BAB 68: Keras Kepala

5 3 0
                                    

Syadid tersenyum kembali saat melihat pesan cinta Elvina yang tertulis di atas tutup termosnya tapi langsung mengernyit kecut lagi saat mencicipi obatnya lagi.

-----

Di tengah-tengah ujian, Elvina melihat Syadid tiba-tiba sakit perut walaupun dia berusaha menahannya.

"Apa dia merasa lebih baik setelah meninjm sup bergiziku? Kamu benar-benar tidak tahu bagaimana merawat dirimu sendiri!" Bisik El pelan pada Syadid.

"Wanita tak berhati, bukankah ini semua karenamu?" Balas Syadid.

"Aku tahu. Jika aku membuatnya kehilangan posisi nomor satunya, kamu pasti akan membenciku." Balas El lagi.

"Tidak boleh bicara selama ujian. Elvina, ini peringatanmu." tegur guru yang memperlihatkan Elvina.

-----

Saat Syadid keluar kelas, Elvina sudah ada di depan menunggunya.

"Aku melihat kamu sakit jadi aku membuatkannya untukmu. Apa itu enak?" Tanya Elvina.

Awalnya Syadid berusaha acuh, tapi pada akhirnya dia kembali, menepak kepala Elvina dengan bukunya tapi kemudian mengusap-usap kepala Elvina dengan sayang seperti biasanya.

"Bodoh."

"Kenapa kamu menyebutkan bodoh. Juga, kenapa kamu mengacak rambutku? Tidakkah kamu tahu aku menghabiskan banyak waktu untuk rambutku setiap harinya?" Protes El karena Syadid merusak dandanan rambutnya.

"Lain kali, tolong berhentilah masak sendiri" pinta Syadid.

"Kenapa? Apa itu benar-benar enak? Apa kamu benar-benar menyukainya?" Tanya El malah salah paham.

"Enak....?"

"Kalau begitu aku akan membuatkannya lagi untukmu nanti."

Mendengar itu, sakit perutnya Syadid langsung kambuh lagi.

"Saya akan pergi dulu!" Kata Syadid langsung lari ke toilet.

"Hei, ada apa? Apa kamu masih sakit?" tanya El cemas dan langsung mengejarnya.

Mereka berdua tidak menyadari kalau Azmi sedang memperhatikan mereka dengan tak suka.

-----

Agung sedang berjalan saat tiba-tiba saja Priyanka menariknya dan menyudutkannya ke tembok.

"Anka, apa yang lo inginkan?"

"Kamu menarikku, bukankah kamu ingin....."

"Gua...! Lo yang menarik gue."

"Aku tahu kamu memikirkanku, tapi kamu tidak bisa melakukan hal yang memalukan di siang bolong!"

"Anka, bukankah lo mencuri kata-kata gue? Wanita ini, apa tidak punya rasa malu?"

"Ini karena aku khawatir kalimatmu akan melukaiku, jadi aku mengatakannya untukmu."

"Hei, apa yang lo lakukan? Lo tidak akan menangis, kan? Maafkan gue. Ini salah gue. Harusnya gue tidak membuat lo marah. Jangan marah. Maafkan gue."

Anka yang mendengar itu menjadi senang.

"Lihat! Aku tahu kamu masih mencintaiku, kan! Jelas-jelas kamu mempedulikanku! Apakah itu Elvina, Azmi...."

"Diam! Jika lo tidak diam, gua akan...."

"Aku tidak mau diam, aku hanya tidak mau diam!"

"Apa lo gila? Apa yang ingin Lo lakukan?"

"Sebagai laki-laki, bukankah kamu harus menutup mulutku dengan mulutmu?"

"Konyol. Tidakkah lo malu?"

Saat Agung berusaha melarikan diri darinya, Anka menarik tangannya dan langsung menghentikannya dengan ciuman.

-----

Di acara ultah pernikahan orang tua Nawaf, Elvina berusaha mendekati Nawaf.

"Apa kamu mau?" Tanya El sambil membawa kue dipiring.

Tapi Nawaf masih kesal dan mengacuhkannya.

Anka mendekati Elvina tepat saat dia menerima notifikasi di medsosnya. Anka ternyata mengiriminya foto mesra dirinya dan Agung.

"Kenapa lo menambahkan gue? Dan lo mengikuti gue?" Tanya El menanggapinya dengan geli.

"Tentu saja, ini untuk pamer. Jadi lo tidak akan terus berada di samping Agung setelah gagal mendapatkan Nawaf! Benar-benar, melihat keadaan buruk lo setelah dicampakkan oleh Nawaf, tiba-tiba gue menyadari bahwa lo lebih mudah di mata gue. Gue sangat senang, jadi gue akan membagi kehangatan dengan seseorang yang tidak bisa mendapatkan cinta seperti lo."

"Terkadang aku benar-benar iri debgan amuba sepertimu."

"Hei! Gua mencoba berbaik hati dengan lo!"

Agung yang melihat itu cepat-cepat berusaha menjauhkan Anka dari Elvina.

"Sayang, dandananmu perlu diperbaiki."

"Baiklah, aku akan memperbaiki di kamar kecil." kata Anka berjalan ke arah toilet.

"Elvina, jangan pikirkan dia. Dia tidak benar-benar kejam, hanya keras kepala."

"Kenapa aku harus peduli jika orang lain keras kepala? Mereka tidak sekeras kepala aku."

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang