15. Mencari

156 14 9
                                    

Artha POV

Dering alarm membuat Artha terbangun dari mimpi indahnya,dia meregangkan badannya dan melihat sekarang pukul 5 pagi, Artha segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan memakai seragam sekolahnya

Sambil menunggu waktu berangkat sekolah Artha mengambil buku pelajaran hari ini dan mulai membacanya ini kegiatan rutin Artha ketika subuh, Artha membaca bukunya dengan khidmat seakan di dunia ini hanya ada Artha dan buku, dan Artha tidak menyadari jika waktu terus berputar

"Artha sarapan yuk, papa udah nunggu di meja makan" ucap bunda sambil mengetuk pintu kamar Artha

"Iya Bunda" Artha memasukan bukunya ke tas dan membawa tasnya ke meja makan

"Pagi Pa, Bunda"

"Pagi Tha, ayo sarapan" balas papanya

Artha dengan segera duduk di kursi sebelah kanan papanya dan mengambil sarapan yang tersedia

"Tha, udah mikirin mau kuliah kemana?" Tanya Bunda

"Udah Bunda"

"Oh ya, dimana?" Tanya papanya

"Pengennya di Stanford pa" Jawab Artha sambil menunduk

"Belajar yang rajin ya sayang, supaya impian kamu tercapai" Ucap Bunda Hana sambil tersenyum memandang Artha

"Bener kata bunda, kamu belajar yang bener jangan aneh aneh, pacarannya nanti aja kalo udah mapan kan malu kalo traktir pacar pake uang orang tua" Papanya terkekeh
"Tapi kalo udah punya pacar sih gapapa, ajakin kesini aja Tha kan papa sama bunda juga pengen ketemu calon menantu" Sambung papanya

Sontak hal itu membuat pipi Artha memerah menahan malu

"Wah Artha kita udah dewasa Pa" ucap mama sambil tertawa

Artha menundukkan kepala untuk menghindari tatapan orang tuanya yang sedang menjahili Artha, Artha dengan segera meneguk segelas susu coklat kesukaannya hingga tandas

"Pa, Bun Artha berangkat ya" ucap Artha sambil memasukan bekal makan siangnya ke dalam tas kemudian menyalami tangan kedua orang tuanya dan melangkah keluar rumahnya untuk menuju halte bis

Artha sampai di sekolah pukul 6:20 dan segera menuju kelasnya di 12 MIPA 1 dan meletakkan tasnya di atas meja

"Woy cupu udah kerjain pr kimia belum ?" Ucap Afkar, laki laki yang sering membully Artha di kelas dia dan gerombolannya kerap sekali menjahili Artha, di sekolah ini Artha tidak memiliki satupun teman tidak ada yang mau berteman dengannya, orang mendekatinya karena ingin membullynya atau ingin memanfaatkannya

"U-udah"

"Mana sini njing" Ucap Bobby kawan baik dari Afkar

"B-bentar" Artha segera mengambil buku tugas kimianya di tas

"CEPETAN DONG SETAN" sentak Afkar sambil menendang meja Artha dan membuat Artha tersentak kaget

Setelah menemukan bukunya Artha memberikannya pada Afkar dan langsung di rampas oleh Afkar

"Bagi duit dong Cupu" ucap Danish

"A-Artha gaada uang Nish"

"Halah bapak lo itu pengusaha sukses yakali gaada duit, cepet sini"

Artha mengambil uang di kantongnya dan terdapat 30.000 dari sana, Danish langsung merampasnya

"Makasi ya cupu, sering sering deh lo kasih gue duit" ucap Danish sambil terkekeh dan kemudian pergi entah kemana

Artha menghela nafasnya untung saja itu uang sisa kemarin, uang sakunya hari ini dia simpan di tas hal itu membuat Artha sedikit bersyukur, Artha kemudian membuka bukunya dan terlarut dalam dunianya sendiri, namun tiba tiba dia teringat pada Ran kejadian semalam itu masih membekas bagi Artha

Pernyataan Ran yang secara terang terangan mengklaim Artha sebagai kekasihnya membuat Artha gelagapan di tambah wajah cantik Ran yang membuat hati Artha berdebar dan jangan lupa pengakuan cinta Artha pada Ran yang dia ucapkan secara tidak langsung, meskipun Artha tahu Ran tidak mengerti bahasa yang di ucapkan Artha tapi setidaknya itu membuat hati Artha sedikit lega

Artha tersenyum mengingat yang semalam itu fokusnya teralihkan hanya karena mengingat Ran dan itu membuat Artha tidak sabar ingin makan siang dengan Ran

~~~

Saat bel istirahat berbunyi Artha segera melangkahkan kakinya menuju kelas 12 MIPA 3 dengan langkah ringan, tangannya membawa kotak makan kesayangannya

Di depan kelas 12 Mipa 3 terdapat 2 orang murid yang sedang bercengkrama di depan kelas, setau Artha kedua orang itu adalah sahabat Ran karena Artha sering melihat Ran bersama kedua orang itu dan dua orang lainnya

Artha mengenal dua orang itu, Mikhael dan Rayhan nama yang sering Artha dengar di speaker hampir setiap hari dan Artha juga tidak lupa dengan nama Ran yang selalu di panggil lebih dahulu sebelum mereka berdua, dua orang yang dijuluki troublemaker sama seperti Ran

Artha mendadak gugup ketika ingin menanyakan keberadaan Ran pada Mikhael dan Rayhan, bukan karena apa tapi Ran dan sahabatnya itu terkenal dengan segala kelakuan buruknya, bahkan Neira yang berbeda sekolah dengannya saja tahu keburukannya meskipun tidak mengenal siapa Ran itu

Mereka di juluki sebagai Hells Angels

Bukan tanpa alasan kenapa mereka di juluki Hells Angels, di balik catatan buruk mereka, mereka juga memiliki paras rupawan dan Artha akui itu Ran dan sahabatnya memang memiliki wajah rupawan yang berbeda dengan yang lainnya, seolah hanya mereka yang di takdirkan memiliki paras tersebut

"Permisi" ucap Artha berusaha menahan rasa gugupnya

"Iya, kenapa?" Tanya Rayhan sambil tersenyum

Artha terkejut ketika mendengar Rayhan menjawabnya, dia kira mereka berdua akan membullynya tapi pada kenyataannya mereka merespond Artha dengan baik di iringi senyuman dan itu membuat Artha sedikit lega

"Mau cari Ran, Ran ada?"

"Ran ? Maksud lo Arana?" Tanya Mikhael dengan nada yang bersahabat

Mereka tidak seburuk kelakuan mereka, buktinya mereka bisa ramah pada Artha yang sering di bully murid sekolah ini, tidak mungkin mereka berdua tidak tahu bahan bully di sekolah ini mengingat mereka memiliki banyak koneksi

"Iya"

"Hee, lo gatau?" Tanya Mikhael

"Enggak, kan belum di kasih tau" jawab Artha

"Iya juga ya" ucap Mikhael kemudian terkekeh entah karena apa

"Arana ga masuk" jawab Rayhan

"Kenapa?"

"Ran di skorsing jadi dia ga masuk hari ini" jawab Mikhael

"Ran di skorsing ?"

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang