BAB 25: GUA TIDAK AKAN MENYUKAI LO!

17 6 26
                                    

"Papah dengan direktur Carol merencanakan konser untuknya. Jangan bermain-main. Berlatih lagi. Kamu harus memainkan duet bersamanya. Juga, untuk produk baru perusahaan UKG. Kalian berdua akan jadi juru bicaranya. Kalian adalah suami istri. Duet sederhana bisa menguntungkan perusahaan kita. Nawaf, kamu bukan anak kecil lagi, kamu harus bertanggungjawab. Paham?"

"Baik." Jawab Nawaf sambil tersenyum singkat.
Nawaf diam saja menerima semua Omelan sang papah m tapi begitu papah pergi. Nawaf langsung menggerutu sebal.

"Tanggung jawab, tanggung jawab ..... Hanya tanggung jawab! Gua juga binatang yang punya perasaan. Benar-benar, anak dari keluarga kaya tidak bisa memilih untuk mencintai dengan bebas. Sialan! Gua tidak akan pernah menurut"

********
Toko buku beruang

Elvina mendatangi beruang ditoko buku untuk memberinya sebuah kotak kue sebagai ungkapan terima kasih yang waktu itu.

"Untukmu."

Sebagai balasannya, beruang memberinya komik kesukaan Elvina. Tapi Elvina menolak.

"Aku tidak bisa membacanya hari ini. Aku harus menghabiskan sepanjang malam berlatih biola. Setelah SD, aku bahkan tidak menyentuh biolanya. ku masih ada les di sore hari. Aku tidak tahu bagaimana si guru les mesum itu akan memperlakukanku." Kata Elvina lalu curhat tentang kegundahannya.

"Kenapa kamu harus bergabung dengan orkestranya?" Tanya si beruang.

"Karena kalau tidak, ibuku akan marah. Tapi, apa gunanya juga aku bilang padamu? Walaupun begitu, aku tetap harus berterima kasih padamu. Walaupun aku tak tahu wajahmu seperti apa. Tapi kamu sudah jadi teman dalam hatiku. Aku akan berlatih. Sampai jumpa." Kata Elvina lalu pamit.

Sementara Syadid tersenyum di dalam kepala beruangnya.

********
Elvina sedang belajar memainkan biola saat Syadid datang malam harinya.

"Ini?" Tanya Syadid yang kaget saat melihat banyak kuas di atas meja.

"Jangan kagum padaku. Ketika aku masih kecil, ibuku harus menggambar. Aku harus menggabar dua kanvas setiap harinya, itu neraka."

"Menggambar?" Gumam Syadid.

Lalu dia langsung mengeluarkan buku-buku pelajarannya.

"Apa kita masih belajar? Baiklah, aku siap." Kata El ingin mengambil buku pelajarannya.

Tapi kemudian Syadid teringat curhatan Elvina tadi siang.

"Sulit dikatakan. Semua orang benar-benar bukan orang yang bebas. Tidak ada gunanya memberitahumu ini. Tapi aku masih harus berterima kasih padamu. Meskipun aku tidak tahu siapa kamu, dan seperti apa rupamu, kamu sudah menjadi teman baikku di dalam hatiku."

"Oh, saya belum selesai menyiapkan bahan-bahan hari ini. Jadi, saya rasa .... Saya akan membaca buku. Anda bisa melakukan hal lainnya." Kata Syadid akhirnya membuat-buat alasan.

"Kalau begitu aku akan melakukan urusanku. Terima kasih." Kata Elvina mempercayainya dan langsung bersemangat meneruskan latihan biolanya.

Suara alunan terdengar ke seluruh rumah. Bahkan Nyonya Carol pun tampak menikmati alunan biola Elvina itu.

Tapi karena kelelahan, Elvina hampir saja roboh. Cemas, Syadid langsung mengambil biola itu dari tangannya.

"Istirahat dulu." Kata Syadid memaksanya istirahat.

"Tidak bisa. Aku harus terus berlatih." Kata El ingin mengambil biolanya dari tangan Syadid.

"Sungguh, beristirahatlah." Kata Syadid lalu menaruh biolanya ke dalam tas hitam.

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang