9. Sebagai Wanita Aku Goyah

524 57 20
                                    

"Andrea, aku masih mencintaimu. Tidak ada yang berubah. Jika perasaanmu sama denganku, tolong terima aku kembali. Kita pasti bisa ambil jalan tengah dari semuanya. Selama kamu bersamaku."

Bagai disambar petir, Andrea begitu terkejut. Otaknya tak mampu memproses kejadian yang ada di hadapanya itu.

Andre, laki-laki yang memang masih ia cintai, ternyata juga masih mencintainya.

Bagaimana bisa Andre memintanya kembali, di saat ia juga menyadari hubungan mereka terlalu sulit.

Bagaimana bisa ia menjanjikan jalan tengah yang bahkan mungkin tidak pernah ada.

Gila. Bagi Andrea, Andre benar-benar sudah tidak waras.

Andrea dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Andre. Mencoba berdiri dengan kaki lunglainya, kemudian menyambar tote bag-nya.

Sekali lagi Andrea melihat wajah Andre. Laki-laki yang ia cintai itu hanya terdiam dan tersenyum kecil kepadanya. Raut wajah itu begitu tulus, tidak ada kebohongan di sana.

Begitu sakit hati Andrea melihat air muka yang Andre tampilkan.

Terang saja, semua orang juga mengetahui bahwa Andrea masih mencintai Andre, sangat mencintai. Tetapi apa lagi yang dapat mereka usahakan dari hubungan berbeda keyakinan itu? Tidak ada.

Andrea menghela napasnya berat. Sekali lagi ia berusaha memandangi wajah Andre.

"Nggak ada yang perlu diusahain lagi di antara kita, Ndre."

Sedetik kemudian Andrea mencoba melangkah meninggalkan Andre. Meninggalkan proposal gila yang Andre tawarkan padanya.

Andre mencoba menggenggam tangan Andrea. Berusaha mencegah perempuan yang benar-benar tulus ia cintai itu pergi.

"Ndrea."

Andrea ingin menangis mendengar Andre memanggilnya.

Suara Andre menyimpan banyak isak tangis di dalamnya. Andrea dapat mendengar itu dengan jelas. Hatinya benar-benar sakit, Andrea merasa menyakiti perasaaan laki-laki yang ia cintai itu.

"Sekali pun perasaanku sama denganmu, tidak akan pernah ada jalan tengah di antara kita." Andrea melepas genggaman Andre dari tangannya.

Andrea berlalu meninggalkan Andre yang masih terpaku pada tempat duduknya. Andrea terus memaksakan kaki lunglainya untuk terus melangkah.

Setelah jarak tercipta cukup jauh di antara meraka, Andrea memutar tubuhnya. Mencoba menatap sosok yang ia cintai itu dari kejauhan.

Andre tersenyum menatapnya. Senyuman begitu manis itu tercetak begitu jelas di wajahnya. Tidak hanya bibirnya yang tersenyum, matanya juga ikut tersenyum.

Begitu menyakitkan melihat senyuman itu bagi Andrea. Dari kejauhan senyum itu masih terlihat begitu tulus.

Ingin rasanya Andrea berlari dan memeluk Andre dengan erat.

Ingin rasanya Andrea berteriak bahwa ia juga masih mencintai laki-laki itu.

Andrea juga menginginkan Andre kembali kepadanya. Tapi sekat di antara meraka?

****************

"Ndrea, kamu beneran nggak papa?" tanya Ika.

"Nggak papa, kok, Ka. Aku pusing aja ngurusin kerjaan. Klien kita kebanyakan transaksi hehehe."

Siang itu Ika begitu khawatir melihat Andrea yang tampak tak begitu sehat. Wajahnya terlihat pucat dan lesu meskipun telah ditimpa oleh produk make-up.

SEKAT [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang