24. Topik dalam Bus.

13 1 0
                                    

Alyss adalah korban keegoisan orangtua. Mengapa cita-cita yang tak pernah mereka wujudkan sejak muda harus dilimpahkan pada sang anak? Seharusnya merekalah yang mewujudkannya sendiri, bukan anak. Sang anak punya jalan hidupnya masing-masing.

Saat kami pulang, beberapa poster aktor Korea mulai memenuhi jalan raya. Aku menatapnya dengan seksama. Yah, dia mirip denganku. Artis favorite Steven. Baru aku sadari, wajah kami seperti anak kembar. Aku mengerti mengapa Steven begitu menyukai wajahnya.

Bila ku puji, wajahnya mirip salah satu karakter favorite di sebuah anime, Uchiha Sasuke dalam anime Naruto Tapi ada juga yang bilang dia mirip Eren Yeager di dalam anime Attack On Titan. Tapi season ke-4. Kim Beom, artis favorite Steven.

Kita memiliki wajah yang sama ya? Tak menyangka aku. Apakah kita memiliki sifat yang sama juga?

"Tristan. Kalau dilihat-lihat dia mirip denganmu ya? Seperti anak kembar." Kata Petra menganalisa wajahku.

"Kami mirip, tapi...kalau dari sifat mungkin berbeda"

"Mungkin kalau ketemu, dia akan terkejut melihat mu kawan" kata Alex.

"Aku jadi ingat Steven melihat wajahnya. Dia menghamburkan uang untuk mempermak wajahnya sedemikian rupa agar menjadi artis favoritenya. Padahal itu hanya membuang-buang waktu. Dan dia berniat menikahi artis favoritenya lewat poster. Ada-ada saja" kata Alex.

"Sampai membunuh seorang dokter. Untung saja dokter itu masih hidup" kata Petra.

"Aku kasihan melihat Steven. Kim Beom sangat tampan. Dia keren dengan senyum yang menawan. Wajahnya tidak terlihat seperti orang Korea menurutku. Dia seperti orang Eropa campuran. Yah, macam salah satu artis Ben Barnes dan Keanu Reeves. Kalau dia memakai kotak lensa, ditambah bulu-bulu wajah sepertiku, maka dia akan terlihat seperti orang barat. Dia mengingatkan dengan beberapa karakter anime dan games. Kalau aku berterus terang, dia mirip Noctis digame Final Fantasy. Dia seperti pria-pria tampan yang ada dikomik Shounen"  Aku mulai berpendapat.

"Kalau aku melihat dia, malah mengingatkan aku dengan Shikamaru Nara dalam anime Naruto. Kalau seandainya dia ikut andil dalam penggarapan Naruto life action aku mau dia jadi Shikamaru" kata Alex.

"Ia, aku juga. Tapi aku malah berharap dia berperan sebagai Sanemi di Kimetsu No Yaiba. Atau Hashibira Inosuke."  Kata Petra.

Uhm, ternyata mereka otaku. Aku malah berharap dia bermain di Final Fantasy 15. Karena wajahnya sangat kentara. Baru aku sadari, ternyata selain Cha Eun Woo yang cocok memerankan karakter komik, dia juga cocok tapi jenis shounen jump. Kalau dilihat-lihat dia mirip Light Yagami. Terserahlah, namanya pendapat orang beda-beda.

"Kalau menurutmu, apakah Steven termasuk salah satu sasaeng fans?" Tanya Petra kepadaku.

"Kalau dia tinggal dinegaraku, dia termasuk katagori sasaeng fans. "

"Aku pernah dengar tentang sasaeng fans ini, katanya sangat berbahaya ya? Bahkan ada yang sampai menulis surat dengan darah. Pertanyaanku, apa tujuan mereka membuat surat dengan darah? Bukankah itu aneh? Ini seperti teror yang ada difilm horor."

Pasti yang dibicarakan oleh Alex adalah Taecyeon. Aku membaca berita itu. Jujur, itu bukan sesuatu hal yang wajar. Itu seperti menteror. Aku kalau jadi Taecyeon aku langsung melapor polisi. Karena itu seperti ancaman atau ciri-ciri fans yang tidak sehat.

"Apakah kau membicarakan Taecyeon?" Tanyaku pada Alex.

"Ia..aku membicarakan Taecyeon. Aku bingung apakah harus seperti itu mengirim surat kepada artis? Aku membacanya saja, berkerut keningku kawan. Kita boleh menggemari sesuatu tapi jangan terlalu berlebihan. Aku kira, film Fan buatan India itu hanya fiktif belaka. Ternyata benar-benar kejadian didunia nyata. Aku sebenarnya pada saat membaca itu khawatir, bagaimana psikis sang artis setelahnya" kata Alex.

"Kalau seperti ini, aku jadi takut pada artis Korea yang kita lihat tadi. Bukan takut karena kehadirannya, tapi kehadiran Steven. Kau harus bertindak cepat Tristan, dia artis dari negaramu." Kata Petra mulai khawatir.

"Tenang saja kawan, aku punya rencana. Aku memang berencana menemui ayah dan mengajak kalian untuk bekerja sama. Terimakasih Alex, kau mengingatkan aku pada kasus fansnya Taecyeon. Aku jadi khawatir" aku mulai memasang wajah penuh kekhawatiran.

"Jadi kau akan memutuskan untuk menemui ayahmu?"tanya Petra.

"Yah, mau bagaimana lagi. Aku khawatir dengan Steven yang hadir disana"

"Kurasa ayahmu membutuhkan banyak orang. Kita harus mencari orang yang bisa diandalkan menjadi seorang pengawal. Maksimal kita membutuhkan 10." Kata Alex menyarankan.

"10? " Aku menatap Alex dengan penuh bertanya-tanya.

"Memang harus banyak. Kalau tidak, maka orang seperti Steven bisa melakukan hal yang diluar batas wajar."

Aku mulai memikirkannya. Mendengar nama Steven, aku jadi ingat kelakuannya dirumah sakit saat menampar seorang dokter sampai pingsan. Dokter itu tidak sadarkan diri karena kelakuan Steven yang mau merubah wajahnya. Ini tidak boleh dibiarkan. Kalau sampai dibiarkan maka yang terjadi adalah hal yang tak diinginkan. Sasaeng fans bisa melakukan hal-hal yang diluar nalar daripada fans normal pada umumnya.

Seorang penggemar yang sehat, mereka akan datang hanya untuk sekedar berfoto, meminta tanda tangan dan lain sebagainya. Tapi sasaeng fans itu sangat berbeda. Mereka melakukan apapun seperti memasang kamera pengintai, menguntit, mencuri celana dalam, bahkan mencuri password rumah sang artis ini aduh, terbayang olehku kalau seandainya Steven melakukan hal yang gila.

Berkaca, memandangi wajah artis idolanya itu bahkan menciumnya. Ya ampun, menjijikan.

"Tolong aku, ini serius"

BECAUSE I'M TRISTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang