19. Menepi ?

115 12 4
                                    

Ran membulatkan mata mendengar penuturan Mikhael

"Serius ?"

"Hm"

"Nyariin mau ngapain ?" Tanya Ran antusias

"Gatau, cuma nyariin lo doang tapi gue liat dia bawa kotak makan sih"

Mendengar hal itu senyum Ran semakin melebar, dia bahagia ketika Artha menepati janjinya untuk makan siang bersama Ran meskipun tidak jadi

"Mika"

"Hm"

"Bangun elaaaah kebo amat" Ran memukul kepala Mikhael dengan bantal guling

"Apa sih beb, baru juga merem udah di kata kebo" Mikhael protes karena acara tidurnya terganggu oleh Ran

"Brengsek"

"Apa sih Ran ? Kalo ada masalah bilang jangan diem diem, lo serem tau ga ?" Sungut Mikhael sambil merebut bantal guling dari Ran dan kembali tertidur

"Sparing yuk" ajak Ran

"Gak ah, terakhir sparing sama lo muka ganteng gue pada biru"

"Gak asik lo Mika"

"Tobat Ran, akhir zaman sudah dekat" ucap Mikhael tanpa membuka matanya

"Harusnya lo bilang begitu ke diri lo sendiri, yang tiap malem streaming siapa ya ?"

"Tapi tadi malem engga"

"Nanti malem, iya" Ran mendengus

Terdengar kekehan kecil Mikhael yang membuat Ran sedikit kesal

"Mending lo temenin gue tidur Ran, nanti malem gue ajak jalan jalan deh" Mikhael menarik Arana ke dalam pelukannya

"Bener ya Mika, awas lo kalo bohong"

"Bener sayang"

Ran semakin memasukan dirinya ke dalam pelukan hangat Mikhael, feromon yang di keluarkan Mikhael sangat khas dan menenangkan membuat Ran terbuai lalu tertidur pulas

~~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam namun tidak ada tanda tanda kedua orang itu akan terbangun mereka masih asik berpelukan dan berlayar di pulau kapuk

"Eleuh meni romantis pisan euy" ucap bi Umay yang masuk ke kamar Mikhael bertujuan untuk menyuruh majikannya makan, melihat gaya tidur Ran dan Mikhael yang saling berpelukan erat membuat bi Umay salah tingkah, tanpa mau mengganggu bi Umay keluar dari kamar majikannya

Ran yang memang telinganya sensitif terbangun ketika mendengar suara pintu menutup, dia kira Mikhael sudah bangun namun kenyataannya Mikhael masih asik tidur di pelukannya

"Mika bangun" Ran mencoba melepaskan pelukan Mikhael yang sangat erat di tubuhnya namun sia sia tenaganya kalah dengan tenaga kerbau milik Mikhael

"Hm" Mikhael hanya membalas ucapan Ran dengan menggumam

"Mika bangun, ini gue gabisa nafas"

"Kalo lo gabisa nafas, lo gak akan bangun Ran kan gue meluk lo dari tadi"

"Bangun cepetan katanya mau jalan"

"Besok aja Ran, ngantuk"

Ran yang kesal mendengar perkataan Mikhael langsung menendang tubuh Mikhael hingga jatuh ke lantai dan langsung membuat Mikhael bangun hanya dalam hitungan detik

"Sakit beb, lo bener bener pengen bikin gue geger otak ya ?"ucap Mikhael sambil mengelus dadanya yang menggila karena jatuh dari atas kasur

"Lo jangan php dong Mika, ngajak berantem ya ?"

"Iya iya mandi sana"

"Nah ini baru Mika sayangnya Ran" ucap Ran sambil mencium pipi Mikhael gemas

"Pipi aja, abibir enggak?"

"Minta sama lemari sana" Ran langsung memasuki kamar mandi dan menguncinya agar iblis bernama Mikhael tidak dapat masuk ke kamar mandi dan mengganggu ritual mandinya

Terdengar suara ketukan pintu dan suara Mikhael yang meminta untuk mandi bareng dan tentu saja tidak Ran tanggapi, setelah selesai mandi Ran berjalan menuju Walk in Closet milik Mikhael dan mengambil pakaian milik Ran yang memang sengaja di simpan di lemari Mikhael karena Ran sering menginap disini

Setelah selesai memakai pakaiannya, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi yang berarti Mikhael masih belum mengakhiri ritualnya tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar mandi terbuka

"Baju gue mana Ran?"

"Di lemari"

"Ambilin dong sayang"

"Ambil sendiri, emang gue babu?"

"Kan istri"

"Bacot" Ran mengabaikan Mikhael yang saat ini sudah masuk ke dalam walk in closet

"Babe yuk"

"Yuk"

Ran mengikuti langkah Mikhael menuruni tangga dan langsung menemui bi Umay yang sedang mengelap foto keluarga Neville, keluarga besar Mikhael

"Tuan muda, non mau makan?" Tanya bi Umay yang menyadari kedatangan Ran dan Mikhael

"Gausah Bi, aku sama Ran mau keluar dulu" jawab Mikhael

"Yaudah hati hati ya tuan"

"Sip, nanti aku beliin donat kesukaan bibi deh"

Ran berjalan mengekori Mikhael yang sudah masuk ke dalam mobil

"Mau kemana ini Mike?"

"Nonton, mau ga?"

"Boleh aja, action or horror ya ga boleh romantis" sahut Ran

"Harusnya gue yang bilang begitu beb" Mikhael langsung melajukan mobilnya menuju ke sebuah pusat perbelanjaan

Di dalam mobil mengalun suara lembut Mikhael yang mengikuti nada dari lagu yang sedang di putar

"Mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi yang harus ku pendam dalam mengagumi dirimu" Mikhael menyanyikan lagu tersebut sambil memandang Ran dan memberi isyarat lewat mata agar Ran ikut bernyanyi

Ran yang mengetahui lagu tersebut tentu saja langsung merespond isyarat Mikhael

"Melihat mu genggam tangannya, nyaman di dalam pelukannya yang mampu membuatku tersadar dan sedikit menepi" Ran menyanyikan lagu itu sambil tersenyum miris ingatannya berputar ketika melihat betapa akrabnya Artha dengan wanita yang tidak Ran ketahui namanya

Mikhael yang menyadari perubahan ekspresi Ran hanya mampu menatapnya dalam diam sekarang dia tahu,sahabat terbaiknya ini sedang jatuh cinta namun terlalu takut untuk membuka dirinya

"Ran, Jangan ragu untuk memulai semuanya memperjuangkan seseorang itu bukan kejahatan selagi mampu maka perjuangkan jangan sampai lo di telan perasaan dan kenyataan, kalau capek menepi aja lo punya gue dan Hell angels buat di jadiin sandaran jadi jangan pernah ragu untuk mengejar keinginan karena kita hidup cuma sekali"

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang