46. BECAUSE I'M TRISTAN

15 1 0
                                    

Kematian Steven tak perlu kuberi rasa empati. Menatap mayatnya aku jijik. Bukan aku tak punya hati nurani, hanya karena cinta...cinta...dan cinta.
Padahal ada yang lebih penting dari cinta itu sendiri. Orang banyak yang kasihan dengan kematiannya. Tapi tidak denganku. Kebodohannya, membuat ia menyakiti dirinya sendiri. Ia tak tau, bahwa bunuh diri akan membawa petaka baru ketika seseorang menuju gerbang akhirat. Sungguh itu keputusan yang konyol.

Mayat Steven aku tatap dengan datar. Karena bagiku ini bukan duka. Anggap saja, yang membaca cerita ini aku sedang sakit jiwa. Tak apa-apa. Tapi, aku marah besar sebenarnya mengapa keputusan itu harus diambil. Steve memutuskan untuk menjadi kenangan diantara orang yang sedang putus asa. Keras hatinya yang membuatnya untuk mengambil jalan pintas.

Aku tak tau, mengapa orang yang berputus asa tak bisa mengontrol perasaannya. Disaat kita mengucapkan sesuatu yang baik, mereka seperti anti terhadap masukan orang lain. Kau tau kenapa aku melarang Steve menikah dengan artis favoritenya itu? Aku orang yang memiliki logika. Terserah orang menentangku akan semua ini, karena menurutku kalau dia hidup dengan sesasamanya, apakah dia bisa punya keturunan? Aku berfikir secara logika dan tidak berdasarkan pemikiran nafsu semata.

Aku tak akan biarkan dia menikahi sesamanya. Kalau dia ingin mati, kenapa dia tidak memintaku membunuhnya? Kenapa harus bunuh diri?

Aku meninggalkan tempat itu. mengevakuasi para warga yang menjadi korban kebakaran. Maaf atas perlakuan temanku. Maafkan dia yang tak bisa mengontrol emosi. Dia adalah orang yang konyol. Pemadam kebakaran menyiram kobaran api hingga padam dari segala titik. Ada 20 pemadam kebakaran yang hadir. Dan posisi  diriku yang berjalan ditengah semburan air, aku seperti pria dalam film action.

Sekarang, aku ibarat Sharukkhan dalam film FAN. Dimana dia menyaksikan sendiri kematian fansnya Gauraf Charna. Dia ingin seperti Aryan, bahkan dia melakukan apapun untuk Aryan Kana. Tapi Aryan kana tak membenarkan hal itu semua. Tindakan Gauraf adalah tindakan kriminal yang dapat membahayakn artis yang ingin bersaing dengannya. Steve dan Gauraff memilih bunuh diri. Besok adalah acara pemakaman Steve yang harus dilaksanakan oleh warga Bibury.
------------------------------------------------------

Kami menuju rumah. Untung saja, rumah nenek tak sempat ia bakar. Kami semua duduk dalam satu ruangan berserta dengan staff, nenek dan juga Jasson yang entah bagaimana dia keluar dari penjara. Aku lihat sekilas dia mencium rambut anaknya dengan penuh kasih sayang. Muka kami semua sudah dalam penuh dengan abu api. Aurel masih saja menangis karena Steve.

Tapi lama-lama saat mengenang Steve, aku menangis karena rencana awal aku ingin menyelamatkan Steve semuanya gagal total. Aku merasa ini salahku, tapi disatu sisi ini jalan yang terbaik. Mau tak mau aku harus menyiapkan peti mati untuk Steve yang memilih untuk tidur tapi tak bangun lagi.

Kim Beom yang lebih sedih. Yah, bagaimana dia tidak sedih. Fansnya meninggal dalam keadaan yang tidak dia inginkan. Sekarang, kami harus membawa jasad Steven kerumah kami.

Aku keluar karena aku tak mau melihat mayat Steven. Aku keluar menyaksikan kobaran api mulai padam dan perlahan-lahan mulai menghilang.

Setelah api menghilang total, para warga mulai berdatangan kerumah nenek. Yah, ada seseorang yang tak dikenal meninggal. Aku melihat mayatnya Steve masih memegang pistol yang ia pegang. Nenekku mengambil pistol itu, tapi susah dibuka.Cengkraman Steve sangat kuat. Disini, ketika melihat kejadian aneh ini banyak yang bespekulasi kuat kalau Steve bunuh diri.

Mereka dengan suka rela memandikan Steve. Begitu juga aku. Kami buka pakaian Steve, kemudian kami tutupi dengan kain. Aku menutup mataku sambil memandikan Steve. Beberapa saat kemudian, semua orang mendadaninya. Memakaikan jas baru, dan pakaian yang baru ia kenakan kami jadikan bantal. Sesudahnya, kami mengantarkan ia keperistirahatan terakhir. Sesampainya di area pemakaman, mulailah mereka menurunkan peti mati. Kemudian peti itu di timbun. Semua orang yang tak ia kenali datang untuk mendoakannya. Lalu perlahan-lahan semuanya pergi.

Tinggal kami berlima. Kami berlima mendoakan Steve. Lalu tinggal kami berdua, yaitu aku dan Kim Beom.

"Ini kejadian langka dalam hidupku" kata Kim Beom dengan tatapan yang agak kosong. Dia menatapku.

"Dia mencintaiku layaknya aku pacarnya. Tapi dia laki-laki. Aku juga laki-laki." Kata Kim Beom dengan wajah penuh nestapa.

"Aku tak akan membiarkan dia bersamamu Kim. Pada dasarnya, manusia memiliki pasangan berlawanan jenis. Dan itu menentang hukum alam" aku mulai memakai logika.

Kim Beom menatapku.

"Aku tau, cinta sesama jenis adalah hal yang lumrah sekarang. Tapi, aku sendiri menentang karena ada penyebabnya. Ratusan orang yang meninggal dan rentan terhadap sebuah penyakit adalah sesama jenis, meskipun ada yang menepisnya. Bagiku, cinta dia kepadamu bukan cinta yang sebenarnya. Itu adalah nafsu duniawi" aku mulai berujar.

"Kau tau film frozen flower? Pemainnya adalah, aktor favoriteku, inspirasiku Jo In sung. Aku memborong tiketnya demi mendukungnya. Bahkan, aku pernah main satu drama dengannya. Didalam ceritanya sang jendral menyadari bahwa cinta yang adalah dari sang ratu bukan sang raja."

Kata Kim Beom dengan wajah yang sedih.

Aku menatap Kim Beom seakan ingin menyampaikan sesuatu.

"Jangan kau ingat hari ini. Ini adalah hari yang mengerikan. Lupakan semuanya. Kau akan selalu terjebak ke masalalu akhirnya. Hari ini akan menjadi kenangan buruk bagimu. Jangan kau ingat hari ini. Hari yang mengerikan, bukanlah hari yang terbaik untuk dijadikan memori. Kau ...... harus melupakannya. Bila kau ingat akan berdampak buruk bagi kehidupanmu Kim. Mengenai Steven, anggap saja dia masih ada. Atau anggap saja kau tak pernah mengenalnya." Kataku padaku.

"Kenapa kau menyuruhku untuk melupakan hari ini?"

"Hari ini bukan hari yang penting. Meskipun suatu saat kau akan mengingatnya, bila kau ingat hari ini anggap saja kau memberikan pelajaran berharga bagi orang lain. Mencintai, terobsesi bukanlah sesuatu yang baik. Terobsesi pada seseorang membuat diri sendiri terluka dan orang kau suka tak akan pernah mencintaimu." kataku pada Kim agar dia bisa menjalani hari-harinya sebagai seorang aktor.

"Aku akan mengingat ucapanmu bila aku mengingat kejadian hari ini. Ucapanmu adalah obat paling mujarab." Dia mulai tersenyum. Kami menjauh dari pemakaman Steve. Dalam perjalanan menuju pulang, Kim membuka topik pembicaraan.

"Kita sama, tapi kau tidak mau menjadi orang lain" kata Kim Beom.

"Aku memang tak mau menjadi orang lain. Karena aku adalah Tristan"

Dia tersenyum.

"Aku tak akan mau jadi bayang-bayang orang lain meskipun aku seperti anak kembar bila beriringan denganmu"

"Ngomong-ngomong apakah kau jadian dengan Petra?"

"Yah.....malahan kemarin aku jadian dengannya"

"Pantas saja kemarin kau lama pergi keluar. Wkwkwkwkwk"

BECAUSE I'M TRISTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang