIX RAJENDRA (END)
Teen FictionJudul awalnya STEPBROTHER, ku ganti 😸 Felix Rajendra. Murid laki laki yang terkenal dengan kenakalannya, selain itu ia juga terkenal karena menjabat posisi sebagai ketua Xeiver, sebuah geng motor yang beranggotakan hanya kaum laki-laki saja. Anindi...