Lampu penerangan berjejer rapi di antara hiruk pikuk Malioboro yang terkenal akan pesona tersendirinya, barang dagangan yang di jajakan dan toko toko yang menjual berbagai macam kebutuhan suasana seperti ini semakin terasa hangat ketika melihat keramah tamahan orang orang di sekitar
Ran berjalan di sepanjang jalan Malioboro bersama ke enam sahabatnya yang sedari tadi mengekorinya sambil tertawa bahagia, pihak sekolah memberikan siswanya waktu untuk menikmati malam bebas tanpa tour guide dan itulah yang selalu Ran tunggu
"Makan disitu, mau gak ?" Tanya Khafi ketika melihat sebuah angkringan yang tidak terlalu ramai
"Boleh" jawab Ran segera memasuki tenda angkringan itu dan memesan begitu juga dengan ke enam sahabatnya beruntung Tata mahir menggunakan bahasa Jawa sehingga mendapatkan harga yang lebih murah
"Siapa yang mau bayar buat makanan kali ini ?" Tanya Rayhan sambil menopang dagunya menggunakan tangan
"Biar gue aja" ucap Gabriel
"No Gabriel, lo udah bayarin kita dari pertama kita kulineran disini" ujar Khafi dengan tegas
"Sebenernya gue sih gak masalah kalau Gabriel mau bayarin lagi" ucap Mikhael sambil tersenyum mengejek "Perut gue masih bisa nampung gratisan dari Gabriel kok" sambung Mikhael
"Err Mika, bukannya kamu gak pernah modal kalau jalan jalan sama kakak ?" Tanya Gabriel dengan wajah datarnya
"Gak usah di spill kan bisa kakakku sayang" sinis Mikhael yang wajahnya berubah ketus sedangkan Ran hanya menertawakan si kembar tak ada akhlak ini
"Sebenernya heran sih, Mikhael sama Gabriel kan kembar tapi kenapa keliatannya Gabriel lebih punya banyak uang bahkan Gabriel sering banget traktir kalau Mikhael sih kalau lagi baik doang" ujar Tata
"Iyaudah gue miskin Ta, puas lo ?"
"Sebenernya uang bulanan gue sama Mika sama, cuma bedanya kalau Mika itu selagi ada yang gratis ya dia milih yang gratis" jelas Gabriel
"Lo selalu nabung kan Gabby ?" Tanya Ran yang mulai penasaran
"Aku nabung kok Luci"
"Bohong Ran maksudnya Gabriel itu nabung di perut" bantah Mikhael
"Luci nanya ke kakak bukan kamu" sinis Gabriel
"Mulai berantem" ucap Khafi dengan senyum gantengnya yang merekah
"Jadi yang mau bayar siapa ?" Tanya Rayhan lagi
Semua orang yang berada di meja itu bertatap tatapan sambil memasang senyum ahh lebih tepatnya seringaian mereka masing masing
"Gue yang bayar deh" ucap Ran
"Asik di bayarin calon istri" ujar Mikhael sambil bersorak bahagia
"Siapa yang kamu sebut calon istri, Alexander Neville !?" Tanya Gabriel pada Mikhael yang sedang memasang wajah yang mengejek pada Gabriel,sedangkan Gabriel sudah mulai memperlihatkan amarahnya yang siap meledak kapan saja
Ran tersenyum samar sambil menunggu jawaban apa yang akan di keluarkan Mikhael ketika menjawab pertanyaan Gabriel yang salah sedikit saja bisa berakibat fatal
"Tentu saja Nyonya Arana Neville calon istri Mikhael Alexander Neville, tuan Gabriel yang terhormat memang siapa lagi?" jawab Mikhael dengan senyuman menyebalkan yang tak pernah hilang sedangkan Ran hanya terkekeh mendengarnya berbeda dengan Gabriel yang ekspresi wajahnya kembali datar
Dengan tenang Gabriel memainkan ponselnya dan menelpon seseorang "Halo dad, ini Gabby" ucap Gabriel
"Heh ngapain lo nelpon Daddy ?" Tanya Mikhael yang mulai kalang kabut
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATHA (MAJOR REVISION)
Teen FictionON GOING (18+ Mengandung kekerasan,kalimat kasar dan non baku serta adegan dewasa,harap bijak dalam memilih bacaan) Apakah kau tahu hal apa yang selalu kusembunyikan ? Aku mencintaimu,itu saja dan akupun juga terluka karena mencintai manusia seperti...