Kami makan-makan membahas sesuatu.
"Woah...selain poster anime kau juga mengkoleksi buku-buku Harry Potter ternyata" kata Kim Beom.
"Dia itu penggemar J.K Rowling" kata Petra.
"Dari 1-8 hebat kau ya. " kata salah satu staff. Namanya Erwin Park.
"Aku mengumpulkannya dari kecil"
Saat kami sedang berbincang-bincang, pesan WA-ku berbunyi. Ternyata itu dari Helena. Dia mengirimkan beberapa gambar. Aku membukannya. Ada foto seorang pria bule, dimana dia tersenyum dengan manis. Aku tidak kenal siapa orang itu. Adikku terus-terusan mengirimkan gambar, dimana itu seperti ada sedikit perubahan wajah. Kenapa Helen mengirimkan gambar ini? Aku menggeser kebawah, gambar ini mengarah kemana? Ternyata, itu adalah wajahnya Steven.
Darimana dia mendapat data ini?
Dari pesan itu adiku bilang, bahwa dia mendapatkannya dari seorang dokter. Aku bingung sekali. Memang niat sekali dia ingin memperbaiki wajahnya seperti Kim Beom. Bahkan dia menyandingkan wajahnya dengan Kim Beom dalam bentuk foto.
Makin lama aku jadi kasihan. Kasihan karena dia semakin krisis jati diri. Dia ingin seperti Kim Beom yang memiliki senyuman yang menawan. Tapi dia ini bukan Kim Beom, aku harus bagaimana?
Terus terang, aku paling benci dengan orang yang mengoperasi plastik wajahnya hanya untuk menjadi orang lain. Padahal faktanya, orang yang seperti itu adalah orang yang sangat dibenci oleh orang lain. Aku saja yang seperti anak kembar dengan Kim Beom, tidak mau menjadi Kim Beom. Aku punya style sendiri dimana aku tau kalau aku menjadi orang lain, maka aku akan menjadi bayang-bayang orang lain. Kau tidak akan dikenal sebagai dirimu sendiri.
Aku tidak bermaksud membenci orang yang operasi plastik. Aku akan mendukung orang operasi plastik, ketika wajahnya rusak karena kecelakaan atau wajahnya terbakar itu boleh. Tapi kalau untuk jadi orang lain, aku merasa kasihan. Kasihan dengan identitasnya terbuang habis.
Macam orang London yang sangat mengidolakan Jimin BTS Muka dia sudah tampan sebelum dioperasi. Oke, si Oli aku akan berani mengungkapkan pendapatku tentang ini. Mukanya makin jelek. Tidak seperti dia sebelum di operasi. Dia terlalu cinta dengan artis idolanya itu. Tapi dia tak akan bisa menjadi Jimin, sebab dia adalah dia. Jimin tetap Jimin. Bahkan sampai menikahi poster, kan konyol. Berendam dengan posternya Jimin, terus didalam bak mandinya banyak mie. Gila itu orang.
Sekarang Steven yang menjadi Oli. Dia mengidolakan Kim Beom sampai ke level dewa. Kim Sang Beom dengan wajah yang tampan, serupa denganku membuat kawanku depresi total. Tapi, aku tak bisa menyalahkan Kim Beom. Dia tidak salah. Dia hanya seorang aktor yang banyak penggemar dari berbagai jenis. Ada yang normal ada yang abnormal. Wajar saja itu. Steven adalah seorang fans yang abnormal. Benar-benar dikikis habis wajah tampannya hanya ingin menjadi orang lain. Apa yang harus aku perbuat?
Aku harus melakukan sesuatu agar aku bisa menyelamatkan Kim Beom dan juga jati dirinya Steven. Kasihan aku melihatnya. Aku melihat wajahnya sudah ada yang disayat dan bibirnya ditipiskan. Semua orang digrup mengejek kelakuannya. Dia sudah bertindak terlalu jauh. Dia tidak bersyukur dengan apa yang dia miliki. Aku mau menangis. Sekarang dia berkelana mencari Kim Beom di Edensor. Aku biarkan saja dia tersesat agar dia bisa berubah.
Kalian tau? Kalau orang yang sudah krisis jati diri, sering dibully oleh orang lain. Dia sekarang tidak tau siapa dia sebenarnya. Dia seperti orang yang tak bermoral. Di grup Steven tidak malu mengatakan bahwa dia ingin memiliki Kim Beom. Padahal Kim Beom adalah pria normal. Dia masih menyukai Angelina Jolie.
"Waduh, apa ini Tristan?" Tanya Petra bergidik ngeri.
Semua staff melihat kami dengan wajah yang terheran-heran. Aku menatap Kim Beom dengan intens. Seolah-olah seperti seseorang yang menatap orang lain penuh cinta. Padahal aku minta tolong dengan Kim Beom karena aku punya rencana lain.
"Kenapa kau menatapku begitu? Aku risih tau." Kata Kim Beom sedikit geli.
"Belikan aku wig."
"Wig? Bukannya kau punya rambut?" Tanya Alex.
"Cepat atau lambat Steven pasti akan datang kesini. Aku ingin kau yang membelikannya Kim" pintaku pada Kim Beom.
"Biar aku saja yang membelikannya" kata Petra menawakan diri.
"Jangan Petra. Kau belikan aku baju yang sama dengan Kim Beom"
"Aaaaa???? Baiklah."
Semua orang heran kepadaku tak terkecuali Kim Beom sendiri.
"Kenapa kau meminta artis membelikan wig?" Tanya salah satu staff heran.
"Untuk sementara aku ingin tukar tempat dengan Kim Beom"
Semua orang terkejut. Terutama, Kim Beom yang menikmati sarapan paginya menganga?
"Tukar tempat denganku?" Kim Beom bingung.
"Ia...teman-temanku juga harus bertukar tempat. Dalam waktu dekat kau harus belikan aku wig. Aku akan ke Edensor"
"Woi ... jangan gila kau!!!" Kata Alex dengan perasaan tidak setuju.
"Apa ingin kau rencanakan?" Tanya Kim Beom dengan tampang penuh dengan penasaran.
"Intinya, semuanya harus tukar tempat. Paham? Aku akan menelvon ayah agar ia bisa mengirimkan pengawalnya biar menjadi penduduk desa"
Semua orang tambah tidak mengerti dengan rencanaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
General FictionAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...