Nenek An

26 5 0
                                    

Kalau ga vote ga usah baca!






-||-

"Permintaan maaf? Maafkan siapa?"

"Siapa yang membuat Dinda marah? Dan siapa yang marah pada Dinda?"

"Apa yang harus aku lakukan?"
Batin Lesti menjerit.

Lesti maupun Rizky sibuk dengan pikirannya masing-masing, didalam mobil mereka berdua hanya fokus dengan kegiatan masing-masing. Lesti memandang Rizky yang sedang mencoba fokus menyetir walaupun ia paham pikiran lelaki disampingnya ini sama berantakannya dengannya.

Walaupun masih sulit Lesti cukup berterimaksi keibu panti yang sudah mencoba membantunya tapi Lesti masih harus mencari tau apa maksud dari semua kalimat itu.

Ahh, itu cukup membuatnya kesal.

Lesti kembali melihat Rizky, memang ada yang mengganjal dihatinya tapi, apa yang harus dia lakukan?

"Sebenarnya aku sering mengalami mimpi buruk dan aku akan mulai hiperventilasi pada malam hari. Tapi saat aku memberitau kak Rizky dia justru meminta untuk pindah dan hidup bersama"

Lagi-lagi Lesti hanya bisa membatin.

"Sebenarnya aku tak keberatan, kehadirannya juga membuatku aman, dia membuat hatiku nyaman tapi aku juga memiliki privasi. Aku selalu menyuruhnya pulang tapi dia selalu memaksa bahwa aku tak memperbolehkannya menginap"

Tanpa sadar Lesti menggembuskan nafas panjangnya yang tentu saja mendapat tatapan heran dari Rizky.

"Kenapa sayang"

Lesti lantas gelagapan dan bergeleng kuat mencoba menjawab pertanyaan Rizky, bisa bahaya kalau Rizky taua kalau Lesti mengeluh tentangnya.

Tapi beberapa saat kemudian menyadari ini bukan jalan menuju apartemennya. Samar-samar sepertinya ia pernah melalui jalan ini dan....

"Kemana kita akan pergi? Ini bukan jalan pulang"
Sedikit rasa panik menghantui Lesti, Rizky yang ditanya hanya tersenyum dan diam membisu.

Lesti sudah tak merasakan nyaman saat mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan rumah yang Lesti tau itu rumah siapa.

"Kamu akan baik-baik saja"
Rizky menatap Lesti dan menggenggam tangannya.

"Santai saja"

"Aku..... aku..... aku..... "
Tenggorokan Lesti rasanya tercekat, dia tak bisa mengeluarkan kata-kata.

"Tenanglah"
Rizky mengusap tangan Lesti yang dia genggam, memberinya rasa tenang karena tak perlu ada rasa takut.

"Mungkin kamu belum siap. Kalau begitu kamu tak perlu memaksakan diri dan aku akan mengantarkan kamu pulang"
Ucap Rizky yang kini menatap Lesti yang seperti takut.

Tangan kanannya mengusap pipi chubby Lesti yang membuat pandangan mereka bertemu. Perlahan tatapan mata takut itu berubah menjadi keraguan.

"Kita sudah sampai disini, tidak baik kalau tidak berkunjung"
Rizky tersenyum untuk meyakinkan Lesti bahwa semua akan baik-baik saja.

Lesti keluar dan mulai memandang halaman serta rumah yang sudah tak asing lagi baginya. Hari ini memang pertama kali dia datang dan menginjakkan kaki disini tapi mimpinya setiap malam selalu memperlihatkan tata letak rumah ini.

"Lesti, lihat aku"
Ucap Rizky memegang kedua pundak Lesti agar menatapnya.

"Tidak ada seseorangpun dirumah ini yang bisa melukai kita. Kau mengerti!"
Rizky mencoba meyakinkan wanita mungil dihadapannya ini.

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang