66.BUKTI DAN PENJELASAN
Felix dan Anin kini tengah makan malam di ruang makan yang ada di apartemen lelaki itu. Mereka berdua belum pulang ke rumahnya sedangkan teman-teman Felix sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.
Anin menoleh ke arah jam yang menempel di dinding, jam baru saja menunjukkan pukul delapan malam. "Abang nanti jadi kan anter Anin ke rumah ayah?" Tanya gadis itu.
"Besok aja" Jawab Felix sembari mengunyah nasi goreng yang ada di dalam mulutnya.
"Sekarang aja" Pinta Anin dengan memohon.
"Ogah ah, gue mau pulang pengen istirahat" Tolak Felix dengan mata menatap gadis itu.
"Ayolah sebentar aja kok" Mohon Anin dengan wajah melasnya.
"Engga!!" Felix bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamarnya untuk mengambil handphone nya.
"Cuci nin piringnya" Perintah Felix sebelum memasuki kamarnya.
Anin menatap piring miliknya dan juga milik abangnya itu. Sebelumnya ia belum pernah sama sekali mencuci piring. Dengan terpaksa Anin bangkit dan membawa kedua piring tersebut ke tempat pencucian piring dan mencucinya hingga bersih.
Sedangkan di dalam kamar, Felix membuka tas milik Anin dan mencari foto yang ia lihat tadi. Ia penasaran dengan foto tersebut. Felix celingak-celinguk takut ketahuan oleh Anin. Ia dengan cepat mengorek-ngorek tas sekolah milik gadis itu dan ia sama sekali tidak menemukan keberadaan foto tersebut. "Ck, mana sih kok ga ketemu-temu?!" Geram Felix tak sabaran.
Felix mengeluarkan semua isi tas sekolah milik Anin, ia membolak-balik jilid buku-buku namun tetap juga tidak ada.
"Abang ngapain??" Tanya Anin dengan raut wajah terkejut. Dengan cepat gadis itu mengahmpiri abangnya dan mengambil alih semua buku-buku yang ada di tangan Felix.
"Gue lagi nyari foto" Jawab Felix dengan jujur. "Kok ga ada? Lo simpen di mana?" Tanya lelaki itu.
"Foto apaan?" Tanya Anin pura-pura tidak tahu.
"Gatau, tadi gue liat foto di tas lo terus pas mau gue liat lagi eh udah ga ada" Felix menjelaskan panjang lebar.
"Bohong kan lo!" Tuding Felix. "Lo lagi sembunyiin sesuatu kan dari gue?!" Tanya lelaki itu dengan nada tinggi membuat Anin sedikit terkejut.
"Engga ada, Anin engga sembunyiin sesuatu" Anin mencoba membela dirinya. Kedua mata gadis itu sudah berkaca-kaca.
"Ck, awas aja kalo sampai gue tau lo sembunyiin sesuatu dari gue, abis lo!" Felix menatap tajam Anin. Nyali Anin sedikit menciut. Gadis itu tengah memasukkan beberapa bukunya ke dalam tas sekolahnya lagi.
Namun ketika akan memasukkan buku tersebut, secarik kertas foto tiba-tiba terjatuh ke bawah ke luar dari lembaran-lembaran kertas buku milik Anin. Dengan cepat Anin membawa foto tersebut dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
"Tuh kan!!" Felix dengan cepat merampas foto yang berada di tangan Anin dengan sedikit kasar.
"Abang jangan lihat ihhh" Nada suara Anin sudah bergetar menahan tangis.
"Kenapa gue ga boleh lihat hah?!" Felix bertanya dengan emosi.
Anin berusaha merebut foto itu kembali dari tangan Felix namun gadis itu sangat kesulitan karena Felix mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Abang pliss jangan liat fotonya" Anin memohon-mohon dengan air mata bercucuran. Ia takut Ratna akan memarahinya karena Felix melihat foto tersebut.
"Kenapa Lo takut banget sih?" Felix mengusap pipi Anin dengan lembut. "Gue cuman mau liat aja, engga bakalan gue ambil kok fotonya entar gue balikin lagi" Ujar lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELIX RAJENDRA (END)
Novela JuvenilJudul awalnya STEPBROTHER, ku ganti 😸 Felix Rajendra. Murid laki laki yang terkenal dengan kenakalannya, selain itu ia juga terkenal karena menjabat posisi sebagai ketua Xeiver, sebuah geng motor yang beranggotakan hanya kaum laki-laki saja. Anindi...