BAB 33: MENGGALAU 😶

6 2 0
                                    

Hello, selamat datang lagi dicerita RestuYunita.

Setelah baca jangan lupa tinggalkan jejak yah (Vote And Comment)

Selamat membaca :)

Syadid ternyata membawa Elvina ke studio latihan tari di kampus mereka.

"Hei! Kenapa kamu membawaku kemari? Bukankah ini studio sekolah? Hei! Aku berbicara kepadamu!"

"Berikan tasmu."

Elvina pun memberikan tasnya kepada Syadid, Syadid pun langsung menaruh tasnya Elvina dan dirinya di kursi yang tersedia di studio tersebut.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Bukankah kamu ingin belajar bagaimana cara menari?"

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya El heran.

"Apakah mulut besar Agung memberitahumu?"

"Kalau aku tidak ingin belajar, tidak apa-apa." Kata Syadid menolak menjawab dari mana dia mengetahuinya dan pura-pura ngambek.

Elvina mencegahnya pergi, "Baiklah, aku mau."

"Oke!"

Syadid pun mulai mengulurkan tangannya.

"Sini!"

Elvina agak ragu tapi akhirnya dia menetapkan tangannya dalam genggaman tangan Syadid.

Mereka mulai bergerak pelan-pelan, tapi tetap saja Elvina kesulitan mengikutinya.

"Sepertinya kamu benar-benar tidak tahu apa-apa."

"Kalau aku tahu, kenapa aku membutuhkanmu mengajariku?"

"Begini...... 1.... 2... 3.... 4....." Kata Syadid terus mengajarinya dengan penuh kesabaran dan perlahan-lahan.

"Ah!"

Tapi saat El mulai memutar tubuhnya, dia malah terjatuh.

"Apakah kamu tidak apa-apa?"

"Aku dilahirkan untuk tidak berolahraga. Sangat memalukan." Kata El sampe ngambek.

"Kamu jelas tidak menari. Kamu hanya tersandung kesana kemari, seperti terjatuh."  Kata Syadid malah menceramahi El.

"Aku jatuh sampai sejauh ini dan kamu masih mengejekku."

Tapi kemudian dia membantu Elvina bangkit dengan lembut.

"Apakah kamu menyadari dimana masalahmu terletak?"

El menggelengkan kepalanya.

"Berputar. Lihatlah ke cermin." Kata Syadid memutarkan tubuh El ke arah kaca.

"Lihat dirimu baik-baik. Kamu terlalu memperhatikan kepada gerakanmu apakah indah atau tidak. Sekarang, jangan khawatir tentang gerakanmu kelihatan jelek." Kata Syadid menasehatinya.

"Kamu mungkin tidak pernah jelek sebelumnya. "

"Hah?"

"Oh, bukan apa-apa."

"Anggap tidak ada siapapun yang melihatmu, oke?"

Dia lalu menuntut Elvina berjalan lagi. Perlahan, Elvina akhirnya mulai terbiasa berdansa dan mengikuti Syadid dengan lebih baik.

"Lihat ke sana!"

"Jangan khawatir. Ini adalah dansa dua orang. Percayalah kepada pasangan dansamu."

Tapi kedekatan mereka lama kelamaan membuat Elvina jadi malu dan canggung.

"Oke, masih belum indah. Tapi kamu sudah tidak asing dengan yang dasar. Sekarang, ayo latihan lagi." Kata Syadid berusaha bersikap normal lalu melepaskan sepatunya sebelum meneruskan latihan mereka.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Melepaskan sepatu. Ayo." Kata Syadid ingin memegang tangan El lagi tapi Elvina menolak.

"Tidak, aku bisa melukaimu!" Kata El takut akan menginjak kaki Syadid.

"Selama pikiranmu jernih. Kamu tidak akan melukai saya. Apa yang barusan kamu lakukan sangat baik." Kata Syadid menyemangatinya untuk tidak usah berpikir macam-macam dan percaya saja pada dirinya sendiri dan percaya padanya.

"Tetapi....."

"Jaga pikiranmu tetap jernih. Percayalah pada dirimu sendiri. Percayalah kepada saya."

"Oke."

Mereka mulai berdansa kembali tapi Elvina bergitu terpana menatap Syadid hingga dia sulit mengalihkan pandangannya.

"Ketika menari, matamu tidak bisa selalu menatap saya." Kata  Syadid mengingatkannya untuk tidak menatapnya seperti itu. Elvina langsung melepaskan diri dan menundukkan kepalanya.

Tapi Syadid semakin mendekatkan dirinya pada Elvina.

"Ketika tidak melihat satu sama lain, itu adalah sebuah ekspresi kebencian. Ketika kamu melihat satu sama lain.... Seperti kamu tidak bisa bertahan untuk berpisah, tetapi tidak bisa semakin dekat."

Mereka terus bergerak berputar-putar..... Tapi tiba-tiba saja Elvina kepeleset dan ikut membawa Syadid terjatuh menimpanya.

Susana diantara mereka jadi semkain canggung hingga membuat Elvina tak nyaman. Dia berusaha mendorong Syadid menjauh tapi membuat Syadid tak sengaja mendaratkan bibirnya di bibir Elvina.

Saking kagetnya, mereka tak bergerak........ Sampai akhirnya Elvina sadar dan langsung mendorong Syadid menjauh darinya.

"Ciuman pertamaku......" Gumam El.

Elvina langsung protes keras karena itu ciuman pertamanya.

"Syadid, bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti itu? Ini adalah ciuman pertamaku! Ciuman pertamaku! Aku mau gila rasanya. Apa kamu tahu, sejak kecil aku selalu ini terjadi suatu hari nanti. Aku pikir orang yang memberiku ciuman pertama adalah seorang pria kaya dan tampan di sebuah galaksi yang indah seperti namaku."

Dia terus menggerutu panjang lebar, menuduh Syadid mencuri ciuman pertamanya ditempat ngga romantis banget merusak impiannya. Apalagi ciuman pertamanya tidak manis dan tanpa emosi sama sekali.

"Bagaimana situasi itu terjadi? Apakah kamu tahu apa yang kamu katakan? Apa itu sungai perak dan bunga sakura?"

"Aku tidak peduli! Aku mau seluruh alam semesta menyambut ciuman pertamaku. Dan sekarang, kenyataan adalah di sebuah kelas yang jelek. Kamu secara sembrono mengambil ciuman pertamaku. Dan tidak ada perasaan. Di mana semua rasa manis dan pusing yang diharapkan? Syadid, bagaimana kamu akan membayarnya kembali?"

"Kalau itu ciuman pertama, maka akan saya  kembalikan padamu" ujar Syadid lalu menarik Elvina kedalam pelukannya dan menciumnya lagi. Elvina shock, tapi kemudian mulai menutup matanya.

Tapi secepat dia mencium, secepat itu pula Syadid melepaskan diri.

"Kelas sudah selesai."

Lalu Syadid pergi begitu saja, meninggalkan Elvina yang cuma bisa terdiam shock memegangi bibirnya.

Tapi walaupun dia pergi dengan sok cool, Syadid sebenarnya gugup juga dan teringat dengan ciuman mereka tadi.

******
Malam harinya, Elvina menggalau ria. Bingung harus mengatakan apa saat Syadid datang nanti. Apakah dia harus bilang......

"Hei, kamu menciumku lalu pergi begitu saja. Nggak sopan, tahu! .... Ah, tidak!"

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang