6. Kencan pertama ?

187 19 7
                                    

~~~

"Arana ?" Ucap Artha sama terkejutnya dengan Ran, tanpa menunggu lama Ran langsung menerbitkan senyumnya kembali, dia berharap agar tantangannya cepat selesai dan tidak membiarkan Ran keluar sebagai pengecut

"Lo ngapain ?" Tanya Ran masih dengan senyumnya

"Eh anu ini rumahnya bu Ivanna bukan ?" Tanya Artha yang saat ini terlihat sangat gugup, Ran sendiri tidak tahu apa penyebabnya

"Iya" jawab Ran

"Ma...mau ambil pesanan" ucap Artha dengan suara bergetar

"Oh yang pesen gaun itu ya ? ayo masuk dulu" ajak Ran pada Artha, bukan modus hanya saja Ran ingat tamu itu adalah raja maka perlakukan tamu dengan baik

"Disini aja" tolak Artha

"Ayo, ini salah satu kesopanan yang di terapin di rumah gue" Ran langsung menarik tangan Artha lalu mendudukannya di sofa ruang tamu "Bentar ya, gue ambil dulu barangnya" setelah mengatakan itu dia langsung melesat untuk mengambil barang pesanan Artha

"Atas nama bu Hana ya?" Tanya Ran setelah mengambil barang pesanan

"Iya" jawab Artha

"Nih, mau minum apa?" Tawar Ran kepada Artha

"Engga makasih, mau ke toko buku" Artha menolak untuk yang kedua kalinya

"Toko buku ? ikut dong" ucap Ran sambil menatap Artha

"Eh ?" Artha terlihat sangat kebingungan dengan pernyataan Ran

"Bolehkan ?" Tanya Rab

"T-tapi Artha ga bawa kendaraan" Ucap Artha sambil menunduk

"Terus kesini naik apa?" Tanya Ran lagi

"Angkutan umum" jawab Artha

"Pake mobil gue aja, yuk Tha" Ran mengambil kunci mobil dan menghampiri mobilnya yang sedang terparkir rapi di bagasi rumah "Gue yang setir atau lo?" Tanya Ran

"Artha aja R-ran" jawab Artha kemudian duduk di kursi kemudi

"Oke" sahut Ran yang langsung duduk di samping tempat duduk pengemudi

Artha mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Ran menuju toko buku yang ada di dekat sebuah mall, sepanjang perjalanan hanya tercipta keheningan Artha yang memang pendiam dan sepertinya pemalu dan Ran yang kehabisan topik, mungkin jika ada kompetisi couple terhening Artha dan Ran akan memenangkan kompetisi itu,ups bukan couple lebih tepatnya calon couple hehe

Ran berkutat dengan pikirannya sendiri kira kira topik apa yang enak di bahas ketika bersama dengan manusia jenis seperti Artha, tapi sayang sekali sedari tadi pikarannya itu hanya menemui jalan buntu

Ran menoleh ke tempat Artha duduk, dia baru menyadari jika diliat dari dekat Artha termasuk siswa kategori lumayan, kulitnya mulus tanpa jerawat, hidung mancung, bibir tipis berwarna soft pink, bulu mata yang sangat lentik memperindah matanya yang terhalang kacamata, lensa mata yang berwarna hazel yang selalu menyorot keraguan dan ketidakpercaya dirian, alis tebal dan rapi yang membingkai wajahnya membuat dia terlihat tampan dan lugu at the same time

"Kalo kacamatanya di buka pasti anak anak pada pangling ngeliatnya dan itu pasti bikin rusuh" Ran berkata di dalam hati pikirannya sendiri

Tak lama kemudian,mereka berdua sampai di toko buku itu Artha memarkirkan mobilnya di dekat lobby dengan alasan agar tidak kesusahan mencari mobil, mereka berjalan beriringan memasuki toko buku itu dan mulai mencari keinginan mereka

"Artha gue di tempat sketchbook ya" ucap Ran sambil berlalu

Artha hanya menganggukkan kepalanya dan kembali asik memilih buku yang akan dia beli

Ran berjalan menuju rak yang berisikan sketchbook dan mengambil 3, sketchbook miliknya sudah habis karena dia memang sangat suka menggambar, Ran sering membantu mamanya mendesain baju dan memberikan ide baju seperti apa yang akan di buat

