4. Pamer Harta part 1

24 0 0
                                    

Mafia, Bad Boy, Psikopat

Sebuah lagu lama yang terputar disebuah kantin, dimana kami masih nongol menghabiskan ayam goreng tepung kami, kami mendengar sebuah lantunan lagu. Lagu itu berisi doa untuk mantan, berjudul DEAR GOD, dari Avenged Sevenfold. Baik sekali lagu ini.

Disampingku, beberapa gadis mendadak tak bergeming sama sekali. Yah, saat mereka melihat sebuah artikel bagaimana gadis Jepang meninggal terbunuh karena ulah anak dari seorang Yakuza tahun 1988-1989 dimana gadis itu diperkosa bergilir, mayatnya dicor semen, aduh betapa mengerikannya aku membaca tentang kematian gadis yang pada masa itu berumur 16 tahun. Betapa tragisnya akhir hidupnya pada saat itu. Mereka masih mentap kami bertiga dengan tatapan malu. Mekik-mekik ingin pacaran dengan psikopath, mafia, dan bad boy. Heh, anak muda sekarang dipengaruhi oleh bacaan tanpa menyaring apa yang mereka baca.

Mau pacaran sama mafia, psikopat dan anak laki-laki nakal? Aku yakin, kalau kalian melihat anak punk tadi, kalian tidak bakal tahan. Kadang mereka mandi atau tidak. Mereka seakan berhenti heboh-heboh untuk mengharapkan sesuatu yang konyol. Setelah makan, kami bertiga duduk sejenak selama beberapa menit. Kemudian kami pergi kekasir. Membayar apa yang kami pesan, kemudian kami keluar dari kantin itu. Dan masih kulihat, bahwa mereka masih menahan malu akibat ucapan mereka itu.

Pada saat kami keluar, kami masih membahas tentang pernikahan manusia dengan binatang, dilanjutkan dengan fenomena konyol yang kami berdua dengar. Kami berjalan melewati koridor kampus sambil membahas tentang korban novel online. Karena Petra penulis online, maka kami mengintrogasi untuk menganalisa. Apakah semua penulis online begitu?

"Aku tidak tau asal mulanya dari mana. Tapi di sebuah grup media sosial, dimana isinya perkumpulan anak literasi, ada anggotanya anak SMP yang membuat sebuah agenda bahwa 'TANGGAL 13 MEREKA INGIN MENABRAK PRIA TAMPAN'. Itu semua dipengaruhi oleh bacaan disebuah platform online"

"Menabrak pria tampan? Astaga, sekolah itu mencari ilmu.  Bukan tempat berburu pria tampan. Apalah yang mereka pikirkan? Aku rasa, kalau ibu kandung mereka membaca status mereka disebuah grup, bakal disuruh berhenti sekolah" kataku dengan mengeluarkan statement agak sentiment ditambah miris.

"Bocah-bocah sekarang tidak bisa mengontrol halusinasi mereka. Aku tertawa saat aku mendengar mereka ingin berpacaran dengan psikopat. Gila mereka itu. Pacaran dengan cowok toxic dijamin mereka tak akan bakal betah. Ini psikopat" kata Alex tidak bisa menahan kesalnya.

"Bahkan ada yang berbela sungkawa hanya gara-gara visual cast yang dipakai untuk sebuah cerita. Yah, cast yang dipakai dalam sebuah cerita tersebut diposisikan dia meninggal dunia"

Kami sebagai laki-laki tidak bisa lagi berkata apa-apa. Bahkan otakku hampir gak nyampai gara-gara aku mendengar fenomena gila ini. Mafia dan sejenis pria nakal lainnya, membuatku bertanya kenapa hanya karena pengaruh bacaan online mereka sampai stress seperti itu? Ini aku harus lakukan dengan relevan. Melakukan penelitian tindak lapangan.

Rencananya kami ingin ke perpus. Ketika kami ingin ke perpus, aku melihat seorang pria membawa sebuah bantal panjang. Dimana gambarnya ada salah satu karakter dari anime ternama yaitu Nami One Piece. Dia memeluk bantal itu seperti memeluk pacar sendiri. Dia seakan mencintainya, bahkan perangainya seperti anak kecil yang memeluk boneka. Aku cuek saja, kita lihat fenomena apa yang akan terjadi? Setelah fenomena pacaran dengan psikopat, berandal dan sehabitatnya, aku yakin bakal ada yang aneh lagi.

Dan, benar saja. Ketika kami masih berbincang tentang fenomena aneh para gadis, kami langsung melihat seseorang dengan gaya nyentrik. Semua perhiasan melekat di lehernya. Mirip dengan tukang perhiasan berjalan. Dia memakai mobil berjenis sport  dan dia pastinya memancing maling untuk mengambil barang-barangnya. Semua orang mendekat kepadanya karena kekayaan yang dia punya. Dan fakta paling mengejutkan, dia adalah orang yang suka dengan Petra. Pria itu tampan juga. Tapi, Petra paling anti dengan orang yang norak. Dia adalah seorang youtuber dimana kontennya berisi vlog kesehariannya. Mau berkumpul dengan teman-teman, di vlog, apa-apa semua di vlog. Seperti tidak ada privasi yang harus dijaga.

Kami bertiga melihat itu, berfikir. Orang-orang yang mendekat kepadanya hanya karena dia sudah terkenal dikancah dunia content creator, youtube. Dia sudah mendapatkan adsense yang bisa memenuhi kebutuhan gadis yang aku incar juga.

Nama pria itu Luciano Verhunach. Dia menghampiri kami dengan gaya yang sekali lagi, menggiurkan lidah para pencuri dan sebangsanya. Dia merasa dirinya tampak cool didepan Petra. Padahal, ia biasa saja. Dia dengan kacamata hitamnya menyapa kami.

"Hi guys!"

Ehm. Dia menyapa kami seperti para youtuber memulai acara kontennya. The one only cuy.

"Whatt's up guys?" Sampai muncrat air ludahnya menatap kami. Bahkan air ludahnya sudah setetes yang setitik menempel dimukaku. Jorok! Aku membersihkan air liur ini, karena mukaku sudah ternodai air ludah pria norak yang muncrat ke wajahku. Untung saja aku pria baik hati, tampan dan tidak sombong. Jadi santai saja.

"Hi Luci" sapa Alex.

"Hi Alex, Tristan dan calon pendamping hidupku Petra Patricia Watson"

Aku dan Alex saling menatap seakan memberikan kode, bahwa kami mendadak ingin muntah tapi harus kau tahan. Petra mendadak sedikit sesak, tapi sebentar. Dia menyebut Petra masa depannya. Oalah cuk, pemikiran kau udah terlalu jauh. Masih kecil kau udah mikirin cinta-cintaan.

"Kau tau Petra, aku sekarang mengganti mobil baru" kata dia pada Petra. Aduh, kau bicara seperti itu apa tujuannya.

"Lalu apa hubungannya dengan denganku?" Kata Petra.

"Tidak ada. Aku hanya memberitahumu. Dan itu penting"

Eh? Penting apanya?

"Seperti anak kecil yang memamerkan mainan saja" kata Petra.

"Cih" timpa Petra dengan berdecih.

"Kau tidak boleh begitu Petra. Aku berjuang untukmu"

"Kau berjuang macam mau nikah besok pagi" kataku.

"Benar aku akan menikah dengan Petra. Tapi bukan besok pagi. Untuk calon ibu dari anak-anakku, aku akan mendapatkan hatimu segera"

Pria itu pergi.

Kami bertiga mendengar itu tak bisa berkata apa-apa. Dia sudah macam cowok flamboyan berjenis fak boy yang mencintai 1000 gadis. Heh, kenapa ada orang seperti itu menyukai Petra. Membagongkan.

Kembali aku pada sosok Steven yang over fanboy pada artis Korea.

"Aaaa Kim Beom. Ich Liebe Dich( aku cinta kamu )" dengan nada imut. Aduh Tuhan, dia itu cowok. Bisa-bisa kalau dia bertemu artis Korea favoritenya itu, yang ada malah seolah-olah terjebak dalam kisah horor.

"Dia berulah lagi" kata Alex.

BECAUSE I'M TRISTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang