"Behenti disana!" Kata El.
"Semakain kamu melawan, kamu akan semakin gagal. Itu namanya takdir. Selain itu, didalam takdirmu hanya ada aku seorang, Davina ...... Elvina. Aku tidak akan pernah dicampakkan!"
Elvina pun pergi dengan kepala tegak sementara Syadid memperhatikan segalanya dari atas, tanpa mereka berdua sadari.
****
"Nona." Kata asistennya menelpon."Paman Andra."
"Kamu masih diluar?"
"Iya aku masih kencan dengan Nawaf. Dia akan mengantarku pulang." Kata Elvina berbohong. Padahal itu hanya alasan yang dibuatnya agar asistennya tak menjemputnya, dia ingin sendiri.
"Baik, hati-hati."
"Dah dah." Kata El lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Tidak peduli berapa keras lo mencoba, Lo tidak akan bisa mengalahkan kebaikan dan kenaifan Azmi. Gua, Nawaf Zharif Mushab, tidak akan pernah suka sama Lo."
Walaupun tadi dia berusaha tampak tegar, tapi dia merasa sedih mengingat ucapan kejam Nawaf yang membanding-bandingkannya dengan Azmi tadi.
Dia terus berjalan dan berjalan hingga dia sampai ke toko buku.
"Elvina!" Kata si bos toko buka menyapanya.
Elvina hanya membalasnya dengan senyuman singkat lalu berjalan lagi .... Tanpa menyadari Syadid yang terus mengikutinya dengan cemas sejak dari kampus.
"Dua anak ini ... Ada apa dengan mereka?" Gumam si bos toko buku sambil melihat Syadid dan juga Elvina.
****
Elvina terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Saat dia tiba di zebra cross, dia tak menyadari ada seorang pria yang hendak mencuri tasnya."Menjauh dari dia." Kata Syadid menghentikan pria itu hingga pria itu kabur.
Sementara Elvina terus melamun sampai tak menyadari apapun yang terjadi dibelakangnya barusan.
****
Elvina akhirnya duduk ditepi air mancur. Rasa kesepian membuatnya merindukan beruang yang datang padanya saat hujan waktu itu."Jika pahlawan beruang ada disini di sampingku, betapa indahnya itu. Terus bermimpi, Davinia Elvina. Di dunia ini, bagaimana mungkin pahlawan akan muncul tiap kali kamu sedih? Meskipun hanya beruang." Batin El sambil memegang tangannya dan menampakkan wajah sedihnya.
Tanpa disadarinya,pahlawan itu sebenarnya tengah memperhatikan tak jauh darinya walaupun tidak dalam kostum beruangnya.
Tiba-tiba mereka melihat kembang api yang begitu indah di langit. Senyum Elvina seketika mengembang lebar melihat pemandangan indah itu.
"Cantiknya. Ini hal yang tercantik yang terjadi hari ini." Gumam El.
Syadid pun senang melihat Elvina kembali ceria dan bersemangat lagi.
"Davinia Elvina, kumpulkan energimu."
****
Keesokan paginya setelah selesai berdandan, Elvina ditelpon Agung yang terdengar panik."Halo?"
"Selamat pagi tuan putri, ada sesuatu yang harus kamu janjikan padaku."
"Katakan."
"Minggu depan, untuk merayakan kelulusan senior, sekolah mengadakan perayaan dan semua orang harus berdansa. Tolong jadi teman dansaku."
"Mengapa kamu tanya aku? Bukankah pasanganmu Priyanka?"
meminta Elvina untuk menyetujui permintaannya.
****
Setibanya di kampus."Aku tidak peduli padanya. Kami putus. Tolong janji padaku!"
"Tidak, aku sudah putuskan teman dansaku adalah Nawaf." Kata Elvina menolak permintaan Agung.
"Nawaf? Apa kamu pikir dia akan setuju?" Tanya Agung tak yakin Nawaf bakalan mau.
"Bukan terserah, dia untuk setuju." Kata Elvina bersikeras.
🌇🌇🌇
Siapa tuh, yang akan dansa sama El?Mau tahu kelanjutannya?
Vote dan komen untuk next part! 🔜🌇
Follow Instagram:
Restuyntx_07
See you next part! 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug The Moon ✔️
RomansaDavinia Elvina adalah seorang wanita yang memiliki segalanya dalam hidup. Ia kaya, cantik, dan disukai oleh semua orang. Namun ia juga memiliki nasib setiap pria yang suka tidak akan menyukainya kembali. Elvina seorang ahli waris dari keluarga kaya...