Flash back on
Kala itu Anin tengah bersekolah di TK dengan ditemani oleh baby sitternya.
Anin dan teman-temannya diberi tugas menggambar anggota keluarga masing-masing oleh gurunya.Waktu itu Anin menggambar seorang anak perempuan sedang bergandengan tangan dengan ayahnya, hanya berdua tanpa ada sosok seorang ibu yang mendampingi mereka.
Lalu mereka semua disuruh maju ke depan untuk memperlihatkan hasil gambarnya. Tiba giliran Anin. "Ini dia keluarga aku" ujar Anin seraya merentangkan buku gambar nya dengan raut wajah penuh kegembiraan.
Ibu guru Anin melihat gambar Anin lantas melayangkan pertanyaan. "Ini siapa aja nin?" tanya ibu guru. "Ini Anin sama ayah Anin" jawab Anin dengan senyum mengembang sempurna.
Salah seorang teman kelas nya bertanya. "Kok cuman berdua?" tanyanya. Teman yang lainnya pun ikut menyahuti. "Kamu kok enggak gambar ibu kamu sih nin?"
Ibu guru pun ikut bertanya. "Anin, kenapa bundanya enggak Anin gambar?"
"Anin engga punya bunda" ujar Anin seraya menggelengkan kepalanya. "Anin cuman punya ayah aja" lanjutnya.
"Bunda Anin kemana emangnya?"
"Anin engga tau" jawabnya polos.
Semenjak saat itu teman-temannya selalu mengejeknya karena dirinya tidak mempunyai sosok seorang ibu.
Memangnya ini kemauan Anin, jika Anin dapat memilih pun, Anin tidak ingin seperti ini. Dirinya juga menginginkan sosok seorang ibu didalam hidupnya, meskipun sang ayah telah memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat menggantikan sosok seorang ibu itu, Anin tetap menginginkan seorang ibu. Ia merasa iri, ketika melihat teman-temannya selalu diantar jemput oleh ibu mereka, sedangkan dirinya hanya diantara jemput oleh baby sitternya, karena sang ayah yang sibuk bekerja. Anin juga ingin setiap bangun dan setiap akan tidur ada sosok seorang ibu yang menemaninya, membangunkannya, menyiapkannya sarapan, pakaian dan mengajarinya menggambar. Anin sangat ingin itu.
"Haha kasian engga punya ibu" ejek teman nya.
"Pasti kamu dibuang ya sama ibu kamu?" tanya temannya yang satu lagi.
"Kasian deh yang enggak punya ibu" ejek teman-temannya yang lain.
"Jangan mau main sama Anin, dia enggak punya ibu soalnya"
Salah seorang temannya maju mendekati Anin lalu mendorong tubuh mungil Anin dengan keras hingga membentur kursi dibelakang tubuh gadis itu. Anin menangis tersedu-sedu, punggungnya terasa sangat sakit karena terbentur kursi dibelakang nya, tak lama seorang guru mendatangi mereka lalu membantu dan menenangkan Anin.
Teman-temannya sudah kabur ketika melihat guru datang. Anin hanya diam seraya menangis lalu berlari menghampiri baby sitternya.
"Non Anin kenapa?" tanya baby sitter nya panik ketika melihat anak majikan nya menangis histeris.
"Anin mau pulang" pinta Anin. "Anin mau ayahh bi" pinta nya lagi.
Baby sitter nya memutuskan untuk menggendong Anin karena tangisan anak itu tidak kunjung berhenti. Tak lama guru tadi datang menghampiri mereka.
"Bu, ini Anin kenapa?" tanya baby sitter Anin. "Anin di bully sama temen-temennya" ujar guru itu.
"Ya ampun"

KAMU SEDANG MEMBACA
FELIX RAJENDRA (END)
Novela JuvenilJudul awalnya STEPBROTHER, ku ganti 😸 Felix Rajendra. Murid laki laki yang terkenal dengan kenakalannya, selain itu ia juga terkenal karena menjabat posisi sebagai ketua Xeiver, sebuah geng motor yang beranggotakan hanya kaum laki-laki saja. Anindi...