8. Dia Masih Mencintaiku

632 61 43
                                    

"Kamu sebelumnya udah tau nggak, sih? Kalau Andrea bakalan jadi narasumber talkshow bareng sama Andre?" Suara Dinda yang heboh mulai mendominasi suara yang ada di kafe miliknya sendiri.

"Aku nggak tahu, Din. Kabar terakhir yang aku tahu malah narasumber satunya masih dalam tahap konfirmasi," jawab Ika.

"Astaga. Itu panitianya nggak tahu apa gimana ,sih? Kalau Andrea sama Andre itu pernah pacaran," ujar Dinda.

"Ya nggak tahu, lah, Din. Kamu kira kita masih mahasiswa di sana?"

"Iya juga, sih."

"Ekhem ekhem, pantes dari tadi mata aku cedutan. Ternyata kalian ngomongin aku di sini."

Dari belakang Dinda dan Ika, suara Andrea terdengar begitu jelas di telinga keduanya. Sontak Dinda dan Ika menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara.

"Ya habisnya, kamu ada aja dramanya. Bisa-bisanya jadi narasumber sama Andre gak bilang-bilang kita. Jangan-jangan kamu udah balikan lagi sama Andre?" Dinda yang melihat sang tokoh utama dari bahan perbincangannya dan Ika datang, langsung mengeluarkan segala unek-unek yang ada dalam dirinya.

"Nggak disuruh duduk dulu, nih?" ujar Andrea santai.

"Duduk dulu, Ndrea. Kayak nggak tau Dinda aja. Rem mulutnya emang udah blong dari jaman kuliah." Ika menarikan kursi di dekatnya. Ia Menyuruh Andrea untuk duduk bersamanya dan Dinda.

Andrea duduk kemudian memandang para sahabatnya yang terang saja seperti wartawan haus akan informasi.

Andrea tahu hal seperti ini pasti akan terjadi. Teman-temannya pasti akan heboh mengintrogasi dirinya.

"Udah, nih. Mau aku cerita dari mana?" ujar Andrea.

"Semuanya," ketus Dinda.

Dinda sebenarnya adalah orang yang paling tidak menyukai Andre kembali ke hidup Andrea.

Begitu melihat tayangan ulang talkshow dari kanal youtube milik himpunan mahasiswa jurusan almamaternya itu, Dinda dengan cepat menghubungi Ika juga Andrea, meminta diadakan pertemuan guna mendengar klarifikasi dari Andrea.

"Sabar dulu, Din. Kebiasaan, nih. Ndrea, kok bisa kamu jadi narasumber sama Andre tapi nggak ada cerita sama kita?" ujar Ika.

"Sebenernya, aku baru tau siapa partner aku H-1 talkshow. Awalnya aku denger kalau narasumber satunya itu senior kita. Dan, aku lupa bilang sama kalian soalnya aku udah keburu ketiduran hehehe," Andrea mulai menanggapi pertanyaan para sahabatnya.

"Terus pas di acara Andrenya gimana ke kamu?" Kini giliran Dinda mengajukan pertanyaannya.

"Andre biasa aja, sih. Nyapa, terus kita profesional aja ngisi talkshow-nya."

"Yakin? Kalian nggak ada acara nostalgia-nostalgiaan terus CLBK kan?"

"Iya, Din. Cuma ngisi acara aja."

Andrea tidak ingin sahabatnya tahu dulu tentang Andre yang akhir-akhir ini selalu muncul dalam kesehariannya.

Sorry, Din, Ka, aku nggak mau kalian khawatir aja.

Ika melihat ada raut yang aneh dalam air muka Andrea. Ika menyadari sahabatnya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ndrea, ada lagi yang belum kamu ceritain sama kita?" tanya Ika.

Andrea terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Ika. Sebisa mungkin ia menjaga raut wajahnya.

Dasar cenayang, batin Andrea.

"Andrea, wajahmu nggak bisa bohong, loh, dari dulu," tambah Dinda.

Andrea mengela napasnya berat.

SEKAT [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang