8. Seperti dia

167 19 7
                                    

~~~

Mata Ran terbelalak ketika melihat layar ponselnya yang menunjukan notifikasi dari Artha,pacar barunya mungkin

"NAH KENAPA LAGI ITU ?" Teriak Mama nya dari bawah

Ran kembali tersadar dari lamunannya dan terkejut dengan pecahan gelas di dekat kakinya

"GAPAPA MA, GELAS GAK SENGAJA JATOH" Ran balik teriak agar suaranya terdengar karena Mama nya di lantai satu dia di lantai dua

"HATI HATI BERESINNYA" teriak Mama

"Oke" balas Ran pelan

Ran membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai kamarnya dan membuangnya ke tong sampah, Ran membuka lemari dan mengambil jeans dan kaos hitam kemudian mengecek ponselnya lagi

Arana
Iya babe, kenapa?

Ran masih menunggu balasan dari Artha tapi nihil, Artha tak kunjung membalas pesannya membuat Ran merasa kesal, namun dia mencoba maklum

"RAN, MAU BELI BAHAN JAM BERAPA?" Teriak mama di depan pintu

Ran bergegas turun ke bawah menghampiri mama nya yang sedang berkacak pinggang

"Ayo Ma, Mama yang nyetir ya hehe" Ran memberikan kunci mobil pada mamanya sambil cengengesan dan duduk di samping kursi kemudi

"Pake seatbelt nya, nanti mama ngerem dadakan kamu nyungseb, makin jenong aja tuh kening" ucap Mama lalu mulai tancap gas

Selama perjalanan Ran hanya diam memperhatikan jalanan bukan tidak ingin mengobrol dengan mamanya, hanya saja dia tidak punya topik yang bisa di bahas, Ran mengalihkan rasa bosannya dengan membuka instagram di ponselnya, namun di aplikasi itu tidak ada satupun yang menarik, dia membuka line nya dan melihat pesannya untuk Artha telah di baca namun tidak ada balasan

Sontak saja itu membuat mood Ran yang sudah jatuh, semakin jatuh kebawah, wajahnya mendadak suram seperti suasana hatinya

Wait ! Kenapa Ran merasa kesal hanya karena pesannya tidak di balas,sungguh menggelikan mengingat Artha hanya bahan mainannya saja dan ketika tantangannya selesai maka selesai sudah sandiwara ini

Tapi meskipun dia sudah berkata demikian tetap saja Ran masih merasa kesal, chat hanya di baca itu sungguh menyakitkan, lebih baik tidak terlihat daripada terlihat namun tidak di balas, tanpa sadar Ran meremas ponselnya dengan keras

"Itu hp jangan di gituin, kalo rusak mama gamau beliin loh" ucap Mama sambil menatap Ran

Suara mama membuat lamunan Ran tentang kekesalannya menguap sedikit, dia memberikan senyuman tipis pada mamanya, Ran tidak mau berbicara dalam keadaan marah dia hanya tidak ingin mulut iblisnya ini membuat orang yang dia sayang sakit hati, jadi dia memilih untuk diam

"Kenapa Ran, chat mu gak di bales sama cowok mu ?" Tanya Mama

"Bukan kok" jawab Ran seadanya

"Halah mama mu ini pernah muda Ran, pernah ngerasain suka dan dukanya masa remaja, saran mama kamu positif thinking aja mungkin dia sibuk" ucap Mama sambil tersenyum dan memparkirkan mobilnya di depan toko bahan yang kami tuju

"Lupa kalo mama ini dulunya boy killer" canda Ran

"Haha, kamu jangan sering ganti ganti cowok Ran udah saatnya kamu cari yang serius" Ujar mamanya tertawa mendengar penuturan Ran

"Mama ini, Ran lulus ujian praktek aja belum masa udah di suruh cari yang serius" jawab Ran menatap wajah mamanya dengan wajah yang tertekuk

"Ya emang kenapa ? Cari yang serius dari sekarang, cari yang mau berkomitmen sama kamu, cause u know what Ran ? Cinta tanpa tujuan itu cuma nambah beban pikiran aja" Mama kemudian keluar dari mobil sambil merangkul pundak Ran jika diliat kami seperti adik dan kakak saja

"Nyari yang kaya begitu itu susah Ma" ucap Ran

"Makanya nyari dari sekarang, ga cuma ganteng tapi mapan, baik hati dan pengertian, bukannya matre lebih tepatnya realistis harga bumbu dapur gak murah emangnya kamu mau beli cabe bawang pake cinta dan tampang doang ? Pasti pake duitkan !" Ujar Mama dengan menggebu gebu

"Cari lelaki yang udah punya kediaman sendiri, jaman sekarang bikin sebuah bangunan ga pake cinta, tapi pake semen dan batu bata yang of course harganya gak murah" sambungnya

"Iya ma nanti Ran cari yang banyak duit" Ran terkekeh mendengar penuturan mamanya itu

"Mama mau cari bahan dulu" Mama melenggang pergi meninggalkan Ran yang terduduk di kursi yang di sediakan oleh pengunjung

Mood Ran masih memburuk meskipun tidak seburuk sebelum berbicara dengan mamanya, dia memutuskan untuk bermain cacing sampai akhirnya Ran menyadari Mamanya sudah selesai mencari kain

"Mama, makan dulu ya" ucap Ran sedikit memelas

"Yaudah iya" jawab Mama yang langsung tancap gas ke restoran cepat saji yang lumayan terkenal

~~~

Ran terduduk di dekat jendela sambil menunggu mamanya selesai memesan, dia sering menghela nafas hari ini, melihat Artha tidak membalas pesannya cukup membuat Ran badmood seharian

"Nih makan" ucap Mama sambil membawa pesanan kami

Ran langsung menyantap makanan itu dengan perasaan senang, 20 menit berlalu Ran yang selesai makan, berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya dengan bersih,ketika sedang asik mengeringkan tangannya Ran terkejut melihat siluet laki laki dan wanita sedang makan tak jauh dari tempatnya berdiri, lelaki itu berdiri hendak mengambil saus sontak saja Ran sembunyi di balik tiang

Dia tidak tahu siapa lelaki itu karena dia tidak melihat siluetnya dengan jelas, tapi dia merasa harus lari dan bersembunyi, setelah melakukan kegiatannya mengisi saus laki laki itu kembali duduk di kursinya yang berhadapan dengan seorang wanita

Ran merasa familiar dengan lelaki itu,ketika lelaki itu menoleh ke samping alangkah terkejutnya Ran ketika mendapati laki laki yang sedari tadi ia perhatikan adalah Artha, kekasihnya.

Kenapa Artha bisa disini, dan siapa cewek itu ? batin Ran berkecamuk moodnya yang sudah agak membaik kembali jatuh untuk yang ke sekian kalinya, dia harus membuat perhitungan pada Artha

"Kurang ajar Artha" desisan Ran yang bagaikan angin lalu

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang