~~~
"Oh gue kira siapa" ucap Ran setelah melihat wajah seseorang yang sudah sangat dia hafal, Faisal anak kelas 12 Ips 1 teman sekelas Khafi dan Tata yang beberapa bulan belakangan ini mendekati Ran, bahkan sering bertanya kepada Khafi dan Tata jika Ran itu tipe wanita seperti apa yang tentu saja tidak pernah di jawab oleh kedua sahabatnya itu, lagipula tidak ada kerjaan sekali
"Kamu suka sejarah ya Ana ?" Tanya Faisal untuk yang kedua kalinya
"Kalau gak suka, gak akan dibaca" Jawab Ran sambil memutar kedua bola matanya jengah "Panggil gue Ran, bukan Ana" sambungnya
"Loh kenapa ? kan Ran+ana jadinya Arana" bantahnya, dia memang lelaki keras kepala
"Kalau mau ajak gue berantem, tunggu pas istirahat kedua" ucap Ran yang mulai merasa terganggu dengan keberadaan Faisal
"Kalau mau ajak kencan pas pulang sekolah nanti, mau gak ?" Tanya Faisal dengan senyumnya yang lumayan manis tapi tidak memiliki pengaruh apapun pada Arana Luciana
Saat Ran ingin membalas perkataan Faisal, fokusnya teralihkan pada sesosok pria berkacamata yang baru saja memasuki perpustakaan, ya itu Artha lelaki yang sedang Ran incar demi terselesaikannya tantangan Truth or Dare dengan sahabatnya
~~~
Flashback
"Truth or Dare,Princess?" Tanya Mikhael pada Ran
"Dare" Jawab Khafi dengan cepat "Gausah kebanyakan mikir Arana sayang" ucap Khafi
"Sialan lo Kap" ucap Ran
"Oke Ran, lo liat cowok yang mau keluar kantin sambil bawa kotak makan?"tanya Mikhael
"Iya liat" jawab Ran ogah ogahan,dia memiliki firasat bahwa tantangan untuknya akan sedikit menyusahkan
"Sini bisikin" ucap Mikhael lalu membisikan sebuah kalimat di telinga Ran
"Gue ga peduli gimana caranya lo harus taken sama tuh cowok" ucap Mikhael sambil berbisik di telinga Ran
"Are you losing your mind ?"Tanya Ran pada Mikhael
"No, jangan jadi pengecut Ran" ucap Mikhael dengan nada meremehkan dan tentu saja itu membuat Ran merasa tertantang
"Okay, kalo gue berhasil lo harus traktir gua sepuasnya" tantang Ran
"DEAL" ucap Mikhael
Flashback off
~~~
"Hi" Sapa Ran kepada seorang Pria yang baru memasuki perpustakaan dengan senyum manis andalannya
"Oh h-hi" balasnya sambil menunduk
Sebenarnya Ran sedikit heran kenapa laki laki ini selalu tidak mau melihatnya jika mereka bertemu apa wajah Ran semenyeramkan itu ? tapi mama dan neneknya bilang kalau Ran itu cantik, apakah mama dan neneknya berbohong ?
"Artha kan ? semoga aja lo ga lupa sama gue hehe" ucap Ran sambil cengengesan, sebenarnya dia sedikit bingung harus bersikap seperti apa karena ini kali pertamanya menghadapi cowok kaku dan lugu seperti ini, biasanya cowok yang Ran dekati selalu welcome atau malah cenderung agresif mungkin?
"Arana" jawabnya dengan suara pelan yang untungnya keadaan perpustakaan yang hening membuat Ran dapat mendengarnya, kan malu jika harus meminta seseorang mengulangi perkataannya di tambah dengan jarak Ran dan Artha tidak terlalu jauh
"Wah ternyata lo inget sama gue" ucap Ran merasa lega karena lelaki itu mengingat namanya
"Semua warga sekolah ini pasti kenal kamu Arana" jawab ibu Grace penjaga perpustakaan sambil terkekeh geli
"Loh kok bisa?" Tanya Ran
"Bisalah gimana mereka gak kenal kamu,kalo hampir setiap hari nama kamu dan kurcaci di panggil lewat speaker utama" jawab bu Grace masih dengan kekehannya
Ran juga ikut terkekeh mendengar penuturan bu Grace, di pikir pikir benar juga namanya terlalu sering di panggil lewat pengeras suara jadi wajar saja jika murid di sekolahnya itu mengenal Ran si troublemaker yang sebenarnya tidak menyadari kalau dia troublemaker
"Oiya Artha ada perlu apa kesini?" Tanya bu Grace pada Artha yang keberadaannya terlupakan sesaat oleh kami berdua
"Ini bu Artha mau ngembaliin buku paket kimia" jawab Artha
"Taruh aja disitu Tha,mau ambil buku pelajaran apa lagi?" Tanya bu Grace
"Engga bu, sekarang jam pelajaran olahraga" ucap Artha sambil tetap menunduk
"Oh gitu, yaudah gih nanti ketinggalan olahraganya" ucap bu Grace, sepertinya bu Grace salah satu guru yang paling perhatian pada murid terbukti pada perlakuannya yang selalu ramah dan baik, bahkan kepada murid sejenis Ran
"Kalo gitu Artha permisi bu" kemudian Artha berlalu dari perpustakaan dengan kepala masih menunduk tentu saja
"Arana gak ke kelas?" Tanya bu Grace
"Pelajaran Matematika belum habis bu, saya kan gak boleh ikut pelajaran" jawab Ran seadanya
"Biasanya kan disuruh tunggu di depan kelas, yaudah kalau gitu nanti bilang aja kamu di perpustakaan" ucap bu Grace yang tentu saja membuat Ran tersentuh
"Percuma saya bilang dari perpustakaan juga bu gak akan ada yang percaya hehe soalnya sekali di cap buruk selamanya bakalan terus di cap buruk gak peduli seberapa banyak kebaikan yang udah di lakukan, oh ya bu saya bantuin beresin buku ya mumpung gak ada kerjaan" tawar Ran yang sudah mengangkat tumpukan buku paket bahkan sebelum bu Grace mengiyakan tawarannya
Sambil menyusun buku di rak, Ran terkekeh dengan suara kecil setelah mengatakan kalimat itu pada bu Grace,sungguh Ran bukan cari perlindungan tapi itulah kenyataannya, sebenarnya percuma juga menceritakan yang kamu rasakan kepada manusia karena orang yang membencimu akan senang melihat kamu terpuruk dan orang yang menyayangimu akan merasa bersimpati ketika melihatmu terpuruk, ada juga orang yang mendengarkan hanya karena rasa penasaran, manusia memang menggelikan tapi cobalah sadar bahwa kita juga manusia, tidak ada bedanya kecuali kamu tidak menapak di tanah hehe~
Ran terlarut dalam kegiatannya memasukan buku ke rak dan tentu saja terlarut dalam pikirannya sendiri yang sedang asik menertawakan dirinya, hidup ini terlalu menggelikan
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATHA (MAJOR REVISION)
Teen FictionON GOING (18+ Mengandung kekerasan,kalimat kasar dan non baku serta adegan dewasa,harap bijak dalam memilih bacaan) Apakah kau tahu hal apa yang selalu kusembunyikan ? Aku mencintaimu,itu saja dan akupun juga terluka karena mencintai manusia seperti...