15. Panik

12.6K 605 8
                                    

Pagi harinya di sebuah kamar bernuansa abu-putih, terdapat sepasang remaja yang tengah tertidur dengan posisi saling berpelukan. Kedua remaja itu tak lain dan tak bukan ialah Felix dan Anin.

Setelah keputusan Felix yang tidak akan memindahkan Anin ke kamar gadis itu membuat dirinya harus tidur berdua dan satu ranjang bersama Anin.

Felix menggeliat dalam tidurnya, perlahan ia membuka kedua matanya. "Hoam" lelaki itu menguap dengan lebar, ia melirik jam yang menunjukkan pukul delapan pagi.

Felix menoleh ke arah samping, ia melihat Anin yang masih tertidur dengan memeluk tubuhnya, lelaki itu tidak terkejut karena dirinya masih ingat mengapa gadis itu bisa tertidur dikamarnya. Felix tidak ambil pusing, ia memilih kembali memeluk Anin dengan erat.

Namun baru saja ia akan menutup matanya kembali, suara pintu diketuk membuatnya terjaga kembali.

Tok tok tok

"Sayang" panggil Ratna dari luar.

Mata Felix langsung terbuka lebar seketika, dirinya langsung bangkit dari tidurnya dan berusaha berpikir untuk melakukan sesuatu.

"Udah bangun belum?" tanya Ratna dari luar.

"Udah mah" sahut Felix dari dalam, lelaki itu berusaha tenang, ia takut mamahnya mengetahui bahwa ia dan Anin tadi malam tidur bersama dan berpikir yang tidak-tidak.

"Kamu liat Anin enggak?" tanya Ratna lagi, tampaknya mamahnya itu belum berniat pergi dari sana.

"Enggak mah" jawab Felix seraya menatap Anin yang masih tertidur pulas di sebelahnya.

"Oh ya udah, mamah mau cari Anin dulu, kamu jangan lupa sarapan" ujar Ratna. "Mamah udah siapin di bawah ya" lanjutnya lalu pergi dari hadapan pintu kamar Felix. Felix menghela nafas lega.

"Anin" Felix membangunkan Anin. Ia mendengus malas, kerena yang di bangunkan tidak kunjung bangun-bangun juga.

"Anin, hei" Felix mengguncangkan pelan lengan Anin.

"Emm" Anin bergumam seraya menggeliat kecil.

"Bangun" suruh Felix.

Anin membuka sedikit matanya. "Nanti bentar lagi" gumamnya.

"Cepet bangun sekarang, mamah sama papah nyariin elu" Felix akhirnya menarik kedua tangan Anin agar duduk.

Anin merengek. "Anin masih ngantuk" ujarnya dengan suara khas bangun tidur.

"Cepet nin elah" Felix mengusap wajah Anin. "Gue panik nih, lo nya malah nyantai gini!"

"Iya iya, emangnya kenapa sih bang?"

Felix tidak menjawab pertanyaan gadis itu dan malah menyuruh gadis itu untuk kembali ke kamarnya. "Sana ke kamar Lo"

"Iya" Anin bangkit dari duduknya dengan mata masih terpejam lalu pergi menuju kamarnya.

"Heh awas!" tegur Felix ketika Anin akan menabrak pintu. Felix dengan cepat menghalangi kening Anin menggunakan telapak tangannya.

"Ck, melek dulu makanya" decak Felix seraya menyentil kening Anin.

Anin mengusap keningnya. "Iya ih, awas" ucapnya dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Anin lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

🌻🌻🌻

"Papah mana mah?" tanya Felix seraya mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Papah udah berangkat kerja" jawab Ratna seraya membereskan meja makan.

"Oh"

"Kamu liburannya masih lama ya?" tanya Ratna.

"Iyaa"

FELIX RAJENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang