Artha yang menyadari Ran diam setelah mendengar ucapannya merasa bersalah
"Ran maaf, Artha gak bermaksud bu-" ucapan Artha terpotong ketika mendengar Ran terkekeh
"Kenapa harus minta maaf ? Jangan merendahkan diri terlalu sering dengan meminta maaf atas kesalahan yang bahkan gak lo lakuin Artha, kalau lo begitu terus nanti di injak loh"
"Abis Ran langsung diem pas Artha ngomong begitu, Artha kira Ran tersinggung"
"Cuma speechless aja ternyata gue yang pertama buat lo, gue kira gue jadi yang kedua kalo liat betapa dekatnya sama cewek yang di mall itu siapa namanya ? Ah iya Neira" ucap Ran sambil tersenyum kecut
"Neira sahabat Artha dari masih playgroup rumah kita juga sebelahan jadi Artha dekat sama Neira"
"I see"
"Ran gak marahkan ?"
"Marah kenapa ?"
"Kalau Artha jadi sahabat Neira ?"
"Enggak, perempuan itu bahkan terlalu jauh buat masuk ke daftar saingan gue dan tenang aja gue ini bukan orang yang gampang tersinggung"
Artha sedikit menegang ketika mendengar nada bicara Ran yang berubah menjadi dingin dan penuh aura mengintimidasi
"Tapi selama dia gak usik apa yang udah jadi milik gue, selama itu dia aman" Ran menyadari perubahan sikap Artha yang sedikit ketakutan padanya,secepat mungkin Ran mengubah sikapnya agar Artha kembali merasa nyaman
"Masih jauh Tha ?"
"Sebentar lagi kok" jawab Artha "Ran ?"
"Hm ?"
"Tadi di sekolah Artha ketemu Mikhael"
"Kita kan satu sekolah Artha, masa sih gak pernah ketemu" ucap Ran sedikit terkekeh
"Tapi Mikhael nya aneh masa dia tanya Artha toilet dimana, emang selama hampir 3 tahun sekolah di sana Mikhael gak pernah ke toilet gitu ? Terus Mikhael jadi dingin banget kata katanya ketus juga di tambah cara ngomongnya beda kaya ada aksen british nya gitu" ucap Artha menceritakan perubahan sikap Mikhael yang sangat berbeda dengan yang biasanya
Mikhael dingin dan ketus ? di tambah cara bicaranya ada aksen British, apa yang di maksud Artha itu Gabriel ?masa sih mereka ketemu secepat itu kalau begini sih gawat
"Dia bilang apa ke lo ?"
"Cuma nanya toilet dimana aja"
"Mikhael lagi ada problem makanya dia kaya begitu nanti juga idiot lagi kok"
"Tapi Artha gak mau ketemu sama Mikhael versi begitu lagi soalnya serem, matanya tajem kaya samurai baru di asah" Artha bergidik ngeri mengingat wajah Mikhael yang seperti mafia pasar gelap,eh memang Artha tahu ?
Begitu juga gue Artha, gue gak mau lo ketemu Gabriel apalagi dengan posisi Gabriel yang tahu siapa lo di kehidupan gue
"Nah Ran kita udah sampai" ucap Artha setelah memarkirkan mobilnya dan melangkah keluar untuk membukakan pintu bagi Ran
"Makasi sayang" lagi lagi Ran membuat Artha tersipu malu
"Ayo Ran"
"Restoran Italia ?" Gumam Arana yang dapat di dengar oleh Artha
"Iya, Ran suka kan ?"
"Suka, but i like you the most" ucapan Ran sambil menggoda Artha
"Kalau begitu yuk masuk" Artha menautkan jemarinya dengan jari lentik milik Ran dan berjalan ke dalam restoran
"Selamat malam, apakah anda sudah melakukan reservasi ?"
"Ya" Jawab Artha
"Atas nama Artha Yofiel Melviano ?" Tanya resepsionis untul memastikan
"Benar"
"Mari saya antar ke meja anda" Artha dan Ran mengikuti langkah resepsionis itu ke sebuah meja yang terletak dekat dengan jendela
Artha menarik kursi untuk Ran dan membiarkan Arana duduk terlebih dahulu lalu setelahnya Artha menarik kursi yang berhadapan dengan Ran tak lama ada seorang pelayan yang menghampiri meja mereka dengan membawa buku menu
"Ran mau pesan apa ?"
Ran melihat lihat tampilan makanan yang ada di buku menu dan berdecih dalam hati ketika melihat nama hidangan yang ada semuanya berbahasa Italia,beruntung dulu dia pernah diajari oleh mamanya sehingga tidak terlalu memalukan jika harus memesan seperti ini
" Linguine Alle Vongole " ucap Ran tanpa ragu beruntung dia tidak terbata bata
"Itu aja ?"
"Ya"
"Oke, satu Linguine Alle Vongole dan Shrimp Fra Diavolo" Artha mengucapkan nama makanan itu dengan lancar sepertinya dia fasih berbahasa Italia di tambah Artha memesan berbagai makanan
"Lo keliatan gak asing sama makanan Italia ?" Tanya Ran
"Grandma Artha ada di Italia dan Artha sering liburan semester disana"
"Oh"
"Bahasa Italia Ran juga bagus, gak kedengeran ragu" ucap Artha
"Syukur kalau begitu"
"Ran belajar ?"
"Hm cuma sebatas tau pengucapan dan cara baca aja, gak mendalami" Jawab Ran "oh iya, kenapa lo ajak gua ke resto Italia ?"
"Ini restoran kesukaan Artha,Artha sering kesini kalau Bunda lagi mogok masak"
"Begitu, Artha anak tunggal?"
"Bukan, Artha anak bungsu"
"Eh, tapi pas ulang tahun tante Hana gue gak liat kakak lo deh"
Artha tersenyum mendengar pertanyaan Ran
"Kakak udah bahagia di surga"
"Sorry Artha, gue turut berduka cita"
"Gapapa, Ran kan gak tau lagipula itu udah lama pas Artha umur 5 tahun dia 8 tahun"
"Berarti Artha cuma sendiri dong ?"
"Ada kakak"
Ran menatap Artha meminta penjelasan yang lebih detail karena dia sungguh tidak mengerti arah pembicaraan Artha
"Kakak Artha itu kembar laki laki dan perempuan, yang gak ada itu yang laki laki namanya kak Louis sedangkan yang perempuan namanya Louisa" Jelas Artha
"Terus kak Louisa sekarang dimana ?"
"Semenjak kak Louis pergi, kak Louisa memilih tinggal di Italia bareng grandma"
"Begitu"
Percakapan mereka terhenti ketika pelayan mengantarkan pesanan mereka
"Selamat makan Arana"
"Selamat makan Artha"
Mereka berdua makan dalam diam hanya ada suara dari peralatan mereka, sebenarnya Ran merasa tidak enak ketika membahas keluarga Artha dia dapat melihat Artha yang berusaha menahan rasa sedihnya ketika bercerita tentang kakaknya yang telah tiada
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATHA (MAJOR REVISION)
Teen FictionON GOING (18+ Mengandung kekerasan,kalimat kasar dan non baku serta adegan dewasa,harap bijak dalam memilih bacaan) Apakah kau tahu hal apa yang selalu kusembunyikan ? Aku mencintaimu,itu saja dan akupun juga terluka karena mencintai manusia seperti...