Setelah mendapatkan sketchbook dia berjalan ke tempat tersimpannya drawing pen dan mengambil beberapa, Ran merasa sudah cukup dengan belanjaannya sehingga dia memutuskan untuk menghampiri Artha yang berdiri di antara rak rak buku

"Tha, udah selesai?"tanya Ran

"U-udah kok" jawab Artha

"Gausah gugup gitu dong, gue gak akan gigit" canda Ran

"Maaf" ujar Artha yang selalu menundukan kepalanya

"Haha santai aja, yuk ke kasir" ajak Ran yang lalu di angguki oleh Artha

Ran mengantri untuk membayar belanjaannya setelah tiba gilirannya dia memberikan kartu kredit miliknya kemudian menunggu Artha yang masih melalukan pembayaran

"Arana" panggil Artha

"Oh udah ? yuk balik" ucap Ran lalu berjalan bersisian dengan Artha sampai ke ke lobby

"Arana" panggil Artha yang sontak saja membuat Ran menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang untuk menatap Artha yang juga sedang menatapnya

Netra mereka bertumbukan sehingga membuat Ran tertegun ketika melihat mata hazel milik Artha dari jarak yang hampir dekat, ini kali pertamanya melihat mata hazel milik Artha secara langsung dan bertatapan dengan mata kelam miliknya, biasanya dia hanya bisa melihat mata hazel itu dari samping karena Artha selalu menunduk jika sedang berbicara dengannya

"Ini kunci mobilnya Ran" ucapan Artha langsung membuyarkan lamunan Ran

"Kok di kasih gue ?" Tanya Ran

"Artha pulang naik ojol aja, makasih Arana" Jawab Artha

Ran melongo tak percaya dengan ucapan Artha, dia tidak habis pikir apakah Artha sangat tidak mau berdekatan dengan dirinya sehingga memilih pulang dengan kendaraan online di banding dirinya, padahal Ran tidak keberatan jika harus mengantar Artha pulang ke rumahnya

"Gak bisa gitu dong, lo dateng sama gue balik juga sama gue, ayo lo tunjukin jalan ke rumah lo aja" ucap Ran sedikit kesal

"Artha ga-gamau ngerepotin Arana" ucap Artha

"Bagian mana yang lo anggap ngerepotin kan gua yang minta, so fuck off masuk ke mobil right now !" ucap Ran dengan nada tak bisa di bantah dan penuh penekanan di akhir kalimatnya

Hal itu membuat Artha semakin menundukan kepalanya, dia merasa tidak enak ketika melihat wajah Ran yang seperti menahan amarah, Artha lupa jika Ran bukan orang yang bisa di bantah, setiap ucapannya bersifat mutlak karena dia adalah The most dangerous girl di sekolahnya banyak para siswa yang merasa takut padanya, membantah ucapannya sama saja mengibarkan bendera perang, setidaknya itu yang Artha dengar

Selama di perjalanan hanya keheningan yang mendominasi, Artha yang merasa segan dan Ran yang sedang mati matian menahan amarahnya, bagaimanapun juga Artha adalah target tantangannya jadi dia harus sebisa mungkin mengendalikan keinginannya menghajar seseorang

"Arana belok kiri, pagar hitam" ucap Artha memecah keheningan "Itu Ran" sambung Artha

Ran menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah Artha, rumah besar namun terlihat minimalis dan rapi, rumah yang di dominasi warna coklat muda dan coklat tua

Artha turun dari mobil, di ikuti oleh Ran yang justru membuat Artha melongo karena Ran ikut turun dengannya

"Ran makasih atas tumpangannya" ucap Artha

"Artha, maaf" Lirih Ran

Artha terkejut mendengar lirihan minta maaf Ran kepadanya,begitupun dengan Ran yang terkejut mendengar suaranya sendiri

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang