BAB 29: Miko, Mengamuk

15 6 0
                                    

****

Seseorang yang penuh nafsu ibarat sedang menunggang kuda gila.
- Kuda Miko

🌙⭐

"Memakai ini?" Tanya Syadid melihat penampilan Elvina.

"Kamu mempunyai penglihatan yang bagus. Pakaian ini hari ini sudah menjadi tren besar di Sosmed." Balas El.

"Menggenakan perhiasan? Dan menyemprot minyak wangi. Ini melanggar aturan." Kata Syadid sambil memasang wajah dinginnya.

Saat Elvina ingin protes, Syadid langsung menghentikannya.

"Kamu tidak bisa naik kuda." Kata Syadid lalu ingin pergi, Tapi Elvina menarik tangannya.

"Kamu mau melawanku!"

"Karena saya tidak mau mengurusi seorang sindrom tuan putri."

Kesal, Elvina langsung memukuli Syadid dengan kesal.

"Kamu yang sakit! Aku tidak sakit, aku tidak sakit!"

Tapi Syadid langsung mencekal tangan Elvina.

"Syadid, lepaskan aku!kalaupun aku mempunyai sindrom tuan putri, aku tidak memiliki hubungan denganmu. Jangan lupa disekolah kita tidak mempunyai hubungan. Aku punya Nawaf. Aku ada tunanganku." Teriak El.

"Siapa yang punya pikiran seperti itu? " protes Syadid.

"Kamu! Kamu mengharapkan semua orang menyukaimu!" gerutu Elvina sambil terus memukuli Syadid dengan kesal.

Syadid berusaha menghentikannya tapi ujung-ujungnya malah jadi memeluk Elvina dan seketika itu pula traumanya kambuh kembali. Syadid sampai lemas hingga membuat mereka berdua roboh ke tanah.

Syadid sesak nafas karena traumanya itu, Tapi Elvina malah mikir yang nggak-nggak dan langsung menyongin bibir ..... Padahal Syadid sudah berguling dari atasnya.

Syadid mencari obatnya dikantong, tapi tidak ada. Akhirnya dia pun mencoba untuk menenangkan dirinya, Syadid malah keheranan melihat bibir Elvina monyong mengharapkan ciuman.

Padahal ciuman yang ditunggunya tidak datang-datang tapi Elvina terus saja menyongin bibir.

Saat dia mulai membuka mata, dia malah mendapati Syadid sedang pose santai di sampingnya sambil menyindir.

"Siapa sebenarnya yang berharap untuk disukai?"

****
Saat kembali ke lapangan, dia malah harus merana sendirian di pinggir lapangan melihat teman-temannya yang lain sedang asyik berkuda.

"Jalan masuk sempurnaku!"

Padahal Elvina membayangkan dirinya berkuda dengan anggunnya hingga membuat Nawaf dan Syadid terpesona padanya.

"Aku belum dapat mengajak Nawaf! Selain itu, kelihatannya kelas menunggang kuda sangat menarik! Batin El

"Nawaf!" Kata El berusaha memanggil Nawaf saat Nawaf lewat di dekatnya, tapi Nawaf langsung acuh.

"Elvina, apakah kamu mau menunggang kuda?" Kata Agung mendatanginya dan menawarkan kudanya untuk Elvina tunggangi.

"Ya." Kata Elvina langsung antusias dan bersikeras mau berkuda sendiri.

"Miko, yang baik." Kata Agung mengusap kepala kuda itu sebelum dia pun pergi.

"Baik, aku akan meminjamkan Miko kepadamu."

"Benarkah?"

"Jangan merendahkan dia. Orang tua dia selalu menenangkan tiga besar dalam kompetensi. Selain itu, dia..."

"Oke, cukup. Aku mengerti." Kata El memotong pembicaraan Agung.

"Baiklah, aku akan memberikan dia padamu." Kata Agung.

"Sampai jumpa!"

"Sampai jumpa."

Elvina baru naik ke punggung kuda, si kuda malah meringkik panik dan hampir saja membuat Elvina terjatuh. Semua itu gara-gara si kuda mencium bau parfum menyengatnya Elvina.

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang