Suara isak tangis terus menerus keluar dari balik bibir Artha, matanya tak bisa berhenti mengeluarkan airmata yang turun deras dari mata indahnya bahkan bulu mata lentiknya pun ikut basah
Flashback
Artha berjalan keluar dari lantai dansa dan membiarkan Ran berdansa bersama Mikhael meskipun sebenarnya hati Artha sama sekali tidak mengizinkan Ran berdansa dengan Mikhael
"Artha itu cemburu tahu ! Masa Ran gak pernah peka sih !?" Batin Artha
Pak Udin menghampiri Artha yang sedang meminum minumannya lalu mengajak Artha mengobrol seputar rencana Artha ketika lulus dari SMA, Artha memang dekat dengan guru guru disekolahnya bahkan Artha sering diajak gurunya makan makan di ruang guru
Setelah menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama guru guru,Artha melihat kembaran Mikhael menarik tangan Ran dan diikuti oleh sahabat sahabatnya yang lain
Dilihat dari jauhpun sudah bisa dipastikan kalau kembarannya Mikhael itu sedang marah, kalau tidak salah ingat namanya Gabriel ya ? Artha tidak begitu akrab dengan Gabriel dan tidak tahu sifat asli Gabriel apakah sehangat Mikhael atau justru kebalikan dari Mikhael, yang jelas hati Artha merasa tidak nyaman saat melihat Gabriel
Artha memutuskan untuk menyusul Ran dan sahabatnya yang berjalan menuju rooftop sekolah, beruntung disepanjang koridor ini tidak segelap biasanya soalnya kalau gelap Artha takut digodain hantu huhu~
Artha menaiki anak tangga satu persatu dengan hati yang berdebar, anak tangga ini tidak sampai 2000 anak tangga tapi entah kenapa hati Artha semakin tidak karuan ketika kakinya menaiki satu persatu anak tangga
Dan disinilah Artha, berdiri di depan pintu rooftop tanpa berniat untuk membukanya karena dari sinipun Artha bisa mendengar jika Ran dan sahabatnya sedang berdebat karena merasa tidak sopan dan takut ketahuan oleh para Hell Angels yang setau Artha memiliki insting dan pendengaran yang tajam
Hal itu sudah pernah dibuktikan oleh Artha ketika dia menghabiskan waktu bersama dengan Ran, Ran bisa mendengar suara bisikan Artha dan bisa membaca raut wajah juga gesture Artha dengan sangat mudah, Artha terkenang saat awal berpacaran dengan Ran dimana Artha harus benar benar menjaga sikap dan tingkahnya karena takut pada Ran
Artha memutar kembali badannya dan hendak kembali ke auditorium tempat prom night diadakan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara Ran yang semakin meninggi
"Gabriel my dear, apa dimata lo itu akting gue terlalu keliatan natural ? Lo jelas tau kalau lo mau nangkep hewan buruan, lo harus menunjukkan hal hal manis terlebih dahulu agar hewan buruan lo terbuai,iya kan ?"
Artha mengerutkan keningnya bingung dengan perkataan Ran "Ran mau bikin sinetron tentang berburu sama sahabatnya ? Kok pakai akting segala sih, aneh untung Artha sayang" oceh Artha, namun nafasnya nyaris berhenti ketika mendengar suara Ran lagi
"Nah hal itu yang gue lakuin Gabby, bagi gue Artha itu gak lebih dari sekedar mainan yang gampang dimainkan dan gue bersikap manis sama Artha semata mata karena gue gak mau kehilangan buruan gue, pahamkan ? Gila aja sih gue cinta sama nerd begitu"
Deg
Dada Artha terasa ditikam oleh katana yang baru selesai diasah, rasa sesak, sedih, marah dan kecewa bercampur menjadi satu hingga Artha bingung harus memproses yang mana yang harus dia tunjukkan
"Jadi Artha cuma Ran anggap mainan ? Jadi selama ini sikap manis Ran itu cuma tipuan ? Artha dibohongi ? Mikhael pun bohongi Artha ? " Batin Artha, airmata mulai turun dari pipinya dengan cepat Artha membungkam mulutnya sendiri dengan tangan karena takut isakkannya terdengar oleh Hell Angels
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATHA (MAJOR REVISION)
Teen FictionON GOING (18+ Mengandung kekerasan,kalimat kasar dan non baku serta adegan dewasa,harap bijak dalam memilih bacaan) Apakah kau tahu hal apa yang selalu kusembunyikan ? Aku mencintaimu,itu saja dan akupun juga terluka karena mencintai manusia seperti...