61

43 2 0
                                    

Riak air terdengar riuh ketika sebuah susunan kayu itu melaju menyusuri danau buatan yang memiliki pemandangan indah nan menyejukkan,hari ini Ran dan Artha sedang menghabiskan waktu sore mereka dengan menyusuri danau menggunakan rakit kayu yang mereka berdua buat sendiri,karena rakit kayu dibuat seadanya Artha mendayung rakit itu dengan perlahan sedangkan Ran hanya duduk dibelakang memandangi riak air dan sesekali menatap punggung tegap Artha yang sibuk dengan sebilah bambu panjang agar rakit kayu ini bisa melaju meskipun perlahan

"Ran" panggil Artha tanpa menolehkan kepalanya

Ran menatap punggung Artha dengan tatapan bingung "Apaan ? tangan lo pegel ?" tanya Ran

"Bukan"

"Terus ?"

Artha sedikit menolehkan kepalanya untuk menatap mata kelam Ran yang menjadi favoritnya sejak dulu "Sekarang kita naik rakit kayu dulu ya,suatu saat nanti aku bakalan bawa kamu buat naik Gondola di Venice dan kita bakalan liat peralihan dari sore ke malam diatas Gondola" ucap Artha sambil tersenyum manis membuat Ran sedikit tersipu meskipun tidak terlalu terlihat karena *RBF yang dimiliki oleh Ran juga kebiasaan Ran yang tidak terlalu ekspresif jika menyangkut tentang perasaannya sendiri akibat dari memiliki trauma masa lalu pada hubungan kedua orang tuanya yang kandas ditengah jalan

*RBF/Resting Bitch Face adalah ekspresi wajah yang secara tidak sengaja tampak seolah-olah seseorang sedang marah, kesal, atau menghina, terutama saat individu sedang santai, sedang beristirahat atau tidak mengekspresikan emosi tertentu

"Lo gak perlu bawa gue ke Venice kalau cuma mau buat gue terkesan,cukup tunjukin kalau lo mau berjuang bersama aja itu udah cukup bagi gue,meskipun ini cuma rakit kayu sederhana tapi rakit kayu ini ada karena usaha kita dari pagi sampai sore.Bagi gue perasaan terkesan gak harus muncul karena kemewahan dan fasilitas yang memadai yah gue akui itu juga salah satu faktornya tapi merasakan kepuasan dari usaha lo sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun itulah perasaan terkesan yang sesungguhnya bagi gue" jelas Ran dengan tenang

"Iya,tapi papa Artha selalu bilang 'Perlakukanlah wanita layaknya mereka malaikat yang sedang melaksanakan tugas di Bumi dan harap diingat untuk selalu menyediakan surga karena malaikat tidak pernah tinggal di Neraka' awalnya Artha gak ngerti maksud perkataan itu karena kita itukan manusia dan bukan malaikat tapi seiring berjalannya waktu sekarang Artha mulai paham maksud dari perkataan papa" jawab Artha

"Dulu dipandangan Artha itu bunda Hana adalah satu satunya malaikat terbaik yang Artha punya tapi akhirnya Artha juga sadar kalau bunda Hana itu juga malaikatnya papa,selama ini Artha berusaha buat memahami konsep malaikat yang selalu papa sampaikan setiap curhat session sampai akhirnya Artha ketemu Ran dan sekarang bagi Artha,Ran itu malaikatnya Artha dan Artha bakalan memberikan juga mengusahakan apapun supaya malaikatnya Artha bisa merasakan surga karena sekali lagi malaikat tidak tinggal di Neraka" sambungnya

Ran bisa merasakan darahnya berdesir mendengar penuturan Artha yang mengklaim Ran adalah malaikat milik Artha,karena sejauh yang Ran ingat tidak pernah ada yang memanggil Ran malaikat melainkan Ran sering sekali disebut keturunan Lucifer dan Belphegor bahkan Asmodeus :)

"Mana ada malaikat troublemaker kaya gue Tha" ucap Ran mencoba menepis rasa terharunya

"Terlihat buruk dihadapan manusia bukan berarti kita juga terlihat buruk dimata Tuhan,relasi dengan manusia itu penting tapi relasi dengan tuhan jauh lebih penting dan yang terlihat hina bukan berarti hina karena pada dasarnya penilaian manusia itu hanyalah sebuah nilai semu yang terkadang menyakitkan" ujar Artha dengan vibe positif miliknya yang semakin menguar setelah lulus SMA

"Bukan Tha,bukan gue yang malaikat tapi yang malaikat itu lo,Tuhan terima kasih"

Traaak !

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang