40. Perang pemikiran?

14 0 0
                                    

Pagi Hari:

Semua orang, punya hobinya
masing-masing dan kecendrungan terhadap sesuatu. Contohnya mereka-mereka ini. Pagi-pagi sudah nonton kartun Spengebob Squarpans. Ada juga yang nonton anime. Bahkan ada juga menangis sesegukan gara-gara nonton telenovela. Itu drama Mexico dan mereka nonton telenovela ESMERALDA. Ada juga yang nonton film India.
Judulnya BARFI. Pemainnya Priyanca Copra, Kathrina Kaif dan Ranbir Kapoor. Aku suka filmnya. Dimana film itu  mengajarkan bahwa cinta yang sesungguhnya adalah, orang yang bersedia disamping kita kapanpun. Bahkan, cinta sejati itu saling melengkapi satu sama lain. Cinta sejati itu, tidak saling meninggalkan, saling menyempurnakan, dan menerangi. BARFI adalah film India favorite setelah 3 IDIOT, MY NAME IS KHAN, FAN dan film yang paling legend adalah KUCH-KUCH HOTAHE.

Tumpa Se Ae..
Yumuskurae..

Begitulah pengisi lagunya saudara-saudara. Kuch-Kuch Hotahe memberitahu kita, bahwa persahabatan lawan jenis sangat rentan dengan cinta. Bisa jadi, salah satu diantara keduanya ada yang jatuh cinta tapi bertepuk sebelah tangan, bisa kedua-duanya jatuh cinta. Macam aku dan Petra. Kini, aku dan Petra sudah macam Anjeli Sharma dan Rahul. Hanya saja bedanya aku bukan duda yang menggaet anak kecil. Petra adalah Anjeli Sharma versi dunia nyataku. Aku jatuh cinta pada temanku sendiri yang sedang membuat teh dengan para staff lain.

"Pasti kau sudah pacaran kan?" Tanya Alex. Alex membuat aku terkejut.

"Kemarin kenapa kau lama betul dengan Petra ha?" Tanya Alex.

"Aku...aku sudah..."

"Yah aku tau, kau sudah jadian.  Kau dan Petra sudah macam Kajol dan Sharukkhan" kata Alex.

"Kau juga pun. Kau dan Aurel bagaimana?"

"Apa..apanya?"

Dia mulai salah tingkah. Bingung mau bicara apa. Benar, kalau orang yang sudah jatuh cinta mendadak bingung sendiri. Alex mulai mengalihkan pandangannya, ke arah Kim Beom yang sibuk mengatur jadwal.

Alex mulai menatap wajahku lagi.

"Semalam, Steven marah-marah denganku. Aku tidur dengan Staff lain, bertiga sekamar. Dia mengamuk denganku. Ingin bicara dengan Kim Beom"

"Jangan kau kasih kendor dia. Biarkan saja dia menggila di Edensor"

"Kau tau betapa kurang ajarnya dia, dia menghabiskan baterai ponselku. Padahalkan aku sibuk peranh PUBG dengan para staff. Mengganggu acaraku saja"

Alex kesal. Aku tertawa saat dia mengatakan, televonnya Stephen mengganggunya saat ia sedang bermain PUBG.

"Padahal sebentar lagi aku mau ikut turnamen." Kata Alex memasang wajah jelek.

"Hahahahahahahahaha. Sabar bro, cobaan"

"Oh ya, kapan nenekmu akan pulang?" Tanya Alex.

"Alyss belum sehat. Untuk sementara dirumah sakit."

Setelah itu aku ke dapur. Melihat calon masa depan. Aduh, masa depan. Amin kalau begitu. Dia sedang memasak sesuatu dimana dia sedang membantu para staff. Aku melihat Kim dimana dia sedang menghias buku diary. Tapi dengan menggunakan brush pen yang sangat banyak. Dia beli 1 pack tas besar. Mungkin, dia hanya menandai buku diarynya saja.

"Kim...." aku menyapanya.

"Tristan!"

"Aku sedang menandai jadwal saja."ujarnya.

"Kau punya hobi lain kah?"

Aku mulai duduk disampingnya.

"Ada. Aku suka bermain piano." Ujarnya.

BECAUSE I'M TRISTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang