Nenekku kaulah istri dari kakekku.
Ibunya dari ibuku
Mertua dari ayahku.
Neneku cucunya banyak..
Nenekku kau lah nenekku..Puisi ini dipersembahkan oleh...ah...tidak ada sponsor. Tidak ada adsense. Mari kita kembali berbicara kekerasan terhadap anak. Mari kita renungkan sejenak untuk orang yang berperan sebagai orang tua. Walau aku belum punya istri, belum menikah, jodoh masih on the way, tapi cobalah kendalikan egomu sejenak. Mari ngeteh bersamaku bersama Levi Ackerman selagi belum ada titan yang menghadang. Woi, ini Inggris bukan distrik Shigansina. Sadarlah Tristan, ini kau adalah pemeran utama dalam cerita ini.
Levi itu berada dunianya Hajime.
Pernahkah kalian melihat ayam bagaimana caranya memperlakukan anaknya? Apakah kalian tidak malu dengan seekor kucing yang mati-matian cari makan untuk anaknya? Apakah orang tua yang berbuat kekerasan terhadap anak tak pernah memikirkan perasaan anak? Orang tua kaya gitu, kalau dinasehati pandai bersilat lidah. Pintar-pintar mencari alasan biar menjadi maha benar dengan segala tindakannya.Aku tau, kalian berbuat keras dengan tujuan mendidik. Paham aku. Tapi, cobalah kalian menjadi anak kecil lagi. Istilahnya flashback time travel begitu ya, ho'oh. Kalian menyiksa dia tanpa ada rasa bersalah. Tanpa ada dosa. Bayangkan pula masa kecil kalian terenggut oleh nenek dari anak kalian? Mana mau membayangkan, otaknya tidak bakal sampai alias keras kepala. Cabuk, pukul, bahkan sampai diperkosa itu mah biadap level dewa. Malu sama ayam. Ayam saja, ku ambil anaknya induknya datang mencatok tanganku. Takut aku. Ini malah sampai meninggalkan jejak memar membiru.
Putus cinta, rasa sakitnya bisa hilang bila ada pengganti yang baru. Ini, penyiksaan seorang anak. Kalau seandainya anak itu dendam kepadamu, membuangmu karena luka lama terus mereka menyiksamu juga, pertimbangkan dampak apa yang kau lakukan setelahnya nanti. Dimasa tua kalian, kalian bakal dibuang di panti jompo. Membusuk kalian disana, anak kalian yang kalian salahkan. Apakah kalian mau seperti itu?
Untuk anak juga, jangalah membuang orang tua kalian ke panti jompo. Betapa berdosanya kalian. Dimasa tua, kitalah yang harus mengurusnya. Aku tidak setuju bila ada pemerintah negara lain, yang menyuruh membuang orang tua ke hutan. Siapa yang membesarkan mereka sampai menjadi seorang presiden? Sampai rela mengorbankan segalanya termasuk nyawa. Bila ada pemerintah suatu negara yang menyuruh rakyatnya membuang orang tua mereka yang tua renta, oke fix, dimasa tuanya dia yang bakal dibuang oleh rakyatnya. Karma berlaku coy.
Hal yang membuatku ingin ke Inggris, karena aku ingin menjaga nenek sambil-sambilan kuliah. Aku kuliah 2 kali seminggu. Itupun hanya satu hari. Makanya aku 3 hari di London, 3 hari disini. Jadi aku membagi aktivitasku buat nenek. Karena nenek sekarang tinggal sendirian.
Ayah gadis itu ditangkap polisi saat aku adu mulut dengannya. Baguslah, ayahnya ditangkap polisi. Kalau tidak nanti ayahnya tidak bertaubat. Dengan itu Alyssa bisa pergi dari sini. Dia masih belum bangun. Nenek menjaganya seperti cucu sendiri. Memar-memar ditubuhnya akan di visum sebentar lagi. Kau gadis yang malang. Seharusnya kau bisa mengarang cerita yang bermanfaat. Petra juga mengurusnya. Entah kenapa ketika dia merawat Alyssa selain keseksiannya, dia seperti seorang ibu.
Petra...Petra..Petra...oh..Petra kau adalah fantasi liarku. Tapi, aku tak mau memberi tahu bagaimana hatiku meracau akan sosok dirimu.
"There used to be a graying tower alone on the sea
You became the light on the dark side of me
Love remained a drug that's the high and not the pill
But did you know that when it snows
My eyes become large and the light that you shine can be seen?"Kiss Of A Roses. Walau ini bukan kisah romance, tapi lagu yang terputar dirumah sakit, adalah lagu favoriteku. Ini sebenarnya lagu lama, akan tetapi nilai estetik lagu lama sangat indah. Alex menggerakkan bibirnya sesuai dengan lyricnya. Dia menghentakkan kaki mengikuti ritme lagu.
"Baby, I compare you to a kiss from a rose on the gray
Ooh, the more I get of you, the stranger it feels, yeah
And now that your rose is in bloom
A light hits the gloom on the gray"Lihatlah didepan orang sakit dia kejang-kejang mendengarkan lagu ini. Dia lebih sakit ternyata dibanding orang sakit. Mulutnya komat-kamit macam dukun kemudian gaya penghayatannya macam penyanyi yang menghayati isi lagu. Dia tidak bernyanyi dengan bersuara. Dia hanya goyang-goyang kepala, kemudian komat-kamit macam orang merapal mantra, terus pegang dada dan semua orang melihatnya. Patutnya dia juga diperiksa segi kesehatannya, kebetulan ini rumah sakit. Didepan orang berbaring pula. Nenekku yang sibuk mengurus Alyss geleng-geleng melihat si Alex. Maafkan temanku ya nek.
"Iiiibu" kata gadis itu. Dia menangis. Alyss.
"Amazing"
"Nenek! Aku panggil suster dulu" Kata Helena. Nenekku menggenggam tangan gadis itu lama. Sementara Alex dan Petra senang.
Gadis itu melihat sekelilingnya dengan alat bantu pernapasannya. Dan dia matanya mendadak tertuju padaku. Dia menatapku lama. Tatapan gadis polos itu, sangat lama sekali, tapi dia menutup matanya. Kemudian mencoba menggenggam memegang kepalanya sendiri.
"Pusing" dia kemudian menangis. Kejadian ini, membuat dokter datang memeriksa keadaannya.
"Kepalaku pusing dok"
"Dia harus di rontgen lagi. "
"Kenapa?"
"Karena kepalanya mengalami cedera yang amat serius. Jadi kita harus memeriksanya."
"Periksalah dia dokter, biar biayanya aku tanggung" kataku.
Gadis kecil itu menatapku lama. Tapi dia menangis karena sakit kepala. Mungkinkah dia dihajar oleh bapaknya sampai kekepalanya? Keterlaluan, hari gini masih nyiksa anak sampai kekepala. Para suster kemudian datang, dia membawa gadis muda ini ke ruangan itu. Semoga tak terjadi apa-apa.
Saat Alyss dibawa, aku menoleh ke Alex.
"Kau patutnya di rontgent"
Alex terkejut kala aku bilang demikian."Kenapa aku ikut juga?"
"Tadi kau joget-joget. Ku rasa kau ada masalah dalam otakmu?" Tanyaku.
Semua tertawa cekikik. Sementara dia mengangguk entah petanda apa. Mungkin dia sadar bahwa dia tadi macam orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
Ficción GeneralAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...