Hidup itu banyak masalah. Selama manusia hidup, akan ada namanya problematika yang terjadi disekitar masyarakat. Macam-macam. Ada yang social climber tadi, ada yang pamer harta, ada yang tukang bully dimana kerjanya merampas kebahagiaan orang lain lewat sifat mereka yang busuk hati. Tukang bully, adalah komplotan orang-orang bodoh dimana mereka melakukan pekerjaan yang sia-sia. Mereka itu aslinya payah, beraninya keroyokan, sok jagoan, mental sok kuat padahal aslinya mental illnes. Kerjanya menindas orang yang lemah dan mereka kerjanya melampiaskan amarah atas rasa kedengkian. Tak jauh beda dengan setan.
Kata-kataku jahat ya? Kata Obito, manusia yang meninggalkan temannya jauh lebih buruk dari sampah. Kata-kata Obito memang benar. Tapi, ada jauh lebih buruk dari sampah, meresahkan, bahkan lebih buruk dari hama. Hama padi saja masih bisa dimasak, dimakan, ini hama dalam bentuk manusia, gak ada gunanya. Kadang bikin muntah.
Kadang aku berfikir, apa manfaatnya mereka membully sesama manusia? Tidakkah mereka berfikir kalau seandainya mereka berada diposisi korban? Atau takdirnya adalah korban yang mereka targetkan? Mana mau mereka berfikir kesana? Yang penting pukul sana, pukul sini, asal kau ditakuti oleh orang lain yah, mereka akan dipandang kuat sampai ditakuti orang lain. Apanya yang ditakuti oleh orang lain? Tukang bully sebenarnya manusia yang gampang dikanyak. Dia hanya berani melawan ketika ia dan kawannya yang satu otak merundungi orang lain.
Pembully itu cuman berani dalam kandang. Coba kalau dia hidup tanpa kawannya, jadi apalah dia itu. Sama lemahnya dengan yang dia bully.
Jadi pembully yang sesungguhnya adalah the real loser. Menghajar orang tanpa alasan, sesungguhnya mereka menunjukan ciri-ciri orang yang mulai kena gangguan jiwa. Kenapa aku bilang demikian? Karena memang begitulah pembully.
Kebanyakan mereka yang membully, sering mempermasalahkan hal-hal yang spele. Karena wajah dia jeleklah, karena dia kunolah, karena dia miskinlah seenaknya saja melakukan perundungan. Kadang si pembully itu sifatnya sebelas-dua belas dengan binatang. Tapi binatang lebih mending dari pada si pembully itu. Kadang binatang, kalau tidak ada masalah aman-aman saja. Ini, hadeuh.
Pembully itu sering memperkarakan sesuatu yang tak patut dipermasalahkan. Mereka seperti orang-orang yang kekurangan kasih sayang dan lucu. Jadi mereka adalah pelawak kelas hardcore. Dimana pembully itu kerjanya membadut. Badut yang suka melawak dimana kesehatan jiwanya terganggu. Miskin saja orang dipermasalahkan. Tuhan saja yang memiliki dunia, tidak pernah membully umatnya. Malahan ketika umatnya ada yang miskin, meminta ampunan dia dengar curhatan umatnya. Tak pernah DIA membeda-bedakan umatnya. Ini membully sesama manusia, hmm!
Siapa yang aku maksudkan dalam cerita ini? Segerombolan wanita-wanita cantik dengan tubuh yang goals sedang membawa seorang gadis berkacamata kedalam cafe ini. Aku dan Petra yang mesra-mesraan melihat terpaksa melihat pemandangan yang menjengkelkan ini dari kejauahan. Gadis itu menunduk ketakutan. Dia menatap kami berdua dengan iba.
"Aduh, kukira pembulian itu ternyata terjadi difilm-film saja"
Kata Petra mulai kasihan. Aduh, kejadian hari ini aneh-aneh saja. Tapi untuk sementara, aku menikmati romantika dalam part ini.Aku tidak melihat mereka sejenak. Aku fokus pada pacar baruku. Aku melihat pelayan-pelayan membawakan pesanan mereka. Gadis cupu super nerd itu duduk termanggu karena tak sanggup melihat kawannya. Pasti dia tak sanggup melawan karena dia orang miskin atau jelek dan kuno. Tapi gadis itu cantik. Jangan pula kalian bilang aku pedofil.
Para gadis itu menyuapi temannya yang cupu, dengan satu suapan. Entah disengaja atau tidak, suapannya itu malah meleset kebaju si gadis.
"Uups sorry" katanya dengan penuh senyuman. Mereka menyuapinya lagi terus-terusan. Lagi-lagi mereka berkata sorry. Tapi nadanya penuh dengan candaan yang menjengkelkan. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin memberikan pelajaran bagi para gadis itu. Tapi, karena aku laki-laki aku tak bisa berbuat apa-apa. Yang ada aku dikira hal lain (kalian tau apa maksudku). Berusaha menikmati makanan dihari kencan pertama, tapi tawa mereka seperti pemeran antagonis diberbagai serial drama televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
General FictionAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...