SMA Pelita angkatan Aldrian lulus 100% tidak hanya mereka tapi semua orang yang terlibat dalam acara itu juga senang bukan main mendengarnya.
Sampai tiba diacara yang paling mereka tunggu-tunggu. Acara ini sudah santai tidak seserius tadi.
Athala bertugas mengkoordinir teman-teman sedivisinya. Beberapa teman mereka berada di titik yang berbeda, memastikan supaya tidak ada kendala. Kini cowok itu sedang berjaga di dekat panggung.
"ATHALA!" Athala menoleh ketika dilihatnya Aldrian berlari mendekatinya.
"Selamat ya bang buat kelulusannya. Btw kenapa?"
"Liat Aoi nggak?" seraya bertanya Aldrian tetap menatap sekitar mencari keberadaan saudarinya.
"Aoi dapet tugas jaga di belakang sih."
"Kira-kira dia sibuk nggak ya? Gue mau ngajak foto bareng sekalian bareng bokap."
"Coba cek aja ke belakang."
Aldrian tersenyum tipis, "Nanti aja deh. Gue nggak mau bikin suasana rusak, tau sendiri kan segimana bencinya dia sama gue?"
Athala menepuk pundak kakak tingkatnya, "Sabar ya."
Wajah sedih Aldrian langsung berubah bahagia.
"Gue berharap banyak sama lo, Tha." Aldrian berujar ambigu.
"Berharap apa?"
"Setelah gue lihat-lihat banyak banget perubahan Aoi semenjak dekat sama lo. Dia lebih banyak ketawa, semoga lo bisa balikin keadaan seperti semula."
"Memangnya lo sama dia kenapa sih?" akhirnya Athala berada di tahap pertanyaan yang selama ini ingin sekali ia tanyakan.
"Kalau udah waktunya nanti Aoi yang bakal cerita semuanya itu pun kalo lo beneran jadi sama dia."
"Maksu—"
"Gue balik ya bokap pasti udah nungguin." Aldrian segera berlari menjauhi Athala dengan seribu pertanyaan di kepalanya.
Dari kejauhan Athala melihat Alfin berlari panik ke arahnya.
"Liat Aoi?"
Kenapa semua orang bertanya keberadaan gadis itu kepadanya? Apakah mereka mengira kalau Aoi sepanjang hari bersamanya? Dia dan Aoi bahkan bertemu beberapa jam yang lalu.
"Lagi jaga di belakang. Lo kenapa? Ada yang bisa dibantu?"
Alfin mulai mengatur nafasnya.
"Kiara nggak hadir lagi sakit kita butuh orang yang biss nyanyi sambil main gitar dan orang yang paling gue kenal bisa main gitar itu Aoi. Gue butuh dia sekarang," jelas Alfin dalam sekali tarikan nafas.
"Gue bantu nyari."
Mereka segera bergegas mencari keberadaan cewek itu. Sampai Athala menemukannya sedang duduk sambil tersenyum menatap ponselnya.
"Aoi," panggil Athala.
Sedikit terkejut cewek itu celingak celinguk hingga refleks berdiri karena melihat keberadaan Athala yang panik.
"Kenapa?"
"Panitia butuh siswa yang bisa nyanyi sama main gitar. Lo bisa dua-duanya kan?"
"Bukannya udah ada?" tanya Aoi seketika ikut panik.
"Kiara sakit nggak bisa manggung. Lo bisa bantu kan?"
"Aduh gimana ya tapi gue nggak jago."
Athala menatap tak percaya, "Bohong, waktu itu gue denger lo main gitar bagus banget. Kali ini aja bantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Teen FictionSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.