Jika kau ingin berkembang, lakukanlah yang terbaik. Jika kau ingin berhasil, lakukanlah yang terbaik.
Jika kau ada yang kurang dalam hidupmu, minta pendapat orang lain.
Pendapat orang lain ada yang menjatuhkan dan melunakkan, telan kedua-keduanya. Itu adalah pewarna kehidupan. Jika tak ada itu semua, asam,asin,manis rame rasanya tak akan kau rasakan. Jika kau butuh warna dalam hidup, warnailah hidupmu antara gelap dan terang maka mereka akan menghasilkan warna yang indah dan seirama. Seperti WPAP, akan ada jalan yang berlawanan pasti kau bisa tempuh walau pada dasarnya proses itu menyakitkan.Sampailah aku disebuah pedesaan mirip dengan pemandangan animasi stop action "Shaun The Sheep". Sebuah desa yang asri dan masih ada serpihan-serpihan balada kehidupan. Sampai sekarang, cerita ini belum ada latarnya. Orang-orang mulai memotong bulu domba. Domba-domba ini mirip dengan animasi yang ku sebutkan dalam cerita ini. Saat aku berjalan menyusuri desa tempat nenekku tinggal, mendadak ada sebuah poster boyband dengan kepopulerannya, sampai keseluruh dunia. Mereka adalah penyanyi fake love. Nenek ku orang Inggris. Kakekku orang Korea. Aku kagum dengan pencapaian mereka yang tidak main-main. Nama mereka disebut-sebut. Keren untuk BTS. Good Job!
Saat aku berjalan menyusuri pedesaan, aku mencium bau tahi domba dimana-mana. Bahkan, aku melihat seekor domba yang berlari macam banteng matador. Hampir kena seruduk. Untung saja, aku tidak kena libasnya dan tidak ada becek disini. Siapalah yang melepaskan domba seperti itu? Huh, untung saja aku tidak memakai baju merah. Kalai tidak aku menjadi korban serudukkan.
Menyusuri padang rumput, aku membayangkan hal-hal yang romantis. Dulu, aku membayangkan berciuman dengan seorang gadis. Saat aku dapat pacar, pacarku marah dan aku tak pernah berciuman padanya. Aku membayangkan bahwa aku sedang berciuman dengan Petra, dibawah angin berhembus, menikmati nuansa-nuansa asmara terindah. Petra, andaikan kau tau bayangmu menyiksaku. Kau sekarang fantasi liarku. Ah, Tristan! jangan perangai mu macam bocah penulis online yang abnormal dimana mereka kalau tidak berharap pacaran dengan mafia, psikopat, atau tidak bermimpi bermain diranjang dengan indah bersama bad boy. Apa aku salah bicara? No!
Seorang gadis berusia 14 tahun sedang membaca sebuah novel, dimana penuh dengan dialog desahan. Aku pernah baca buku itu, tapi aku membuangnya karena isinya percintaan seorang CEO yang sedang bercumbu panas disebuah kantor. Anehnya, pembacanya adalah anak-anak berusia sepantaran adiku. Buku itu tidak sesuai pasar. Itu sialnya. Aku yakin, adikku sudah naik libido nya, dan merasakan indahnya romansa sambil tiduran barang pacar. Mau tak mau sebagai seorang abang yang baik, aku harus menarik buku itu dan membuangnya ke tong sampah.
Helena namanya. HAN Helena. Saat dia fokus sambil menahan gairah, aku menarik buku itu dengan paksa hingga buku itu menjadi terbagi dua. Dia marah besar saat buku itu aku tarik. Kau tertangkap basah nak! Dia melihat buku yang dia baca terbagi dua. Kemudian aku membacanya perparagraft didepannya sambil dengan nada mengejek.
"Sasya kemudian merasakan sensasi ciuman yang hangat itu. Hingga Kevin tak sabar ingin melepaskan semua gairahnya pada Sasya. Kevin membuka kancing Sasya satu persatu"
"Oppa!"
Dia memanggil ku abang dengan bahasa Korea. Dia panik seketika, dan berusaha mengambil buku ini, namun tak akan pernah bisa. Buku aku jauhkan terus, sampai akhirnya aku lempar ke tanah. Dia menatapku dengan mata nanar. Gadis ini menangis saat dia melihat abangnya membuang novel yang sepertinya baru ia beli. Dia melihatku seolah-olah aku ini abang yang jahat.
"Oppa! Kau jahat sekali" dia menangis. Aku menatapnya dengan tatapan kejam. Aku tegak pinggang dengan tatapan tegas.
"Buat apa kau menangis hah?! Kau ini 14 tahun. Tidak pantas rasanya kau membaca karya sampah seperti itu!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
Fiksi UmumAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...