Embun Kota Malang pada pagi hari memang benar-benar dingin. Andrea bersyukur telah memakai sweater yang memang lebih tebal dari biasanya.
Andrea terlalu penasaran, tangannya ingin menyentuh udara Kota Apel itu. Ia menurunkan kaca mobil dinas kantornya, kemudian mengeluarkan tangannya. Merasakan udara dingin itu benar-benar menerpa kulit telapak tanganya.
"Ndrea gak kamu buka kacanya aja udah dingin loh ini," ujar Pak Endra.
"Hehehe sorry Pak, iya deh aku tutup lagi," jawab Andrea seraya menutup kaca mobil itu kembali.
Andrea kini tengah berada dalam perjalanan untuk mengunjugi kantor klien baru yang berada di Kota Malang. Tidak sendiri tentunya, ia berangkat bersama Pak Endra, teman satu Devisinya dan Erwin, salah satu staf marketing di kantornya.
Kegiatan visit klien ini sempat membuat Andrea uring-uringan sebelumnya. Terang saja skala perusahaan yang besar seperti PT Axelindo Jaya ini, memiliki siklus bisnis yang rigit dan rumit.
Kesalahan kecil saja dalam menangani perhitungan atau dokumen perpajakannya, akan menyebabkan kesalahan lain yang berkesinambungan. Belum lagi jika kesalahan ini terpublish dan awak media tidak bertanggungjawab menjadikannya santapan lezat. Pamor perusahaan di mata masyarakat akan runtuh seketika.
Namun nyatanya, Andrea menyukai perjalanan menuju lokasi klien barunya ini. Malang tidak pernah gagal menyejukan pandangan dengan alam yang masih hijau dan asri. Betul memang kata banyak orang. Selalu ada hal baik bahkan di dalam rentetan kesialan yang tak pernah kita harapkan.
"Kita udah reservasi hotel belum sih?" tanya Erwin.
"Udah kok, dipesenin langsung sama orang-orang finance. Kita tinggal check-in aja nanti," jawab Andrea.
Erwin hanya menganggukan kepalanya mendengarkan jawaban dari Andrea. Tak lama kemudian, mereka telah sampai pada lokasi.
Mereka melewati beberapa screening dokumen sebelum akhirnya dapat menghadiri briffing awal tentang kerjasama mereka.
Andrea mendengarkan semuanya dengan teliti, sembari sesekali bertanya tentang hal yang kurang ia pahami atau memang perlu untuk ditanyakan.
Meeting perdana itu berjalan cukup lancar bagi Andrea. Walaupun dalam batinnya, ia mengeluh memikirkan begitu banyak tugas yang nantinya harus ia kerjakan.
"Pagi, maaf saya terlambat karena harus menghadiri rapat di ruangan sebelah," ucap seorang laki-laki setelah mengetuk dan membuka pintu.
Kepala cantik Andrea menoleh ke arah sumber suara tersebut, ia terkejut. Andrea tak percaya dengan apa yang ada dihadapanya saat ini. Andrea dengan cepat memalingkan wajahnya.
Gak mungkin, aku pasti cuma salah lihat. Mungkin meraka cuma mirip. Fokus Andrea fokus!
"Silahkan masuk Pak Andre, kita baru selesai review kontak kerja kok, belum sampai briffing teknisnya," ujar salah satu pegawai PT Axelindo Raya.
Andrea kembali tertegun mendengarnya, pikirannya benar-benar kacau.
Namanya juga sama. Nggak-nggak, banyak nama Andre di Indonesia kan?
"Oke, saya gabung ya. Sebelumnya perkenalkan nama saya Adhikara Andre Mahesvara. Rekan semua bisa panggil saya Andre. Selaku salah satu staf pajak di PT Axelindo Raya," sapa laki-laki tersebut.
Andrea kembali terkejut, matanya dengan cepat menatap lekat laki-laki yang duduk tepat di meja sebrangnya. Andrea masih benar-benar tak memercayai bahwa seseorang itu tepat berada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAT [Tamat]
ChickLitJika kamu diminta untuk memilih antara Tuhan atau cinta pertamamu, apa yang akan kamu pilih? Jika kamu diminta untuk memilih antara cinta atau karirmu, apa yang akan kamu pilih? Jika kamu diminta untuk memilih antara karir atau keluargamu, apa ya...