47

54 7 1
                                    

Arana POV

Ran terbangun dari tidurnya ketika kepalanya menghantam jendela yang ada di sebelahnya membuat Ran meringis kesakitan,bis terasa sangat sepi ada yang tidur dan juga ada yang sedang makan di luar, Ran melihat Gabriel yang juga sedang tertidur di kursinya dengan damai

"Bukannya tadi Mika sama Rayhan beli kopi ya ? Kok belum balik lagi ?" Tanya Ran pada dirinya sendiri ketika mengingat dua sahabatnya itu belum kembali dan Ran memutuskan untuk menyusul dua makhluk menyebalkan itu

"Ran udah makan ?" Tanya Dabin yang sedang berdiri di dekat pintu keluar bis,entah sedang apa

"Eh belum tapi makanan gue udah di ambil Mika" jawab Ran seadanya "gue permisi ya Dab" Ran bergegas menuju gerai sibux yang tidak terlalu jauh dari tempat bus parkir

Dari kejauhan Ran dapat melihat Mikhael dan Rayhan yang sedang kalang kabut sedangkan ada satu orang lagi yang sedang berjongkok namun Ran melihat bahu orang itu bergetar, menangiskah ?

"Bagus ya kalian berdua" hardik Ran hingga membuat Mikhael dan Rayhan terkejut "Beli kopi di Neptunus ? Lama amat !" Sambung Ran

"Lah Ran lo udah bangun ?" Tanya Mikhael polos

"Gak, gue tidur"

"Pertanyaan bodoh macam apa itu Mika ?" sindir Rayhan sambil menatap Mikhael dengan sengit

"Kalian abis apain anak orang ?" Tanya Ran mulai mendekati laki laki yang masih berjongkok lalu menarik bahunya dengan sedikit keras sampai laki laki itu tersentak kebelakang

"Ampun Ran jangan pukul Artha hiks maafin Artha" jerit Artha sambil menangis ketakutan

"Hah ? Apa sih?"

"Artha tau kok kalau Artha salah, tapi jangan di pukul Ran hiks Mikhael tolongin Artha" perkataan Artha membuat Mikhael bergidik ngeri dan memasang wajah iba pada Artha, jika menyangkut Ran mode singa kelaparan maka Mikhael lebih memilih untuk mundur, cari aman itu lebih baik

"Siapa yang mau pukulin bocah cengeng kayak lo sih Artha ? Nethink banget" ucap Ran sambil menatap Artha dengan jengah

"Artha gak cengeng Ran" jawab Artha sambil berdiri

"Lah itu lo nangis apaan ? cengeng !" sindir Ran

"Artha tuh gak nangis, Ran !"

"Irthi tih gik ningis, Rin !" Ejek Ran sambil meniru perkataan Artha

Ran memandang ketiga laki laki di hadapannya dengan tatapan datar lalu berjalan sendiri menuju gerai sibux yang sudah ada di depan mata, meninggalkan ketiga laki laki yang masih melongo

"Woi Ran tungguin gue" teriak Mikhael lalu berlari mengejar Ran

"Tungguin gue juga, Mikhael lo bawa dua box makanannya dong gue repot nih" protes Rayhan pada Mikhael

"Ogah" jawab Mikhael

"Tungguin Artha" teriak Artha sambil berlari mengejar Rayhan dan Mikhael sedangkan Ran sudah masuk ke gerai sibux dan sedang memesan kopinya

"Babu, cepet juga sampainya" ledek Ran ketika melihat ketiga manusia di hadapannya memasuki gerai sibux

"Emang bangs*t majikan yang satu ini" hardik Mikhael sambil terengah engah

"Lebih bangs*t lo gak mau bawa nasi box" sindir Rayhan dengan 4 nasi box yang ada di tangannya, untuk amunisi perut Ran, Rayhan, juga si kembar tak ada akhlak

"Jahat" ucap Mikhael mulai mendrama

Ran cekikikan mendengar perdebatan Mikhael dan Rayhan lalu matanya beralih ke Artha yang sedang menatap Ran dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang