38. Fans Gila.

8 0 0
                                    

Selesai kami minum kopi berdua, kami berjalan menyusuri padang rumput dimana ada bulan purnama. Aku menggenggam tangannya erat. Aku takut, cerita ini bakal keterusan ada adegan romantisnya. Tapi, untuk sejenak biarkan kami menikmati nuansa ilham hamparan laut tiada bertepi. Itu lagu, Vidi Aldiano. Jangan bernyanyi di part ini.

Beberapa saat kami jalan pulang, aku dapat televon dari Steven. Pasti dia bertanya tentang Kim Beom. Apa yang harus aku jawab? Aku mematikan ponselku. Sampai ditanya oleh Petra kenapa aku mematikan televon.

Lalu kemudian, ponsel Petra ikutan berbunyi. Petra melihat kontak siapa yang memanggilnya.

"Siapa itu?"

"Steven" kata Petra.

"Orang itu, tadi menelvonku barusan. Matikan saja, palingan dia bertanya dimana Kim Beom sekarang. Aku tak bisa memberitahunya"

"Oke"

Kami kemudian membicarakan hal yang lain. Yaitu Steven.

"Aku heran melihat Steven. Kenapa dia begitu menyukai seseorang sampai berlebihan begitu? Aneh bukan? Mengejar artis sampai ke toko sebelah"

"Aku juga heran dengannya, kenapa dia sampai sebegitunya mengejar Kim Beom?"

"Boleh aku cerita padamu?"

"Boleh? Apa itu?"

"Apakah kau tidak jijik dengan apa yang akan aku ceritakan?"

"Ceritakan saja"

"Steven itu pernah mengirimi surat cinta kepadaku. Dia bilang aku ini Kim Beom yang asli. Padahal namaku Tristan. HAN TRISTAN atau kalau aku ke Korea Han Gi Rae. Berkali-kali aku dikirimi surat cinta olehnya. Aku tau, aku seperti anak kembar bila aku disandingkan dengan Kim Beom. Tapi aku bukan Kim Beom. Aku adalah Tristan. Aku adalah diriku sendiri. Kim Beom adalah dirinya sendirinya sendiri. Aku tidak mau dia menganggapku Kim Beom."

"Tunggu kau bilang dia mengirimi mu surat cinta? Wah, kacau orang itu."

"Kau mendengarkannya jijik bukan?" Ucapku pada Petra.

"Sangat"

"Aku tak akan membiarkan Steven menemukan idolanya itu."

Beberapa saat kemudian, telepone ku berbunyi. Ini dari Steven. Aku harus angkat walau sebenarnya aku malas.

"Ya? Halo?"

"DIMANA KIMBEOM SEKARANG!!! JAWAB AKU!!! AKU TIDAK AKAN BIARKAN KIMBEOM DIBAWA OLEH MU!!! KURANG AJAR KAU!!! BERANINYA KAU MENIPUKU !!!!"

Aku loadspeaker biar Petra dengar. Petra memandangiku dengan bertanya-tanya.

"JAWAB AKU TRISTAN??!! DIMANA KIMBEOM??!!! BERANI-BERANINYA KAU MENCULIK ARTIS!!!! PERSETAN KAU YA!!! AKU SUDAH MENCARINYA DI EDENSOR, TAPI KAU MALAH MENIPUKU KURANG AJAR KAU!!! TRISTAN???!!! DIMANA KAU WOI!!!!"

Beginilah kelakuan orang yang terlalu terobsesi. Kalau Kim Beom mendaki gunung kepuncak Himalaya, pasti akan dikejar. Ibarat pepatah, 'gunung ku daki laut akan aku sebrangi'. Itulah Steven. Sekarang dia mengamuk didalam hp-ku. Mengamuklah, tak akan aku beritahu dimana keberadaan artis favoritemu itu Steven. Sebab, dia adalah tanggung jawabku. Tak tau saja dia kalau sponsornya adalah ayahku.

"DIMANA TRISTAN????!!!!!"

Aku diam saja. Tidak akan aku beritahu. Daripada memperpanjang masalah, lebih baik aku matikan ponselku. Lalu disampingku, tiba-tiba Petra membuka ponselnya pula. Wajah mengkerut saat dia melihat obrolan grup WA. Petra menunjukan obrolan bahwa Steven sedang mengutuk-ngutuk diriku kepada semua anggota grup. Orang ini, merepotkan aku saja.

Disitu di obrolannya dia ingin membawa artis favoritenya untuk dinikahi. Gila dia itu! Obsesi berlebihan menyebabkan dia snewen. Dia tidak tau betapa letihnya seorang artis menghadapi banyak jadwal, fans, bahkan sasaeng fans, yang kerja menguntit sang artis kemanapun dia pergi. Seolah-seolah kaya penjahat yang kerjanya mencari target untuk merampok barang. Si Steven seperti itu kelakuannya.

Terus didalam obrolan grup, dia akan mendatangkan Marlyn Monroe. Sudah gila ini orang. Orang sudah tiada, diundang bagaimana caranya? Dia pikir ini perang dunia Ninja Ke-4, biar bisa di Edo tensei? Aku yakin dia ini kebanyakan nonton film anime, jadi halunya lebih parah daripada anak dunia orange. Eh, sama saja sih, anak dunia jingga kan memang memiliki khayalan level dewa mereka sekarang banyak rahimnya menghangat bila mereka melihat visual cast dari tampilan cerita yang mereka baca.

Aku dan Petra harus balik ke rumah, sebab hari sudah malam. Takutnya mereka cemas.

Sesampainya kami dirumah, Kim Beom menampakan wajah cemasnya. Sementara Alex berusaha menenangkannya. Para Staff lain juga tampak kebingungan. Ada apa ini?

"Ada apa ini?"

"Tuan, Steven fans dari artis kami akan menelvon polisi dan memasang berita palsu" kata para staff.

"Berita palsu?"

"Dia akan menyewa wartawan untuk mencari Kim Beom-ssi sampai dapat"

Gigih juga kau Steven. Mau tak mau aku harus menelvon ayahku nanti. Aku menatap Kim Beom seolah-olah aku menenangkan saudara kembarku. Kita mirip, tapi kita beda profesi dan latar belakang. Kim Beom memohon agar ia bisa aman.

"Dia tidak boleh tau dimana keberadaanmu kawan" kataku.

"Tapi aku takut kawan. Obrolan grup yang ditunjukan Aurel bahwa dia akan menculiku besok."

"Ia tak akan menemukanmu. Tenangkan diri. Kau harus tidur. Oke"

"Aku tak bisa tenang Tristan"

"Jangan begitu, biar aku yang menyelesaikan ini kita pikirkan jalan keluarnya"

Saat aku menenangkannya, tiba-tiba Steven menelvon lagi. Aku meladeninya.

"DIMANA KAU SEKARANG SETAN!!!! DIMANA KIMBEOM?!!! DIMANA?!!!"

Aku menatap wajah Kim Beom. Aku loadspeakaer pembicaraan Steven. Aku menyuruh semua orang yang ada didalam rumah.

"DIMANA KIMBEOMMMMMMM!!!!!!!"

Aku menanggapinya dengan santai. Semua orang bergidik ngeri ketika Steven mulai di Bibury. Aku memutar otak. Oh ya! karena kalau bicara suara ku dengan Kim Beom sama persis, aku menyamar jadi Kim Beom. Mulailah aku mempermainkan Steven.

"Ini aku Kim Beom" kataku.

"Kim beom?? Ah....Kim Beom. Kau dimana sayang. Aku akan menyusulmu. Kita akan menikah" Sarap orang ini. Semua yang mendengar menganggap kalau Steven kekurangan obat. Teriakannya, macam monyet yang baru nampak pisang. Cobalah kau bayangkan monyet teriak-teriak. Pecah gendang telingamu.

"Aku dalam perjalanan menuju ke Edensor. Soalnya, aku dan Steven masih di London" kataku.

"Oke sayang aku tunggu yah. Bye i love you"

Dia mematikan ponselnya. Semua mendengarnya. Kim Beom tak bisa berkata apa-apa. Ternyata ada orang gila macam ini.

"Bagus Tristan, kau menyuruh Steven menunggu" ucap Aurel kagum.

"Kalau kita tidak bohong, maka dia akan mengancammu" kata Alex

"Kami selalu menghadapi fans seperti itu ketika berada di Korea. Tapi, mengejar sampai seperti itu tidak ada" kata staff yang lain.

Para Staff mengatakan yang sejujurnya.

"Sabar Kim"

"Sejujurnya aku takut. Aku tidak pernah menanggapi fans seperti ini. Tapi terimakasih"

"Kalau ada apa-apa, kami akan sigap menghadapi Steven."

BECAUSE I'M TRISTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang