🍸 Memori Masa Kecil 🍸

76 30 3
                                    

Happy Reading 💛!

⭕⭕⭕

*******
Dimalam harinya.
Elvina tampak begitu cantik bak putri saat datang ke pesta dan menarik perhatian banyak orang. Nyonya Qulaibah puas melihat penampilan anaknya.

"Sangat bagus." Kata ibu kandungnya.

"Tidak buruk, teruskan. Dia ada di lantai dua mengenakan setelan putih. Bawa penampilanmu putrimu dan dapatkan pangeran." Kata ibu tirinya.

Elvina pun mengangguk mengerti. Elvina pun pergi mencari pangerannya. Karena sudah 10 tahun tidak bertemu Nawaf, Elvina sebenernya tidak tahu bagaimana rupa Nawaf. Tapi sesampainya di atas, dia melihat seorang pria tampan memakai pakaian putih dengan celana berwarna hitam sedang memainkan piano.

Dan ya, pria itu adalah Zharif Nawaf Mushab. Elvina pun langsung menghampirinya dan duduk disampingnya. Lalu tanpa mengucap sepatah kata, Elvina tersenyum padanya dan duet memainkan piano bersamanya. Pria itu menatap dengan keheranan tapi dia tetap berduet dengan Elvina.

Setelah duet mereka usai, Elvina melihat ke arahnya.

"Bagaimana? Bisa membuat pertunjukan pertama yang begitu sempurna. Hanya aku yang bisa melakukannya bukan? Masih tidak cepat memujiku." Batin Elvina dengan pedenya mengira kalau pria tampan itu akan memujinya.

Tapi pria itu hanya menatapnya dengan bingung.

"Si bodoh ini, mengapa kamu malu saat melihat tunanganmu? Dia terlihat menggemaskan, sudahlah, aku akan memaafkanmu." Batin Elvina pasrah sambil memalingkan wajahnya.

"Namaku Davinia Elvina, dan aku sering dipanggil dengan sebutan El." Kata Elvina memperkenalkan namanya.

Bukannya merespon ucapan Elvina pria itu malah tampak bingung.

"Bagaimana bisa dia tidak bereaksi? Zharif Nawaf Mushab, bagaimana mungkin kamu tidak menyapa setelah mendengar nama tunanganmu. Apakah kamu tidak tahu bagaimana caranya berkencan? Eh ... Atau dia berpikir bagaimana untuk mengujiku." Elvina mulai kesal dan menggerutui pria itu dalam hatinya.

Dia terus bersabar menunggu pria itu bicara padanya.
Tiba akhirnya pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Elvina.

"Maaf, bisakah kau pergi? Aku ingin melanjutkan permainan pianoku."

Elvina melihat pria tersebut dengan mata yang melotot.

"Apa seperti ini kamu bicara pada tunanganmu?" Tanya Elvina kesal.

"Maksudmu?" Tanya pria itu tidak mengerti.

"Jangan pikir kamu bisa sombong karena aku yang duluan memulai percakapan! Kamu..."

Pada saat Elvina sedang protes, seroang pria lain tiba-tiba muncul dan dia juga memakai setelan putih dihiasi pita di lehernya dan bawahannya memakai celana putih.

"Senior, di malam yang seindah ini, bersikap seperti itu pada seorang wanita cantik sangat tidak sopan." Kata laki-laki tersebut mengkritiknya.

"Dari mana munculnya tuan yang merasa dirinya paling benar ini? Kumohon, masalahku dengan tunanganku ada masalah apa denganmu?" Batin Elvina

Hug The Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang