~~~
Ran menghampiri mamanya yang sedang memainkan ponsel, Ran mengambil tas nya di atas meja
"Mau shopping gak Ran?" Tanya mama
"Enggak" Jawab Ran singkat
"Padahal mama pengen shopping, shopping dulu ya Ran" tawar Mama
Ran hanya bisa menghela nafas dan menganggukkan kepalanya, this is the worst day ever entah sepertinya hari ini tuhan belum mengizinkan Ran untuk bahagia
Ran dan mamanya memasuki area perbelanjaan yang tertera tulisan "Diskon besar besaran" mamanya berjalan dengan excited berbanding terbalik dengan Ran yang berjalan dengan malas malasan dan wajah yang di tekuk
"Ma, Ran tunggu disini" ucap Ran
"Jangan kabur ya Ran" Mama memulai acara berburu nya yang tentu tidak bisa di ganggu gugat dan disinilah Ran duduk sendirian di tengah tengah orang yang sedang asyik berburu diskonan, mungkin jika mood Ran dalam keadaan bagus dia juga akan se-excited mamanya sayangnya ini bukan harinya untuk berbelanja karena mau bagaimanapun dia tetap kaum pencinta diskon
Well tidak ada satupun wanita di dunia ini yang tidak suka barang barang diskon, kecuali dia kategori wanita munafik
Ran mengedarkan pandangannya ke berbagai arah sampai akhirnya dia menyadari keberadaan orang yang sudah membuat moodnya terjun bebas sejak pagi hari akan memasuki tempat ini dan tentu saja bersama wanita yang sama
Dengan cepat Ran menarik kunciran rambutnya yang membuat rambutnya tergerai dan sedikit menutupi wajahnya, Ran jadi merasa bodoh sendiri kenapa juga dia melakukan hal itu
dari balik rambutnya Ran bisa melihat Artha dan cewek yang tidak jelas asal usulnya bergandengan tangan hingga membuat Ran semakin meradang
Ran terus memperhatikan gerak gerik kedua manusia itu, mereka tampak santai meskipun Artha masih terlihat kaku, bisa dilihat cewek itu memasuki ruang ganti sedangkan Artha menunggu di depan pintu itu
Tak berselang lama wanita itu keluar dan berputar di hadapan Artha seolah sedang meminta penilaian Artha tentang gaunnya itu
"Cih jelek " batin Ran
Tak di sangka dan membuat Ran terkejut adalah, Artha tersenyum melihat wanita itu dan bisa diliat juga pipi Artha sedikit merona
Namun yang membuat Ran tidak bisa menahan amarahnya adalah ketika wanita jalang itu mencubit pipi Artha
Ran merasa dadanya sesak seolah olah oksigen di sekitarnya menipis
"Arana are you fuckin insane?Artha cuma mainan lo doang, tolong camkan itu" Ran memperingatkan dirinya yang mulai tidak waras
Dia berjalan mendekati Artha dan cewek itu, lalu dengan sengaja menabrakkan bahunya dengan bahu Artha hingga membuat Artha sedikit terdorong ke belakang
"Mbak kalo jalan yang bener dong" ucap wanita itu
Perkataan wanita itu membuat sebuah senyum miring tercetak di wajah cantiknya, Ran memutuskan untuk tidak merespon ucapan wanita itu dan terus melangkahkan kakinya mencari keberadaan mamanya yang entah ada dimana
~~~
Artha POVHari ini Artha diajak Neira ke sebuah pusat perbelanjaan yang cukup dekat dengan rumah, awalnya dia tidak mau mengingat di bulan bulan ini berbagai macam ujian mulai berdatangan dan dia tentu saja menginginkan yang terbaik, Artha tidak ingin waktu 3 tahunnya di SMA terbuang sia sia
Artha dan Neira memasuki pusat perbelanjaan yang lumayan ramai, maklum saja karena ini adalah hari minggu
"Tha, makan dulu yuk lapar" ucap Neira sambil menarik lengan Artha ke dalam restoran fastfood kami memesan beberapa makanan dan memakannya dengan santai di temani suara Neira yang tak pernah berhenti mengoceh
"Tha nanti antar beli dress ya kan bunda Hana lusa ulang tahun, kita couple'an yuk" ajak Neira
"Boleh" ujar Artha iya iya saja toh dia juga tidak tahu ingin pakai apa
Setelah selesai makan, Artha dan Neira melangkahkan kaki ke dalam area perbelanjaan yang menyediakan berbagai macam model pakaian
Artha mengekori Neira yang melangkahkan kakinya kearah rak yang berisi dress cantik, Artha melihat Neira memilih beberapa dress salah satunya adalah dress panjang berwarna silver dengan aksen bunga bunga di bagian dada karena dresscode di party bundanya adalah navy dan silver,Neira memasuki fitting room dan mencoba dress itu
Selagi menunggu Artha memperhatikan dress dress cantik yang tersusun rapi, namun pandangan Artha terkunci pada midi dress berwarna hitam dan terdapat brukat di setiap bagian dress itu, dress yang simple namun terlihat elegan
"Kayanya kalo Arana yang pake pasti bagus" Pikir Artha di dalam hatinya
Artha dengan cepat mengusir pemikiran itu dari kepalanya, tak lama Neira keluar dari fitting room dan memutar tubuhnya di hadapan Artha membuat rok dress itu terlihat mekar
"Gimana cantik gak Tha?"Tanya Neira dengan antusias
"Cantik Nei" Artha memberikan sebuah senyuman pada sahabatnya itu
"Aww makasi Artha" ucap Neira sambil mencubit pipi Artha dengan gemas
Ketika sedang asik menikmati moment cubit pipi itu, ada seorang wanita yang berjalan di dekat Artha dan menabrak bahunya membuat Artha sedikit terdorong ke belakang
"Mbak kalo jalan yang bener dong" ucap Neira memarahi wanita itu
Namun wanita itu hanya berjalan seolah tidak mendengar ucapan Neira
"Ih najis budek kali tuh cewek" sungut Neira
"Udah Nei, gapapa kok" Ucap Artha menenangkan Neira
Neira hanya menghela nafas mendengar penuturan Artha yang menurut Neira terlalu sabar, sedangkan Artha merasa bingung
"Kenapa rasanya familiar banget?" Tanya Artha dalam hati
Wanita itu mengingatkannya kepada seseorang yang selalu berkeliaran di pikirannya dan tidak mau pergi barang sedetik pun
"Tapi itu gak mungkin dia" ucapnya lagi
~~~
Ran akhirnya bertemu mamanya yang sedang asik pilih pilih pakaian, kemudian mengalihkan pandangannya kepada kedua orang yang masih terlihat kesal karena perlakuannya tadi, ah lebih tepatnya wanita jalang itu yang terlihat kesal
Ran tersenyum sinis dan sedetik kemudian senyuman itu berganti menjadi kekehan yang mengerikan, beruntung tempat ini ramai jadi mungkin kekehannya tidak terdengar orang lain
"Ngapain kamu senyum senyum sendiri?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARATHA (MAJOR REVISION)
Teen FictionON GOING (18+ Mengandung kekerasan,kalimat kasar dan non baku serta adegan dewasa,harap bijak dalam memilih bacaan) Apakah kau tahu hal apa yang selalu kusembunyikan ? Aku mencintaimu,itu saja dan akupun juga terluka karena mencintai manusia seperti...