2. Mati Rasa

1.4K 138 57
                                    

"Pokoknya habis ini aku bakal block Whats-Up Dinda, ck gila aja masa beneran disuruh kencan buta. Mana ada temen modelan dia, Tau gini aku tuker tambah aja Dinda sama voucher shoopey-pay. Ikhlas sumpah ikhlas."

Sore itu disebuah restoran makanan jepang, Andrea tengah mengumpati habis Dinda sahabatnya. Andrea begitu kesal dengan sahabatnya itu, bagaimana bisa ia benar-benar menjadwalkan kencan buta untuknya.

Andrea bahkan tidak pernah tahu, apakah ada orang Indonesia yang pernah melakukan kencan buta selain dirinya saat ini. Baginya itu bukan hal wajar yang dilakukan orang Indonesia. Tapi sahabat laknatnya itu, bisa-bisanya memintanya untuk melakukan hal gila seperti ini.

Tapi percuma rasanya, Andrea selalu gagal menolak permintaan Dinda. Sekesal apapun Andrea, ia akan menuruti Dinda hanya karena wajah melas Dinda meminta tolong kepadanya agar tidak sungkan dengan temannya.

"Permisi, Andrea?" Suara bariton itu berhasil membuat Andrea terbangun dari lamunannya.

"Ah iya saya Andrea. Mas Rendra?" Jawab sekaligus tanya Andrea kembali.

Saat pertama kali melihat sosok pasangan kencan butanya ini, jujur saja Andrea dapat mengkategorikannya sebagai laki-laki yang tampan. Sebagai poin tambahan Andrea juga menyukai suara baritonnya.

"Iya Aku Rendra, Pake aku kamu aja. Biar gak kayak lagi rapat hehehe." Canda ringan Rendra pada Andrea.

Andrea hanya tersenyum mendengarnya. Jujur saja walaupun Rendra memang tampan, juga suaranya merupakan tipe Andrea. Andrea tidak merasakan apapun saat melihatnya. Padahal Andrea tahu bahwa Rendra juga cukup mapan dari cerita yang dipaparkan Dinda kepadanya.

"Andrea kamu mau pesen apa?" Tanya Rendra.

"Samain aja deh Ren hehehe" Jawab Andrea kaku.

"Jangan gitu, kan aku gak tau kamu sukanya apa. Atau bahkan yang paling fatal, aku gak tau kamu punya alergi apa nggak."

Terang saja Rendra juga merupakan lelaki yang perhatian dan lembut disaat bersamaan. Tapi tetap saja, Rendra terlihat begitu biasa saja. Tidak ada hal yang berhasil menarik perhatiannya. Bagi Andrea, Rendra sama seperti lelaki lainnya.

"Kalo gitu aku pesen Shoyu Ramen, sama lemon tea aja." Jawab Andrea.

"Okeh aku juga sama"

"Lah kok jadi kamu yang nyamain aku?"

"Gakpapa, biar serasi aja makanannya. Siapa tau nanti orangnya juga serasi hehehe."

Andrea tersenyum malu mendengar gombalan Rendra, tapi hanya sebuah senyuman di bibirnya saja. Hati Andrea? Semua benar-benar terasa biasa saja, hambar.

Selanjutnya Andrea dan Rendra menikmati makanannya, sembari terus mengobrol. Andrea merasa nyaman dengan sikap Rendra dan bagaimana caranya memperlakukan Andrea. Tapi percayalah hanya sebatas itu tidak lebih.

Bahkan setelah Andrea dan Rendra sepakat untuk pulang dan mengakhiri kencan buta mereka, Andrea masih tidak merasakan apapun juga. Rendra gagal menggetarkan hati seorang Andrea.

Kamu pasti berpikir bahwa Andrea, tidak mau membuka hatinya untuk siapapun. Sepertinya hal itu benar, tapi juga bisa saja salah. Andrea tidak pernah menutup diri pada laki-laki yang datang kepadanya. Bahkan Andrea juga tidak jarang pergi bersama beberapa teman laki-lakinya, yang mungkin bisa disebut kencan.

Tapi Andrea tidak merasakan ada hal istimewah atau spesial setelah menikmati waktu bersama teman laki-lakinya itu. Semua terkesan sama di mata Andrea, sama-sama hambar. Tidak ada hati yang bergetar, tidak ada kenangan yang begitu membekas, atau tidak ada degupan jantung yang meningkat pesat.

SEKAT [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang