Aku menatap gadis ini dengan serius. Tangannya gemetar sambil meremas selimut. Dia menunduk seperti merasa bersalah. Airmatanya berlinang, mulutnya bergetar dan dia menatapku tidak ceria, melainkan seakan aku mengintimidasinya. Dia menghela nafas sebelum ia berbicara. Kemudian memasang wajah tersenyum miris seakan ia tau dia salah.
"Sebenarnya aliran ku dalam menulis ada genre fantasi. Aku menang kontes dalam menulis. Aku memberitahu ayah, tapi dia tidak suka apa yang aku lakukan. Ayahku menganggap menulis itu tidak ada gunanya. Judul cerita ku adalah Vanya and the danger street. "
Mendengar itu, Petra terkaget-kaget. Dia memandang gadis remaja itu dengan kagum.
"Kaulah pengarangnya? Aku membaca cerita berkali-kali. Keren kau ini! Aku penggemar ceritamu" kata Petra.
Alyss tersenyum bahagia ternyata ada yang mengaggumi ceritanya. Tapi, ia kembali memasang wajah penuh derita. Ada apa sebenarnya dengan dia? Dia menelan air ludah sambil diam. Semua orang bertanya-tanya. Dia menghadapkan wajahnya kembali kepada kami semua bahwa, dia ingin mengutarakan apa yang terjadi.
"Ayahku menginginkan aku menjadi tentara wanita. Tapi aku tidak bisa gara-gara aku terkena penyakit jantung bawaan. Yang bisa aku lakukan adalah menjadi seorang penulis. Ayahku tidak tau ini. Dia egois. Malah, dia menceraikan ibuku karena ibuku penyakitan"
Aduh, dia memang pria brensek betulan. Hanya karena wanita penyakitan dia sampai menceraikannya. Ini alasan yang menjengkelkan.
"Lalu alasan mu mengarang cerita berbau dewasa karena apa sebenarnya?" Tanya Alex melipat kedua tangannya.
"Alasannya, aku ingin memberitahukan kelakuan bejat ayahku dimana ia telah meniduri banyak wanita. Dia sering membawa wanita malam-malam. Setiap aku belajar, pintu kamarku dikunci. Aku kira ayahku sedang menghukumku. Tapi ketika aku dikunci dalam kamar, aku selalu mendengar perempuan mendesah seakan kesakitan. Aku kira perempuan itu disiksa oleh ayahku. Kupasang kamera pen disalah satu pot bunga. Lalu aku biarkan sampai pagi. Besoknya pada siang hari, ayah tak ada dirumah aku mengambil kamera pen itu. Aku buka isinya. Kau tau apa yang kuliah, sesuatu yang tak pantas dimana ayahku bermain dengan banyak wanita. Makanya karangan itu kupersembahkan kepada ayahku karena kelakuannya. Anehnya, ibuku masih mencintai pria brensek itu.
Aku ingin kembali ke ibuku"Ucap gadis itu. Dia menangis dengan menahan amarah. Ternyata Alyss menghukum ayahnya lewat jalur literasi, tapi malah dia yang teraniaya.
"Ayahku....aku ingin diperlakukan lembut sebagai seorang anak. Tapi itu mustahil. Aku tau cara itu tidak benar. Tapi, nuraniku membuatku harus mengumumkan kelakuan ayah. Biar dia bisa membuangku, dan kembali pada ibu"
Ini, akibat orang tua yang egois. Anak jadi salah kaprah. Ketika seorang anak punya hobi yang dia tekuni, bukannya malah didukung, tapi malah dikekang.
Orang yang paling ku benci selain wanita perebut suami orang, adalah orangtua yang tidak mengerti potensi yang ada dalam diri seorang anak. Mereka menjadi anaknya sebagai subyek obsesi yang tidak jelas. Kalau anak itu tidak mendapatkan apa yang mereka dambakan, maka akan cenderung menyiksa anak, menekan bahkan memaki. Ini sungguh ironi. Kadang mereka melontarkan kata-kata yang tidak pantas. Parahnya mereka menampar anak mereka dengan tangan. Ini sangat menjengkelkan. Kalau anak itu berkata baik-baik dan bilang tidak mampu, maka mereka akan menyiksanya tanpa segan. Alasan kunonya: dia harus di didik agar dia menjadi anak yang baik. Bohong! Mereka pembohong. Jangan percaya orangtua yang memukul seorang anak tanpa alasan hanya untuk masa yang akan.
Aku belum menjadi seorang ayah. Diusiaku yang memasuki 32 tahun ini aku merasakan betul bagaimana rasanya kalau seorang anak nantinya benci dengan kita? Itu jauh lebih menyakitkan dibanding ketika kau dijauhi teman sebaya. Anak itu ketika kita menjadi orangtua maka mereka adalah prioritas utama.
Jika aku sudah menemukan tambatan hati, lalu menikah, dan mempunyai anak, mereka adalah yang utama. Dan aku ingin berkeluarga dengan seseorang yang kini sedang bersamaku. Huh!
Alyss adalah korban dimana orang tua tak mengerti. Bahkan terkesan tak peduli. Untung saja anaknya tidak menyebarkan aib sang ayah. Kalau tidak bakal bertambah hukumannya.
"Aku ingin kembali pada ibu. Aku ingin tau tentang ibu. Cerita 18 plus itu adalah pengambaran ayahku." Dia memohon padaku.
"Tapi kau harus sembuh dulu baru kau bisa bertemu dengan ibumu. Oke"
Kataku. Aku ingin ibunya melihatnya dalam keadaan sehat. Alyss semoga kau cepat sehat.
------------------------------------------------------
1 hari kami menjaga Alyss, kami harus berada disisi Alyss sampai ia bertemu dengan ibunya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I'M TRISTAN
Fiction généraleAku Han Tristan, atau Han Gi Rae. begini caraku melawan orang yang aneh. Begini pula caraku menghadapi masyarakat tak jelas dengan Fenomena-fenomena aneh. Aku Tristan. Bukan seorang mafia tampan, bukan pula CEO, bukan pula seorang Psycopath ganteng...