BAB 77:Elvina Marah Besar

11 2 0
                                    

Elvina gugup dan jadi panik sendiri dengan kedekatan mereka hingga dia cepat-cepat melepaskan diri.

"Aku pergi." kata Elvina lalu melarikan diri.

....

Begitu aman di kamarnya lagi, dia langsung mondar-mandir menggerutui reaksinya sendiri.

"Elvina, ada apa denganmu? Tidak terjadi apa-apa ketika kamu bersamanya. Kenapa sekarang kamu seperti ini? Sadarlah! Sadarlah! Aduh!" teriak El karena saking kesalnya pada dirinya sendiri, dia sampai menendang kaki kasurnya tapi malah jadi kesakitan.

"Benar-benar sakit. Kenapa aku sangat sial?"

Syadid tiba-tiba muncul dan mencemaskannya.

"Elvina, kamu baik-baik saja?" tanyanya.

"Syadid."

"Biar kulihat. "

"Apa kamu mendengar semua yang kukatakan?" tanya El curiga.

"Oh... Saya mendengar..."

"Hei, kamu...

Kesal, Elvina langsung bangkit untuk melabrak Syadid. Tapi malah jadi oleng dan membuat Syadid ikut terjatuh bersamanya ke kasur

Tepat saat mereka dalam posisi itu, orang-orang masuk kedalam kamarnya.

"Elvina! Wah!"

"A-apa yang kalian lakukan?" tanya semuanya kaget.

"Kami tidak melakukan apa-apa." jawab Syadid.

Panik, Elvina dan Syadid buru-buru bangun.

"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan!"

"Lalu kami harus mikir apa?" tuntut mereka serempak.

Syadid dan Elvina tak bisa menjawab.

.....

Priyanka masuk kedalam kamarnya sambil menggerutu kesal.

"Kamar apa? Gua selalu tinggal di kamar bintang lima. Dan sekarang gua harus berbagi dengan lo... Gua benar-benar tidak tahu bagaimana lo begitu beruntung. Gua bisa melihatnya. Menghilangkan alat-alat musik dan gagal memesan bis... Ini semua bukan salah lo. Gua bahkan tidak bisa tahu lo menumpahkan kari pada gue. Itu karena lo adalah satu hal: Bodoh!" kata Anka menggerutui Azmi.

Azmi hanya mengacuhkannya lalu pergi.

....

Saat malam harinya, Elvina mendapati Azmi sedang menangis.

"Ada apa dengan lo?" tanya El.

"Kurasa aku hanya tidak berguna. Elvina, aku benar-benar iri padamu. Kamu cantik. Keluargamu baik... Kamu bisa melakukan segalanya. Kamu adalah seseorang yang tak pernah bisa kulalui."

"Azmi, gua tidak tahan dengan lo mengasihi diri lo sendiri. Apa air mata lo semurah itu? Lo mengatakan lo tidak bisa melakukan segalanya, tapi bukankah lo bisa belajar? Situasi keluarga lo tidak bagus, tapi bukankah lo masih ada di sekolah yang sama dengan gue? Gua bisa melakukan segalanya, tapi bukankah tunangan gue masih berada di sekitar lo? Lo tidak bisa melakukan apapun, tapi begitu banyak murid yang membantu lo. Bisakah lo bersikap seperti korban bahkan ketika lo diuntungkan?" kata El kesal mendengar keluhan Azmi.

Nawaf muncul saat itu dan langsung melabrak Elvina.

"Elvina! Tutup mulut lo! Azmi, Azmi." kata Nawaf memanggil Azmi yang tiba-tiba keluar sambil menangis.

"Hei." panggil El juga.

"Elvina, bukankah lo keterlaluan? Hentikan sikap marah lo itu!"

"Sikap marah apa? Apa kamu mempelajari istilah baru?

"Ya, gua membicarakan soal lo! Hanya karena lo membayar uangnya, jangan pikir lo sehebat itu, dan bisa berteriak padanya! Dia adalah manusia, bukan pelayan lo!" teriak Nawaf

Pertengkaran mereka menarik perhatian semua orang. Elvina lama-lama tidak tahan lagi.

"Nawaf, aku sudah cukup denganmu! Kamu terus menentangku. Dia adalah manusia, tapi apa aku bukan manusia juga? Kuberitahu kamu. Menyebutku pemarah, aku langsung mengembalikannya padamu. Dan satu lagi: Manusia dengan otak babi! Nawaf, jika kamu berani mengayunkan jarimu di wajahku lagi, aku tidak akan melepaskanmu!" teriak El lalu langsung pergi menyusul Azmi.

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang