35. Yes?

491 69 2
                                    

"Ehm!"

Deheman keras dari Kendra membuat Aoi langsung melepaskan tangan Athala yang memeluk pinggangnya.

Entah sejak kapan cowok itu sudah berdiri di sana bersama adiknya. Yang pasti saat ini Aoi sangat malu kepergok melakukan demikian.

Berbeda dengan Athala yang malah berdecak sebal, masalahnya Kendra ini mengganggu momen yang sudah ditunggu-tunggu.

"Yi, diajak buka bersama di rumah sama nyokap," ujar Kendra.

Kendra nampak santai seolah kejadian tadi tak pernah ia lihat sebelumnya.

Aoi yang merasa sudah tidak punya muka hanya mengangguk.

"Lo ngapain sih? Ganggu!" Athala menatap Kendra dengan jengkel.

Kesal, Kendra pun mengendikkan bahunya, "Gue juga nggak tau kalau kalian lagi nganu."

Aoi melotot mendengar jawaban Kendra yang ambigu, "Nganu pala lu, gue sama dia nggak ngapa-ngapain."

Menghela nafas panjang, Kendra menepuk pundak sahabatnya, "Kalau mau nganu jangan di tempat umum, yang modalan sedikit, jangan malu-maluin nama Segal."

"Sialan," sahut Athala merasa tak terima.

"Gue pulang, bye."

Setelah Kendra menghilang di balik gerbang rumahnya, kini Aoi menghembuskan nafas lega, tatapannya beralih pada cowok yang sedang menuntut jawaban.

"Gara-gara lo ya, pake peluk-peluk segala bikin orang mikir aneh tau!"

"Tapi kamu menikmati kan?"

"Tha, plis gue geli denger lo ngomong pake aku-kamu gitu." Aoi memutar bola matanya, kejadian yang seharusnya romantis malah berakhir mengesalkan.

Tadi kesal karena Kendra yang merusak suasana, sekarang mendengar perkataan Aoi bukannya membuat kekesalannya mereda malah semakin menjadi-jadi.

Athala tau kalau Aoi memang tomboy dibanding perempuan yang dulu pernah ia dekati, tapi tidak bisakah cewek itu melihat situasi? Ceplas ceplos, seolah tak mengerti bagaimana perasaan Athala.

"Serah lo," balas Athala jutek.

"Udahlah kita nggak jadi bukber."

"Hmm."

Aoi tiba-tiba merasa tidak enak melihat wajah Athala yang terlihat tidak bersahabat. Apakah perlakuannya tadi sudah keterlaluan sampai-sampai cowok itu masuk mobil tanpa mengatakan apapun.

Memang dasarnya Aoi yang gengsian, sampai mobil itu berlalu dari rumahnya pun ia tak pernah mengatakan kata maaf.

Suara notif pesan dari ponselnya membuat perhatian Aoi teralih.

Kendra: Cepetan!

Aoi segera masuk sekedar berganti baju, karena hari sudah semakin gelap menandakan waktu magrib akan tiba.

Benar saja, saat sampai di rumah Kendra adzan magrib langsung berkumandang. Sepertinya Lidya niat sekali mengajaknya berbuka bersama.

"Aoi suka makanan apa?" Lidya bertanya disela-sela makan mereka.

Mereka memusatkan perhatian pada Aoi.

Aoi termenung sebentar, "Sejak Mama udah nggak ada, aku bahkan lupa makanan kesukaan aku itu apa."

Entah topeng yang terlalu kuat atau memang Aoi yang sudah ikhlas menerima semuanya, senyuman yang dilemparkan cewek itu malah membuat mereka yang ada di sana menahan pilu.

Untuk mencairkan suasana Lidya berdehem, "Biasanya suka masak apa?"

"Aku nggak bisa masak, Tan."

"Besok ada request mau dimasakin apa?"

ATHALA [SGS#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang