Judul part ini saja, bunyinya seperti sebuah lirik lagu. Tidak apa-apa, suka-suka penulisnya. Kalau dia senang, aku senang juga. Yang penting pemeran utamanya tetap aku yang pegang.
Tristan akhirnya kau bisa berkencan dengan yang tenang. Punya pacar, dengan gaya yang biasa saja, bukan dari kalangan orang atas, tapi kau cinta dengan dia. Kau tak bisa berpaling dari pesonanya.
"Kenapa kau menginginkan aku? Akukan miskin, sementara kau berasal dari keluarga kaya" kata Petra.
"Kalau aku sudah bilang, ' aku cinta' apa yang akan kau perbuat?"
Petra tersenyum.
"Aku kira kamu orang miskin. Penampilan mu biasa-biasa saja. Saat itu aku jatuh cinta sama kamu, dimana aku mengira kamu sepadan dengan aku"
Tunggu, apakah dia mengira aku miskin selama ini. Dan dia jatuh cinta kepadaku karena aku sangat miskin dari luar? Aku memang tidak suka memamerkan kekayaan. Karena aku tau, kalau harta itu bukan hak miliku. Hak miliku adalah cafe ini. Cafe ini, bukan milik ayahku sebenarnya. Ini adalah miliku dimana aku menabung untuk membuka sebuah usaha. Itu sebabnya, aku bolak-balik kuliah agar aku bisa mangatur semua karyawan bahkan uang masuk.
"Kau laki-laki yang mau bersusah payah. Tidak cengeng. Kau mau pulang naik bus, bukan naik mobil. Saat itu, aku sering mengikutimu"
Ucap Petra malu-malu. Selama ini dia menjadi penguntit ternyata.
"Dan kita ternyata berteman. Aku senang berteman dengan mu. Tapi, saat aku melihatmu dengan Erica aku menahan cemburu. Tapi aku sadar Erica itu cantik. Aku tak sepadan dengan Erica"
Kenapa dia berbicara seperti itu? Manusia itu sebenarnya mudah dikagumi antar sesama. Mereka paling mudah mengaggumi dan mencintai. Tapi kadang, manusia kalau menginginkan cinta banyak tetek bengeknya. Kadang mereka menginginkan yang sempurna, seperti tokoh anime tampangnya. Tidak! Seperti lukisan-lukisan Yunani klasik. Tapi tidak denganku. Aku membutuhkan pasangan yang cocok, yang membuatku betah lama. Tidak hanya sekedar cantik saja. Asalkan sepaham, pasti cocok.
Aku suka dengan Petra karena selain dia cantik, dia itu murni. Aku tak peduli dari keluarga manapun asal dia punya masa depan. Dipikiranku aku hanya ingin pacaran, memadu kasih, dan berkeluarga dengan Petra. Aku ingin bersama Petra. Tapi, karena kami berteman aku takut dia menjauh dariku.
"Aku ini serba kekurangan. Aku miskin"
"Aku tidak peduli kau miskin. Selama ini, kaulah yang menemaniku. Kau melihat aku karena aku miskinkan?"
Petra menatapku dengan berlinang air mata. Mulutnya bergetar. Dia senyum dibalik tangisnya. Kenapa dia?
Lagu yang terputar adalah lagu dari Sheila On 7 "pemuja rahasia". Dia tersenyum tak menyangka.
"Selama aku sekolah, aku selalu mengejar yang sepadan. Aku tidak berharap kalau aku akan dicintai orang kaya. Karena bagiku itu dongeng. Orang tidak suka denganku. Dan banyak yang tidak menghargaiku. " kata Petra.
Aku jadi teringat dengan Luciano.
"Bagaimana dengan Luciano? Diakan juga kaya kenapa kamu tidak menyukainya?"
"Dia hanya mengejekku saja" katanya. Dia menataku dengan wajah sendu.
"Dia menyukaiku lantaran dia cuma pamer, dan rasa cinta hanya dijadikan sebuah konten. Aku tidak mau semuanya penuh dengan kepura-puraan. Aku juga pernah menyukai orang miskin. Tapi, aku ditolak lantaran keluarga dari pihak pria" kata Petra.
"Aku suka padamu, lantaran kau mau bersusah payah. Kau juga gentleman. Tapi apakah aku pantas"
"Kalau tidak pantas....kenapa aku memilih mu? Aku cinta padamu. Jangan khawatir. "
Aku menggenggam tangan Petra sambil meyakinkan hatinya.
"Kalau aku sudah cinta, jangan kau bilang diriku tidak pantas untukmu. Aku sudah tergila-gila padamu. Aku menginginkan kan kamu, karena kamu punya sesuatu yang sekarang jarang dimiliki. Aku mau disini. Jangan bilang kau tidak pantas untukku. Manusia pantas untuk dicintai. Pantas dikagumi. Jadi jangan bilang seperti itu. Kau yang selalu bersamaku. Itulah yang membuatku menyukai semua yang ada pada dirimu."
"Tristan, apakah kau benar-benar menginginkan hubungan ini?" Tanya dia penuh dengan keyakinan.
"Aku ingin. Aku sudah lama mengintaimu tapi dalam diamku selama ini. Aku mengintaimu"
Aku menatapnya sebagai seorang wanita. Dia adalah wanita. Sepertinya dia menggenggam jantungnya karena dia pasti merasa berdebar-debar.
"Kau menahan debaran dijantung. Kau lucu" kataku. Aku tersenyum. Dia tertawa kecil dengan tawa manjanya.
"Cepatlah, nanti Kim Beom dan yang lain menunggu. Kau tau kan betapa cerewetnya Alex"
"Aku rasa Alex sudah mulai jatuh cinta pada Aurel. Mungkin giliran dia yang akan pacaran"
Mungkin saja. Aku tunggu..
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
General FictionAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...