"Jadi lo serius suka sama Aoi?" Eros bertanya dengan penuh penasaran.
"Nggak usah nanya denger ucapannya tadi pas sama Aoi aja udah menjawab semuanya," sahut Josep menjitak kening cowok itu.
"Gue mau mastiin anjeng," sewot Eros.
"Lo sukanya sama Aoi atau Aneska?"
"Hampir tiga taun gue suka sama Aneska dan kalian tau itu, terus sekarang kalian masih ngeraguin perasaan gue?" Athala membuka suara.
Di kediaman Kendra kelima orang itu berkumpul. Sengaja Eros menanyakan hal ini saat mereka sedang berlima, karena merasa tidak enak kalau ada Alfin dan Kafka secara yang dibahas adalah Aoi sahabat mereka.
"Wajar gue maupun yang lain ragu, sikap lo sama Aoi udah bukan sebatas temenan doang."
"Ya memang keliatannya kayak gimana?" Athala menatap mereka satu persatu.
"Pertama lo bawa dia ke warung sampe rela bolos-bolosan, kedua terhitung nggak pernah nawarin cewek buat boncengan sama lo kecuali Aneska itupun cuma satu atau dua kali, ketiga lo sampe rela nungguin dia keluar dari BK padahal lo nggak ada ikut campur di sana, keempat waktu dia sakit lo bela-belain bolos cuma buat jenguk dia, kelima bahkan lo ngebiarin diri lo disentuh orang lain selain nyokap, kakak lo dan Aneska, terakhir kejadian kemarin siang. Itu udah bikin kami cukup curiga kalo pelan-pelan perasaan lo pindah haluan ke cewek itu."
"Gila-gila Lian jelasinnya detail banget." Eros dan Josep bertepuk tangan bangga.
"Gue gak ada perasaan, serius deh kalian jangan mojokin gue kenapa."
"Terus apa? Jangan berlindung di balik kata teman," sahut Josep.
"Lo tau dia nggak punya siapa-siapa, gue pernah ngerasain ada di posisi itu waktu kecil dan itu nggak enak. Udah itu aja."
"Terus Aldrian?"
"Emangnya lo pernah ngeliat mereka akur? Gue mencoba memposisikan diri ada di posisi dia entah apa yang buat dia begitu tapi gue yakin ada luka parah yang dia rasain."
"Udahlah urusan percintaan Athala biar jadi urusan dia, kita cukup dukung aja." Kendra menengahi.
"Kalo gue sih setuju-setuju aja lo sama Aoi. Gue perhatiin dia sedikit berubah lebih baik nggak galak-galak banget meski masih aja kalo nagih uang kas galaknya beuh."
"Gue gak setuju, senakal-nakalnya kita mesti dapetin cewek yang baik-baik bukan cewek nakal juga," sahut Josep.
"Ya siapa tau dengan dia sama Athala malah berubah kan kita gak tau."
"Gue tetep tim lo sama Aneska," final Josep.
Athala tak perduli. Ia mengambil jaket kulitnya dan bergegas pergi.
"Mau kemana?"
"Jenguk Aoi."
"Katanya nggak ada perasaan tapi tiap detik, menit masa khawatir mulu pengen jengukin," ejek Eros tertawa mengejek.
"Mabuk cinta," timpal Kendra ikut terkekeh.
"Awas baper anak orang," peringat Eros.
Untuk sampai di rumah cewek itu, Athala tidak perlu bersusah payah menaiki motornya. Ia hanya berjalan dan sampai di rumah cewek itu.
"Siapa?" teriak Aoi dari dalam setelah ia mengetuk pintu.
Tak lama kemudian pintu terbuka. Aoi nampak kaget dengan kehadiran Athala.
"Ada apa?"
"Mau jenguk lo," jawabnya yang tanpa disuruh langsung masuk ke dalam rumah cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Teen FictionSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.