60. 18+

78 3 0
                                    

VOTE DULU OKE ? WAJIB~

WARNING ! Chapter ini mengandung unsur dewasa bagi yang masih berumur dibawah 18 tahun harap segera mundur,harap bijak memilih bacaan yaaa,jangan maksain baca chapter ini kalo belum cukup umur dan kalau kalian tetep trobos konsekuensi di kalian sendiri yaaa

Selamat membaca

######18+ AREA ######

Ran menetralkan nafasnya yang memburu dan bersikap sesantai mungkin sambil menatap tajam seseorang yang merengkuh tubuhnya dari belakang dengan sangat posesif, posisi Ran yang hanya mengenakan bathrobe sangatlah tidak menguntungkan andai saja Ran memakai pakaiannya terlebih dahulu setelah mandi mungkin Ran tidak harus berpikir serumit ini

"Well Artha, apa lo mulai lupa sama yang namanya sopan santun ?" tanya Ran sambil terkekeh

Ya, orang itu adalah Artha Yofiel Melviano yang diam diam menyelinap masuk ke dalam kamar mandinya lalu memeluk Ran dengan erat "Did you have any problem with my presence here ?" tanya Artha

Senyuman dibibir Ran semakin melebar "Wah Artha udah dewasa ya, berani masuk ke kamar mandi perempuan terus meluk perempuan yang cuma pakai handuk ckckck" ucap Ran menahan rasa geli dan jijik ketika Artha mulai mengendus dan sesekali mengecup leher jenjang miliknya "What the hell are you doing ?" tanya Ran mulai kehilangan batas kesabaran

Artha terkekeh sinis mendengar pertanyaan Ran "What the hell am i doing ? Ran kamu gak mungkin gak ngerti apa yang aku lakuin sekarang" jawab Artha

"Hoo sorry Artha gue masih polos" ujar Ran

Kekehan yang keluar dari bibir Artha semakin terdengar kencang dengan cepat Artha memutar tubuh Ran menjadi berhadapan dengannya "Polos ya ? terlalu polos sampai kamu bisa buat cowok yang gak tahu apa apa tentang hal seksual jadi paham"

"Jadi gue guru yang hebat ya Tha ?" tanya Ran mencoba tenang

"Terlalu hebat dan sekarang saatnya sang murid membalas jasa gurunya" ujar Artha dengan cepat menyambar bibir Ran dan melumatnya

Perlu Ran akui Artha memang lebih mahir dibanding saat berpacaran dengannya dulu, reputasi Artha yang terkenal cepat mengerti hal yang diajarkan kepadanya mungkin benar karena jujur saja saat berpacaran dengan Artha dulu Ran hanya pernah mencium Artha 4 kali itupun ditolak oleh Artha hiks seringaian Ran tersungging dibibirnya menatap Artha yang masih asik memainkan bibirnya dibibir Ran

Tangan Artha tidak tinggal diam dimulai dari hanya mengelus punggung Ran kini sudah berjalan jalan mengitari tubuh Ran, bahkan tangannya hendak membuka tali bathrobe milik Ran namun gagal karena Ran memegang tali bathrobenya dengan erat, karena kesal Ran terus mempertahankan pertanyaannya, Artha menggendong Ran kembali ke kamarnya tanpa melepaskan bibirnya dari bibir milik Ran

Artha menaruh Ran diatas ranjang dengan lembut, suatu kesalahan bagi Artha karena mau bagaimanapun sisi lain didalam diri Ran masih ada dan benar saja ketika punggungnya sudah menempel dengan ranjang Ran langsung berguling dan melompat dari ranjangnya lalu berlari kearah pintu yang terkunci, tanpa harus berpikir keraspun sudah pasti karena ulah Artha dan kini hanya ada satu jalan untuk keluar yaitu jendela kamarnya yang berada dilantai empat, Ran sih tidak keberatan karena dia sering kabur dari rumah menggunakan jendela

"Percuma kamu lari lewat pintu Ran kuncinya udah kuambil dan gak usah berpikir buat kabur lewat jendela karena engselnya udah aku rusak" ungkap Artha "Lagipula ini lantai empat, emangnya kamu gak takut jatuh ? Ooo atau malah kamu takut sama aku ya ?" kekeh Artha yang terlihat seperti maniak di serial film thriller

Namun bukan Ran namanya jika langsung ciut ketika berhadapan dengan laki laki yang dalam dirinya sedang naik level seperti Artha karena Ran sudah berhadapan dengan hal yang seperti ini beberapa kali, Ran tertawa kencang membuat Artha tersenyum lebar menatap sisi lain Ran yang Artha tunggu sedari tadi

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang