BAB 35: Nawaf, datang tiba-tiba.

12 3 0
                                    

"Gua tidak mau membantu lo. Lo hubungan sendiri aja dia."

"Bagaimana gua telepon dia? Siapa gua dan siapa dia? Dia yang harusnya telpon gua. Bukan gua yang telepon dia." Kata Nawaf masih saja sok dan mengklaim kalau dia tidak butuh menelpon Elvina.

Yandi bertindak lanjut cepat.

"Mengapa lo mengambil ponsel gue?"

"Gua membantu lo menelepon dia." jawab Yandi dengan santai lalu memberikan kembali ponsel Nawaf.

"Siapa yang lo telepon?"

"Elvina." Jawab Yandi.

Nawaf langsung sebel dan tak bisa berbuat apapun karean telponnya sudah tersambung.
*****
{Nawaf}

"Nawaf?"

Elvina tentu saja langsung senang saat ponselnya berbunyi. Dia langsung melupakan pelajarannya untuk mengangkat telpon itu.

"Halo, Nawaf. Kenapa tiba-tiba meneleponku? Kita bertemu hari ini, oke?"

Syadid kesal dan langsung merampas ponsel Elvina. Elvina sontak berusaha merampasnya kembali.

"Hei, mengapa kamu mengambil telponku? Kembalikan."

Tapi dalam usaha itu, mereka jadi sangat dekat.

"Selama belajar, Anda tidak boleh pakai ponsel" tegas Syadid.

Elvina pun akhirnya pasrah dan langsung duduk kembali ke tempatnya.

"Anda tidak membaca bukunya?" Tanya Syadid.

*****
Keesokan harinya saat Elvina baru tiba di kampus, Nawaf langsung menghadangnya.

"Hei, siapa orang itu?" Tanya Nawaf dengan nada cemburu.

"Siapa?"

"Semalam di telepon. Ada laki-laki di kamar lo, kan? Siapa dia?"

"Laki-laki mana? Kamu salah dengar." Kata Elvina berusaha menyangkal.

"Elvina, lebih baik lo memberikan penjelasan. Mengapa ada laki-laki di kamar lo saat larut malam kemarin?" kata Nawaf tak percaya dan terus menuntut jawaban.

"Nawaf, kamu banyak ikut campur hari ini. Apa kamu cemburu?"

"Cemburu? Bagaimana? Gua bahkan tidak suka lo. Bagaimana gua cemburu? Gua hanya khawatir kalau kehidupan pribadi lo kacau, dan akan mempengaruhi latihan dansa lo." Kata Nawaf sok menyangkalnya.

"Kamu tarik kembali saja kecemasanmu itu, aku masih berusaha untuk latihan"

"Benarkah? Lalu siapa pelatih yang melatih lo?" tanya Nawaf penasaran.

"Aku tidak dilatih siapapun..... Maksudku kamu tidak kenal guruku"

"Elvina, lo aneh hari ini. Lo melakukan sesuatu yang membuat lo merasa bersalah?" Kata Nawaf jadi semakin curiga dengan sikap Elvina.

"Tidak, apa yang bisa membuatku merasa bersalah? Aku orang benar. Orang itu asistenku, dasar gila kontrol." Kata El bereaksi keras menyangkalnya dan mati-matian membela dirinya lalu pergi sebelum Nawaf sempat menanyakan apapun lebih lanjut.

"Asisten?"
*****

Malam harinya, bukannya belajar, Elvina malah sibuk menatap Syadid dengan sebal.

"Wajah Es balok benar-benar tidak keberatan? Baginya, itu hanya kecelakaan? Ah, Elvina, itu juga hanya kecelakaan bagimu. Tentu, apalagi kalau bukan?" Batin El.

"Anda sudah selesai?" Tanya Syadid.

"Aku hampir selesai." Jawab El.
*****
"Pak, Tuan Muda Nawaf datang."

"Tuan Muda Nawaf, mengapa Anda datang?" Tanya Asisten Elvina kaget menyambut Nawaf yang tiba-tiba.

"Saya ke sini untuk Elvina."

"Tunggu sebentar. Saya akan memberitahunya."

"Tidak perlu, saya ada sesuatu yang penting. Elvina, Elvina!" Kata Nawaf langsung mencari Elvina di ruang belajarnya sambil teriak-teriak memanggil Elvina.

"Tuan Muda Nawaf!"

"Elvina!"

"Nona, ada Tuan Muda Nawaf." Teriak Asistennya.

Elvina sontak panik mendengar kedatangan Nawaf yang mendadak itu.

"Nawaf! Mengapa dia ada di sini?"

"Elvina!"

"Tunggu. Tunggu sebentar! Mengapa dia ada di sini? Syadid, jika kamu di sini aku tidak akan memberikan namaku. Cepat, masuk."

Tak mau Nawaf mengetahui keberadaan Syadid, Elvina langsung menyeretnya dan mengurungnya ke sebuah ruang rahasia kecil yang ada di belakang rak bukunya.

"Ke mana? Jangan keluar." Kata El lalu menutup pintu ruangan itu kembali dan menguncinya.

"Elvina, El.."
Di sana, Syadid terbelalak syok melihat tempat kecil itu penuh dengan koleksi rahasia Elvina, komik BL.

Sukses menyembunyikan Syadid, Elvina langsung pasang gaya menggoda untuk menyambut kedatangan Nawaf.

"Hai." Sapa El.

"Hai." Jawab Nawaf tapi acuh karena tujuan utamanya adalah untuk melakukan sidak.

"Hei, kenapa kamu ke sini?"

"Gua ke sini.. ke sini.. mencari lo.. gua mau minum segelas air. Kenapa ada dua gelas air minum?" Tanya Nawaf yang awalnya tak ada pria yang ia temukan, tapi ada yang aneh di meja. Barang-barang yang tidak sempat Elvina sembunyikan seperti dua gelas air putih dan dua buku.

<<>>

See you next part....

-

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang